Advertisement
Imbas Blokade TPST Piyungan: 250 Ton Sampah Menumpuk di 142 TPS dan 8 Depo Setiap Hari di Jogja
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Akses Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan ditutup warga sejak Minggu (24/3/2019) lalu karena tuntutan penduduk setempat yang tak kunjung dipenuhi oleh pemerintah. Imbasnya, warga Jogja harus berhadapan dengan tumpukan sampah yang terus menggunung.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jogja mengatakan setiap hari Kota Jogja memproduksi sebanyak 250 ton sampah. Sampah-sampah ini ditampung ke 142 tempat pembuangan sampah (TPS) sementara dan delapan depo transit sampah.
Advertisement
Sejak TPST Piyungan ditutup, sirkulasi sampah mandek. Ini mengakibatkan menumpuknya sampah di setiap TPS dan depo, hingga menyebabkan lingkungan kotor dan bau. Truk-truk pengangkut sampah pun terlihat berhenti di kantor DLH Jogja dengan kondisi penuh sampah.
Suyana mengatakan selama TPST Piyungan belum dibuka, langkah jangka pendek yang akan ia ambil adalah menyemprotkan disinfektan di setiap tumpukan sampah. Ini adalah penanganan sementara agar sampah yang terbengkalai tidak menjadi sumber penyakit bagi warga sekitar
Ia mempersilahkan masyarakat tetap membuang sampah-sampah di depo, karena lebih baik menumpuk sampah di depo daripada menyebarnya ke berbagai tempat. “Silakan ditaruh situ, nanti kami yang merapikannya setiap hari,” kata Suyana.
Meski demikian, ia menghimbau agar masyarakat lebih bijak dalam mengelola sampah rumah tangganya. Guna meminimalkan penumpukan sampah di TPS dan depo, masyarakat juga harus berperan dalam mengurangi jumlah sampah yang diproduksi setiap hari. “Jangan buang yang masih bisa digunakan, atau bisa juga diberikan ke pemulung, itu kan tidak sampai di TPA,” katanya.
DLH Jogja menargetkan pengurangan volume sampah pada 2025 sebesar 30%. Sampai saat ini, pengurangan sampah Kota Jogja belum sesuai dengan yang ditargetkan. Suyana pun mengajak masyarakat untuk lebih memilah mana yang masih bisa dimanfaatkan dan mana yang memang benar-benar sudah waktunya dibuang.
Suyana juga mengharapkan agar pengelolaan TPST Piyungan diperbaiki. Menurut dia, kunci dalam persoalan TPST Piyungan ini adalah penyediaan alat berat dan tanah uruk. Jika kedua komponen ini dapat terpenuhi, tidak akan timbul permasalahan seperti yang dikeluhkan warga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Barbados Mengumumkan Mengakui Palestina Sebagai Sebuah Negara
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
- Jadwal KRL Solo-Jogja, Berangkat dari Palur Sabtu 20 April 2024
- Dibanding Tahun Lalu, Jumlah Turis dan Belanja Wisatawan Kota Jogja Kali Ini Naik Selama Libur Lebaran
- Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja
- Pansus DPRD DIY Mulai Bahas Perubahan Aturan Soal Pengisian Jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur
Advertisement
Advertisement