Advertisement

Mahasiswa dan Alumni ISI Jogja Gelar Doa Bersama untuk Korban Tragedi Christchurch

Hafit Yudi Suprobo
Sabtu, 16 Maret 2019 - 22:24 WIB
Nina Atmasari
Mahasiswa dan Alumni ISI Jogja Gelar Doa Bersama untuk Korban Tragedi Christchurch Suasana Doa Bersama yang dilakukan oleh mahasiswa ISI Yogyakarta yang diikuti oleh alumni ISI Yogyakarta di Masjid Al Muhtar, Sabtu (16/3/2019). - Harian Jogja/Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL--Doa bersama dilakukan oleh mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Jogja pasca aksi brutal yang dilakukan oleh Brenton Harrison Tarrant, 28, yang mengakibatkan 49 orang meninggal dunia dan 48 lainnya cedera dalam peristiwa penembakan terhadap jemaah dua masjid yang tengah menunaikan ibadah salat Jumat di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3/2019).

Panitia acara doa bersama, Muhammad Irsyad, mengatakan sudah menjadi tradisi ISI ketika ada bencana atau ada suatu tragedi, maka dilakukan doa bersama. "Ketika melihat kejadian di Christchurch, Selandia Baru, teman-teman malah pada minta, yuk kita ngadain doa bareng, bahkan dari alumni juga," katanya kepada Harian Jogja, Sabtu (16/3/2019).

Advertisement

Irsyad juga mengatakan jika doa bersama digelar untuk memberikan support dan untaian doa untuk korban tragedi penembakan Christchurch, yang salah satunya adalah alumni ISI bernama Zulfirmansyah.

Irsyad mengatakan kejadian seperti itu seringkali menimbulkan aksi saling tuduh. "Gimana caranya kita berfikir positif, tidak hanya ditulis di medsos pray for mana, dan itu hanya dijadikan poster, nah kita ingin sosmednya juga digalakkan tapi aksi nyatanya juga ada, yaitu dengan doa bersama ini," katanya.

Yul Hendri Alumni ISI Jogja jurusan Patung tahun 1985 mengatakan jika ia berharap Zulfirmansyah cepat sembuh. "Ya Alhamdulillah sekarang sudah membaik, tadi dapat kabar begitu," ujarnya.

Yul mengatakan jika aksi brutal Brenton Harrison Tarrant merupakan aksi teroris. "Yang penting dia [Zulfirmansyah] selamat aja sudah alhamdulillah," ungkapnya.

Adapun, Ali Umar alumni ISI Jogja jurusan Patung 1987 mengharapkan jika pemerintah dapat memberangkatkan keluarga Zulfirmansyah ke New Zealand. "Saya dapat dari salah satu postingan jika keluarga Zulfirmansyah menunggu pemerintah untuk memberangkatkan mereka," terangnya.

Ali Umar menuturkan jika Zulfirmansyah sendiri merupakan anggota dari Sakato Art Community. "Ia dia masih aktif sampai sekarang," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus

News
| Jum'at, 26 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement