Advertisement

Imbas Blokade TPST Piyungan: 250 Ton Sampah Menumpuk di 142 TPS dan 8 Depo Setiap Hari di Jogja

Lugas Subarkah
Selasa, 26 Maret 2019 - 21:27 WIB
Budi Cahyana
Imbas Blokade TPST Piyungan: 250 Ton Sampah Menumpuk di 142 TPS dan 8 Depo Setiap Hari di Jogja Tumpukan sampah di TPAS Piyungan, Kamis (19/4/2018). Saat ini volume sampah yang dibuang ke TPAS tersebut sudah hampir 600 ton per hari. Meningkat dari tahun lalu yang berkisar 450-500 ton per hari. - Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Akses Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan ditutup warga sejak Minggu (24/3/2019) lalu karena tuntutan penduduk setempat yang tak kunjung dipenuhi oleh pemerintah. Imbasnya, warga Jogja harus berhadapan dengan tumpukan sampah yang terus menggunung.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jogja mengatakan setiap hari Kota Jogja memproduksi sebanyak 250 ton sampah. Sampah-sampah ini ditampung ke 142 tempat pembuangan sampah (TPS) sementara dan delapan depo transit sampah.

Advertisement

Sejak TPST Piyungan ditutup, sirkulasi sampah mandek. Ini mengakibatkan menumpuknya sampah di setiap TPS dan depo, hingga menyebabkan lingkungan kotor dan bau. Truk-truk pengangkut sampah pun terlihat berhenti di kantor DLH Jogja dengan kondisi penuh sampah.

Suyana mengatakan selama TPST Piyungan belum dibuka, langkah jangka pendek yang akan ia ambil adalah menyemprotkan disinfektan di setiap tumpukan sampah. Ini adalah penanganan sementara agar sampah yang terbengkalai tidak menjadi sumber penyakit bagi warga sekitar

Ia mempersilahkan masyarakat tetap membuang sampah-sampah di depo, karena lebih baik menumpuk sampah di depo daripada menyebarnya ke berbagai tempat. “Silakan ditaruh situ, nanti kami yang merapikannya setiap hari,” kata Suyana.

Meski demikian, ia menghimbau agar masyarakat lebih bijak dalam mengelola sampah rumah tangganya. Guna meminimalkan penumpukan sampah di TPS dan depo, masyarakat juga harus berperan dalam mengurangi jumlah sampah yang diproduksi setiap hari. “Jangan buang yang masih bisa digunakan, atau bisa juga diberikan ke pemulung, itu kan tidak sampai di TPA,” katanya.

DLH Jogja menargetkan pengurangan volume sampah pada 2025 sebesar 30%. Sampai saat ini, pengurangan sampah Kota Jogja belum sesuai dengan yang ditargetkan. Suyana pun mengajak masyarakat untuk lebih memilah mana yang masih bisa dimanfaatkan dan mana yang memang benar-benar sudah waktunya dibuang.

Suyana juga mengharapkan agar pengelolaan TPST Piyungan diperbaiki. Menurut dia, kunci dalam persoalan TPST Piyungan ini adalah penyediaan alat berat dan tanah uruk. Jika kedua komponen ini dapat terpenuhi, tidak akan timbul permasalahan seperti yang dikeluhkan warga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Barbados Mengumumkan Mengakui Palestina Sebagai Sebuah Negara

News
| Sabtu, 20 April 2024, 20:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement