Advertisement

BMKG: Hujan Es di Sleman Terjadi karena Awan Cumulonimbus

Yogi Anugrah
Rabu, 30 Januari 2019 - 01:37 WIB
Nina Atmasari
 BMKG: Hujan Es di Sleman Terjadi karena Awan Cumulonimbus Ilustrasi hujan. - JIBI/Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN- Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Yogyakarta Djoko Budiyono mengatakan fenomena hujan es yang terjadi di beberapa wilayah Sleman pada Selasa (29/1/2018) disebabkan oleh aktifitas awan cumulonimbus, yaitu awan rendah yang pertumbuhannya vertikal menjulang ke atas dan berbentuk gumpalan.

"Ketika awan itu muncul maka peluang terjadinya hujan yang disertai petir dan angin kencang bahkan hujan es bisa terjadi," kata dia kepada Harianjogja.com, Selasa (29/1/2019).

Advertisement

Lebih lanjut, ia menjelaskan awan ini puncaknya sangat tinggi hingga suhu bagian atas awan sudah minus, akibatnya bentuk partikel diatasnya adalah kristal kristal es. Kristal es di bagian atas inilah yang bisa turun ke bumi dalam bentuk es.

"Penyebab jatuhnya es dari awan ini bisa karna adanya turbulensi/golakan angin yang kuat atau bisa juga terpental ke bawah pada saat munculnya petir, pertumbuhan awan ini sampai ke wilayah Mlati, namun yang paling terasa di Seyegan," ucap dia.

Ia mengungkapkan, dampak lain yang bisa ditimbulkan oleh awan kumulonbus ini selain hujan es adalah hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang termasuk puting beliung.

"Hujan es itu kan cukup bahaya kalau terkena jika butirannya besar, namun biasanya tidak terlalu besar. Paling seukuran kelereng," ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!

News
| Sabtu, 20 April 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement