Advertisement
Prevalensi Kanker Tinggi, Jogja Didorong Jadi Kota Paliatif
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Himpunan Perawat Onkologi (Himponi) DIY mendorong Jogja agar bisa menjadi kota paliatif sehingga pasien paliatif bisa meningkat kualitas hidupnya.
Penyakit kanker menyumbangkan angka cukup besar bagi pasien paliatif seiring prevalensi kanker di DIY tertinggi di Indonesia. Pasien paliatif merupakan layanan kepada pasien yang penyakitnya sudah tidak bereaksi dengan pengobatan kuratif.
Advertisement
Ketua Himpunan Perawat Onkologi (Himponi) DIY Christantie Effendy mengatakan keperawatan paliatif merupakan pelayanan diberikan kepada pasien yang penyakitnya sudah dianggap tidak bereaksi terhadap pengobatan. Pasien jenis ini berhak mendapatkan pelayanan namun sebaiknya diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup sesuai kemampuannya.
Tetapi yang terjadi di tengah masyarakat, keluarga pasien paliatif justru melakukan pengobatan sampai pada titik darah penghabisan. "Kadang sampai menjual apa saja yang dimiliki demi kesembuhan pasien paliatif, budaya ini tidak cocok dengan WHO. Pada kondisi paliatif perawatan harus diarahkan pada peningkatan kualitas hidup pasien," ungkapnya dalam diskusi tentang pasien paliatif di salah satu resto di Sagan, Terban, Gondokusuman, Kota Jogja, Kamis (13/12/2018).
Himponi mendorong agar Jogja bisa menjadi kota paliatif, sehingga masyarakat, aparatur sipil negara (ASN) hingga tenaga medis kesehatan mendapatkan pengetahuan yang cukup soal paliatif. Ia meyakini, melalui cara perawatan dengan meningkatkan kualitas hidup pasien paliatif akan dapat mengurangi pembengkakan penggunaan anggaran BPJS. Karena proses pengobatan tidak menggunakan peralatan bermacam dengan biaya yang tinggi. Selain itu pasien yang sudah memasuki fase paliatif menjadi lebih bersemangat di sisa hidupnya tanpa harus memikir tindakan beragam pengobatan.
"Jogja harus didorong jadi Kota Paliatif, kalau ada regulasinya akan lebih baik. Butuh campur tangan banyak pihak termasuk fasilitas dan tenaga kesehatan harus siap. Karena kalau masyarakat sudah siap memahami apa yang harus dilakukan dengan kondisi paliatif maka dokter, perawat dan rumah sakit harus siap juga," ucapnya.
Ia menambahkan dari seluruh rumah sakit di DIY hanya RSUP Sardjito yang memiliki instalasi khusus paliatif. Ia menyadari, beberapa rumah sakit mungkin sudah ada yang melakukan tindakan paliatif terhadap pasien namun tidak menggunakan label pada unit atau instalasi khusus. Christantie menilai label keberadaan instalasi atau unit paliatif itu seharusnya ada, apalagi bagi rumah sakit yang ingin mendapatkan akreditasi dari Joint Commission International (JSI).
Salah satu kota di Indonesia yang sudah sadar terhadap pasien paliatif adalah Surabaya. Di kota ini beberapa rumah sakit sudah banyak yang memberikan layanan langsung datang ke rumah pasien paliatif hingga sudah memiliki taman khusus paliatif.
"Sehingga yang paliatif ini mendapat dukungan secara psikologis," ujarnya.
Christantie menilai Jogja atau DIY secara umum memiliki prevalensi kanker tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas 2013, DIY berada di urutan tertinggi dengan prevalensi 4,1 per 1.000 penduduk. Pasien paliatif di DIY 60% didominasi dari pasien kanker dengan beragam usia. seperti kanker serviks, nasofaring. Selain itu, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), jantung, stroke, gagal ginjal dan AIDS juga menyumbang data pasien yang banyak masuk fase paliatif.
Dari sisi usia kalangan tua termasuk tinggi menjadi pasien paliatif, mengingat Jogja menjadi incaran bagi pensiunan untuk hidup menetap menjalani masa tua. Namun dari kalangan anak maupun remaja juga cukup banyak menjadi pasien paliatif yang lebih banyak karena kanker.
"Dengan menjadi kota paliatif, masyarakat akan jadi lebih paham apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan ketila kondisi sudah paliatif. Pengambilan keputusan jadi lebih baik buat pasien maupun keluarga. Sehingga kalau sudah sadar ini kondisinya paliatif jadi tidak belanja dokter kemana-mana," katanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Ada Pemeliharaan, Cek Jadwal Pemadaman Listrik Kulon Progo Hari Ini (27/4/2024)
- Manfaatkan Layanan Cicilan Dana Bulanan, Begini Cara Sulap Utang agar Untung
- Jateng Kini Tak Punya Bandara Internasional, Nasib 2 Airport yang Turun Kelas
- Jadwal Bioskop XXI Hari Ini (27/4/2024): Banyak Film Keren yang Tayang
Berita Pilihan
Advertisement
Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Kasus Korupsi Timah, Bos Maskapai Penerbangan Terlibat
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- AHY Menegaskan Tidak Akan Ada Lagi Asal Menggusur di IKN
- Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di Wilayah DIY Jumat 26 April 2024
- Pegagan Berpotensi Memperbaiki Daya Ingat, Guru Besar UGM: Meningkatkan Dopamin
- Pj Walikota Jogja Singgih Raharjo Maju Pilkada, Begini Respons Pemda DIY
- Cegah Mafia Tanah, Kantor Pertanahan Jogja Dorong Masyarakat Punya Sertifikat Tanah Elektronik
Advertisement
Advertisement