Advertisement
Foto Masjid dari Sabang-Marauke Dipamerkan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sebanyak 50 foto masjid yang diambil dari Banda Aceh hingga Fakfak, Papua dipamerkan di Gedung Yayasan Badan Wakaf (YBW) Universitas Islam Indonesia (UII), Jalan Cik Ditiro, Jogja, Minggu (25/11/2018) hingga Selasa (25/12/2018) mendatang. Pameran yang diinisiasi Lembaga Kebudayaan Embun Kalimasada YBW UII itu digelar untuk mengingatkan pentingnya kebudayaan dan menempatkan masjid tidak hanya sebagai tempat spiritual namun juga pembentuk karakter masyarakat.
Direktur Eksekutif Lembaga Kebudayaan Embun Kalimasada UII Hadza Min Fadhli Robby mengatakan dalam pameran tersebut foto-foto masjid dari Banda Aceh sampai Fakfak, Papua, mulai dari pembangunannya di abad ke-12 hingga hingg abad ke-21 ditampilkan. Pameran itu diharapkan menjadi refeleksi sejarah yang penting, sehingga ada mutualisme antara masjid dan masyarakat. Selain itu pihaknya berusaha untuk mendiskusikan kebudayaan yang mempertemukan antara tradisionalitas dam modernitas. "Pameran ini mengajak pengunjung tidak sekadar melihat masjid dari sisi estetika dan arsitektur atau hanya menempatkan masjid sebagai tempat urusan spiritual saja tetapi juga memposisikan masjid sebagai pembentuk masyarakat," ucapnya, Minggu.
Advertisement
Ketua Yayasan Badan Wakaf UII Suwarsono mengatakan pameran itu sebagai salah satu jalan kebudayaan, jalan damai yang seringkali ditinggalkan. Melalui Embun Kalimasada, pihaknya akan menggelar pameran sebanyak tiga kali dalam setahun, sebagai salah satu cara kebudayaan yang ditempuh perguruan tinggi dalam berkomunikasi dengan masyarakat. "Kami juga akan menggelar pameran tentang sajadah, ini sebagai masa depan Islam Indonesia, meskipun masyarakat Muslim di Indonesia ini banyak tetapi tidak ada satupun pabrik sajadah ada di Indonesia," katanya.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Ahmad Syafii Maarif yang hadir dalam pembukaan pameran itu menyatakab kasepakatannya, selain sebagai tempat suci, masjid harus memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat tidak hanya umat Islam. Dia mengatakan masjid saat ini memang sudah ada yang menjalankan fungsi memberikan manfaat bagi seluruh umat manusia, tetapi menurutnya belum efektif dan perlu ditingkatkan. "Ada fungsi itu tetapi masih nampak di ujung sana tetapi belum efektif. Itu karena kesalahan kita, selalu hanya membaca teks saja serta banyak godaan dunia," katanya.
Selain itu, jalan kebudayaan merupakan jalan sepi yang bisa menjadi solusi terdepan dalam memberikan sumbangsih kepada bangsa ketika politik kekuasaan menemui jalan buntu. Oleh karena itu dia mengapresiasi UII yang menampilkan pameran beragam masjid dari abad ke-12 hingga abad ke-21 itu.
Salah satu foto dalam pameran yang ia apresiasi adalah Masjid Kota Bandung yang diarsiteki oleh Ridwan Kamil karena tampak megah tidak seperti masjid. Menurut bangunan itu sah-sah saja karena tidak harus selalu berkiblat ke Arab. "Tetapi terpenting masjid jangan dipakai politik, mendukung satu pihak, jangan dipakai untuk tujuan pragmatisme politik, itu sangat konyol.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- 2 Kalurahan Gunungkidul Belum Bisa Cairkan Dana Desa Termin Kedua
- Jadwal DAMRI Jogja ke YIA Kulonprogo Selasa 16 September 2025
- Libur Panjang Berdampak Kenaikan 28 Persen Wisatawan di Sleman
- Kota Jogja Bahas Raperda Penyelenggaraan Keolahragaan
- Pemadaman Listrik Selasa 16 September 2025: Kalasan, Wonosari hingga Bantul
Advertisement
Advertisement