Advertisement
Penerapan HOTS Harus Dipercepat

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL--Nilai matematika orang Indonesia dibandingkan negara lain masih rendah. Pola pembelajaran harus mulai diubah dari keterampilan berpikir tingkat rendah atau lower order thinking skills (LOTS) menjadi keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills (LOTS).
Data nilai tersebut berdasarkan penilaian Programme for Internasional Student Assessment (PISA) yang diperoleh dengan cara memberikan tes kepada siswa yang dipilih secara acak.
Advertisement
Dilansir dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), PISA merupakan sistem ujian yang diinisiasi oleh Organizational for Economic Cooperation and Development (OECD) untuk mengevaluasi sistem pendidikan dari 72 negara di dunia.
Mendikbud Muhadjir Effendy dalam kunjungannya ke Universitas Ahmad Dahlan Sabtu (3/11/2018) mengatakan selain model survei yang memang memiliki kelemahan karena sampel coverage tiap negara beragam, masih rendahnya nilai matematika Indonesia dikarenakan kebijakan awal sekolah yang berbeda.
Inggris, Singapura, Thailand, dan beberapa negara lain memiliki aturan awal sekolah adalah enam tahun, sementara Indonesia tujuh tahun. Siswa yang mengikuti survei PISA sendiri berusia 15 tahun.
"Umur 15 tahun kalau di Indonesia masih kelas tiga SMP, kalau di luar sudah SMA kelas satu. Maka materi yang diberikan beda. Itu penyebab kenapa nilai capaian anak-anak Indonesia rendah," kata dia dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika UAD.
Kendati demikian, Muhadjir mengakui jika pembelajaran matematika Indonesia masih kurang tepat. Standar PISA menggunakan sistem pendidikan HOTS sementara Indonesia masih menggunakan LOTS sehingga disebutnya tidak nyambung.
"Kita kadang teledor. Hal-hal yang mendasar terabaikan. Dugaan saya mungkin selama ini yang jadi menteri bukan dari pendidikan tetapi ekonom atau politisi sehingga dalam macro policy tidak mencakup," ucap Mendikbud.
Untuk mengejar ketertinggalan Indonesia, Menteri menginstruksikan agar para pengajar matematika dan mahasiswa yang mengambil jurusan matematika segera menyosialisasikan penerapan HOTS. Penerapan ini sangat mendasar dalam sistem pendidikan sehingga menurut dia perlu untuk segera direalisasikan.
Ia berpendapat penerapan HOTS sangat dibutuhkan dalam menghadapi era revolusi industry 4.0. HOTS bisa dilakukan dengan membangun beberapa karakter pada anak, antara lain critical thinking atau berpikir kritis, memiliki keterampilan berkomunikasi, kolaborasi atau kerja sama, dan percaya diri.
Namun menurut Muhadjir, mental berpikir kritis akan sulit terwujud jika dalam sistem pendidikan masih menggunakan sistem jawaban pilihan ganda.
"Selama masih ada ujian nasional berbasis multiple choice [pilihan ganda] ya susah [mencapai mental berpikir kritis]," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Polisi Ungkap Pelaku Pelecehan Seksual terhadap Penumpang Citilink di Bandara Soetta Berprofesi sebagai Dokter
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Kepala Pilar Tol Jogja-Solo Ditargetkan Selesai Dikerjakan Agustus 2025
- Daftar Jumlah PHK di Daerah Istimewa Yogyakarta Tiap Kabupaten dan Kota per Juni 2025
- Perpustakaan Sekolah di Bantul Belum Punya Pustakawan Profesional
- Pemkab Bantul Dorong Profesionalisme Koperasi
- Biro PIWPP Rumuskan Kebijakan Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di DIY
Advertisement
Advertisement