Advertisement
Olifant Latih Kemandirian Siswa dengan Camping

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Guna memberikan kegiatan positif bagi peserta didik, Olifant School mengadakan program spesial, Camping. Acara ini dirancang sesuai spesifikasi level challenge siswa kelas III SD.
Elementary Vice Principles of Student Aafair Olifant School, Isya Primaruti, mengatakan melalui program ini, siswa diajak emngenal pramuka sebagai wadah ekstrakurikuler wajib di Indonesia. Pramuka bertujuan membentuk generasi muda yang berakhlak mulia, patriotik, disiplin dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa.
Advertisement
“Dalam Kurikulum 2013, pendidikan kepramukaan juga ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib. Camping kami pilih karena dapat melatih keterampilan siswa, termasuk dalam pola dan rincian kegiatan pendidikan kepramukaan untuk melatih kemandirian siswa dan beberapa keterampilan dasar lainnya,” kata dia dalam rilis kepada Harian Jogja, Rabu (3/4).
Bertajuk Leadership Fun for Grade 3, peserta diharapkan dapat mengimplementasikan materi kepramukaan dan life skill. Selama acara, anak didorong mampu bekerja sama dengan baik dan menguatkan rasa kepemimpinan terhadap diri sendiri yang berguna bagi kehidupan sehari-hari mereka. Selain itu, kata dia, sesuai dengan kurikulum spesial di Olifant School untuk mengembangkan life skill siswa, guru-guru telah menyiapkan aneka kegiatan yang merangsang perkembangan independency, responsibility, self-confidence, perseverance, planning & organizing dan resourcefulness.
“Mengacu pada standar operasional prosedur sekolah tentang safety and security, pelaksanaan kegiatan siswa, Camping yang sedianya dilaksanakan di daerah Kaliurang dialihkan ke halaman sekolah. Sebab kondisi cuaca tak mendukung dan aktivitas Gunung Merapi tengah meningkat. Walau begitu, antusiasme dan keceriaan para siswa tidaklah berkurang,” ujarnya.
Aktivitas yang diikuti oleh 50 siswa-siswi kelas III dan 12 guru tahun ini cukup unik. Sebab pelaksanaan jelajah malam digelar bersamaan dengan Earth Hour. “Praktis lingkungan sekolah dalam keadaan gelap gulita. Tiap kelompok berjalan dengan berbekal senter untuk mengerjakan tugas-tugas yang ada di lima pos. Tentunya hal ini tidak hanya menguji kekompakan tim, wawasan kepramukaan dan kebangsaan yang luas, tetapi juga menguji keberanian anak-anak untuk menjelajahi area sekolah dalam keadaan gelap,” ungkapnya.
Sebagai hiburan, setelah penyalaan api unggun dan pentas seni dari tiap kelompok, siswa dapat membakar jagung dengan pilihan rasa kesukaannya. Saat malam hari, setiap kelompok tidur bersama di dalam tenda. Mereka tidur pukul 00.00 WIB dan bangun sekitar pukul 04.30 WIB untuk melaksanakan salat subuh dan doa pagi dan bersiap jelajah alam dan olahraga pagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

3 Orang Tewas di Pesta Rakyat Garut, Polisi Selidiki Unsur Kelalaian di Balik Tragedi Rangkaian Pernikahan Putra Dedi Mulyadi
Advertisement

Agenda Wisata di Jogja 19-31 Juli 2025, dari Pertamax Turbo Drag Fest 2025, Gamelan Festival, KAI Bandara Night Fun Run hingga Tour De Merapi
Advertisement
Berita Populer
- Catat! Ada Ratusan Layang-Layang Hiasi Langit Pantai Parangkusumo pada JIKF 2025, 26-27 Juli 2025
- Ada Materi tentang Narkoba dalam MPLS untuk Pelajar di Sleman
- Mobil Nissan Tabrak Pejalan Kaki dan Empat Kendaraan di Jalan Parangtritis Km 24 Bantul, Dua Orang Patah Tulang
- Bus Sekolah Ramai Peminat, Dishub Berencana Tambah Dua Unit Layani Rute Baru
- Ditawari Jadi Staf Dapur di Thailand, Perempuan Warga Jogja Malah Dibawa ke Kamboja, Dipaksa Jadi Penipu Online
Advertisement
Advertisement