Advertisement

Melawan Sengsu, Miss Indonesia 2018 Bikin Mural di Kewek

Salsabila Annisa Azmi
Kamis, 31 Januari 2019 - 10:59 WIB
Nugroho Nurcahyo
Melawan Sengsu, Miss Indonesia 2018 Bikin Mural di Kewek Miss Indonesia 2018 Alya Nurshabrina melukis karya mural rancangannya di Jembatan Kewek, Kleringan, Kota Jogja, Rabu (30/1/2019). - Harian Jogja/Desi Suryanto

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Perdagangan anjing untuk dijadikan tongseng asu (sengsu) masih marak terjadi di kota-kota besar, termasuk di Kota Jogja. Aliansi Dog Meet Free Indonesia termasuk di dalamnya Animal Friends Jogja membuat mural interaktif bersama Alya Nurshabrina, Miss Indonesia untuk menentang perdagangan daging anjing. Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Salsabila Annisa Azmi.

Suara deru mesin kereta api yang melintas di atas Jembatan Kewek Jogja membuat Alya Nurshabrina sejenak mengernyitkan dahinya menahan kebisingan decit roda kereta api yang bergesekan dengan rel. Setelah gerbong kereta berlalu, Miss Indonesia 2018 itu kembali menyapukan ke tembok yang berada persis di bawah Jembatan Kewek.

Advertisement

Di hadapan Alya, terhampar lanskap tembok bercat putih yang telah disketsa mural berupa berpotong-potong puzzle yang tersebar dengan lambang aliansi Dog Meet Free Indonesia di tengah tembok. Beberapa bercak cat putih menempel pada paras Alya yang tertutupi dandanan tipis. Sambil sesekali mengusap noda cat pada wajahnya, Alya mulai bertutur tentang aksi kampanye antidaging anjing yang dia ikuti pada Rabu (30/1/2019) sore itu.

Ingatannya melayang di masa kecilnya. Alya dan keluarganya memiliki riwayat alergi bulu anjing. Meskipun begitu, cinta Alya kepada satwa, terutama anjing tak pudar. Dia kerap meletakkan makanan sisa di depan halaman rumahnya agar anjing tetangga yang berbadan kurus dapat memakannya. "Saya dan keluarga sudah anggap mereka [anjing-anjing liar] sebagai keluarga. Anehnya, banyak banget masyarakat yang justru makan daging anjing, sebelumnya mereka disiksa tidak berperikemanusiaan seakan-akan mereka benda tak bernyawa," kata Alya.

Alya mengaku telah menjalin hubungan yang baik dengan Animal Friends Jogja (AFJ), komunitas yang aktif memerangi kekerasan pada satwa, termasuk anjing. AFJ juga turut aktif meminimalisasi angka pembunuhan anjing dan angka konsumsi daging anjing dengan menyelamatkan anjing-anjing dari cengkeram penjual tongseng asu di Jogja. Alya mengaku pernah melihat video proses pembunuhan anjing yang akan dijadikan tongseng asu di Jogja. Darahnya mendidih, dia tak bisa menahan tangisnya.

"Jadi ketika AFJ gandeng saya bikin konsep karya seni interaktif untuk kampanye antidaging anjing ini, saya langsung tertarik bergabung. Saya memang sayang banget sama hewan. Terutama anjing," kata Alya yang tetap fokus memperhatikan goresan demi goresan kuas lukis tembok di atas sketsa logo Dog Meet Free bikinannya.

Konsep mural untuk kampanye antidaging anjing di bawah Jembatan Kewek merupakan ide murni Alya. Racikan konsep mural Alya terinspirasi oleh lukisan yang pernah dibuat Alya sebelumnya yang masih bertema potongan puzzle. Kali ini, Alya menggabungkan inspirasi lukisan terdahulunya dengan logo Dog Meet Free Indonesia. Nantinya, di bawah mural tersebut akan ditulis imbauan pada masyarakat “Silakan tempel jejak tanganmu di sini.” Harapannya, kumpulan dari jejak tangan masyarakat akan menghubungkan satu potong puzzle dengan potongan puzzle lainnya.

"Sampai akhirnya nanti puzzle itu saling terhubung dan berpusat pada logo Dog Meet Free Indonesia yang di tengah ini. Filosofinya, untuk memerangi kekerasan dan pembunuhan pada anjing yang sering dijadikan sengsu itu kami enggak bisa sendiri, harus ada partisipasi dari masyarakat," kata Alya sambil sesekali membenahi letak celemek yang melindungi pakaiannya dari bercak cat lukis tembok.

Membuat karya seni interaktif bukan kali pertama bagi Alya. Menurut pengalamannya, dengan karya seninya kali ini, kampanye antidaging anjing akan lebih merasuk ke pikiran masyarakat. Sebab masyarakat merasa dilibatkan langsung dalam gerakan tersebut. "Jelas bakal lebih ingat kalau habis nempelin jejak tangan di mural ini, nanti pasti cerita ke teman-temannya soal kampanye ini," kata Alya.

Di sisi timur tembok mural, Koordinator Animal Friends Jogja (AFJ), Angelina Pane, turut memantau proses penyelesaian mural interaktif oleh Alya dan lima rekannya dari Jawa Barat. Sambil memperhatikan tangan-tangan mereka menggores kuas, wanita yang akrab disapa Ina menuturkan pengalamannya yang selalu menjadi motivasinya menggerakkan kampanye antidaging anjing.

Bertahun-tahun lalu Ina datang sebagai mahasiswi asal Jakarta yang mengenal Kota Jogja sebagai kota budaya, pendidikan dan seni. Ada hal yang cukup membuatnya terkejut ketika membawa teman-temannya berkunjung ke Kota Jogja. "Mereka nanya 'eh sengsu di sini katanya enak, di mana tuh yang paling enak?' wah, bagi saya itu memalukan banget buat Kota Jogja, apalagi saya sebelumnya sudah tahu bagaimana anjing-anjing itu dibunuh. Biadab pokoknya," kata Ina.

Ina menjelaskan acara utama kampanye antidaging anjing tersebut merupakan kerja sama Dog Meet Free Indonesia, AFJ, Shaggydog dan Alya selaku Miss Indonesia 2018 yang banyak dijadikan teladan bagi masyarakat. Setelah mural diluncurkan pada Kamis (31/1) acara akan dilanjutkan dengan peluncuran video edukasi tentang kampanye antidaging anjing. Video akan ditayangkan di kawasan Malioboro, tepatnya di layar digital dekat Jembatan Kewek.

Ina mengatakan berdasar survei Dog Meet Free Indonesia tercatat masyarakat Indonesia yang mengonsumsi daging anjing sebesar 7% dari keseluruhan populasi masyarakat. Namun, angka 7% ini memberikan sumbangsih besar terhadap praktik penyiksaan anjing yang akan dikonsumsi dan berkontribusi besar terhadap penyebaran virus rabies di Indonesia.

Dog Meet Free Indonesia menyebutkan, World Health Organisation (WHO) secara eksplisit telah menyorot perdagangan daging anjing sebagai faktor penyebab penyebaran rabies di Indonesia karena anjing bukan binatang ternak. Dengan demikian, kesehatannya tidak terjamin, tidak ada status penyakit dan daftar vaksinasi apa saja yang sudah diterima anjing yang akan dikonsumsi.

Selain itu, proses panjang yang harus dilewati anjing-anjing itu juga memprihatinkan. Mereka adalah anjing peliharaan yang dicuri atau anjing liar yang dipungut, kemudian ditangkap dan dikumpulkan sebelum dimatikan untuk dikonsumsi.

Hasil penelusuran berskala nasional, Dog Meet Free Indonesia menemukan bahwa anjing-anjing yang ditangkap kemudian diikat mulutnya dengan kencang hingga kesulitan bernapas. Tubuh anjing dimasukkan ke dalam karung hingga tidak dapat bergerak. Ada pula yang dimasukkan ke dalam kandang berjejalan bersama anjing-anjing lainnya

Anjing-anjing ini dikirimkan ke rumah jagal atau restoran di berbagai kota di Indonesia. Pasca-penangkapan, mereka tidak diberi makan dan minum hingga kemudian ada yang jatuh sakit dan mati sebelum sampai tujuan karena dehidrasi.

Ina mengatakan anjing merupakan binatang peliharaan yang dapat memberi banyak manfaat bagi manusia, misalnya menjaga rumah, membantu kepolisian melacak tindak kejahatan, ikut andil dalam tindak penyelamatan bencana, dan sebagainya. Maka perdagangan daging anjing juga merupakan tindakan yang melanggar hukum dan peraturan berkaitan dengan kesehatan manusia dan kesejahteraan hewan sehingga harus segera dihentikan.

"Dalam kampanye ini kami menggandeng Alya sebagai Miss Indonesia 2018 dan seorang seniwati yang aktif berkegiatan seni. Kami pikir karena Jogja juga kota seni dan budaya, kami kepikiran untuk bikin mural sebagai media edukasi ke masyarakat. Di mana muralnya sangat interaktif. Harapannya pesannya bisa lebih diingat oleh masyarakat," kata Ina. ([email protected])

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BKKBN-TNI AD Kolaborasi Membangun Sumber Air Bersih Guna Turunkan Stunting

News
| Kamis, 25 April 2024, 18:27 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement