Advertisement
Mudik Lebaran, 3,9 Juta Kendaraan Diprediksi Masuk Sleman
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Sleman memprediksi akan ada 3,95 juta kendaraan yang masuk wilayah Sleman pada mudik lebaran 2019 ini.
Kepala Bidang (Kabid) Transportasi Dishub Sleman, Marjanto mengatakan, pada mudik lebaran 2018 lalu, ada 3.855.079 kendaraan yang masuk wilayah Sleman. Jumlah tersebut, terdiri dari 1.506.018 mobil pribadi dan 2.349.061 sepeda motor.
Advertisement
“Pada mudik lebaran 2019, diprediksi ada 3.953.870 kendaraan yang masuk wilayah Sleman, yang terdiri dari 1.581.319 mobil pribadi dan 2.372.551 sepeda motor. Prediksi ini meningkat sekitar tiga persen dari jumlah kendaraan yang masuk wilayah Sleman pada 2018,” kata dia, Rabu (22/5/2019)
Lebih lanjut, ia mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan peningkatan tersebut, mulai dari tingkat kepemilikan kendaraan pribadi masyarakat yang semakin tinggu, selain itu, dikarenakan DIY juga merupakan daerah tujuan wisata.
“Perkiraan puncak arus mudik terjadi pada Jumat (31/5/2019) atau H-5 lebaran dan puncak arus balik pada Minggu (9/6/2019) atau H+3 lebaran,” ucap dia.
Ia pun mengimbau, masyarakat untuk tidak mudik menggunakan kendaraan pribadi, terutama roda dua, sebab hal tersebut sangat berpengaruh terhadap keselamatan berkendara.
“Mungkin bisa ikut mudik gratis yang telah disediakan oleh pemerintah, atau kalau memang menggunakan sepeda motor, untuk menaati rambu dan istirahat kalau sudah capek, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan,” kata dia.
Sementara itu, Dewan Peneliti Pusat Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM Arif Wismadi mengatakan dampak dari beroperasi dan tersambungnya jaringan tol di Jawa, akan mengalirkan arus mudik pada ruas-ruas yang terhubung.
“Kebijakan penggunaan jalan tol yang memudahkan pemudik dari Jakarta ke Jawa dan persepsi adanya kemudahan penggunaan kendaraan pribadi untuk pulang mudik, akan sangat berpengaruh pada tingginya arus kendaraan pemudik,” kata dia.
Selain itu, kata dia, kondisi infrastruktur transportasi di DIY yang saat ini masih banyak dalam kondisi proses pembangunan tentu akan mempengaruhi suasana mudik.
“Selain rekayasa lalulintas yang sifatnya antisipatif, informasi kondisi dan gangguan lalulintas serta alternatif jalur harus disediakan untuk pemudik. Penyebaran informasi formal melalui jejaring formal sosial media bisa cukup membantu,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kerugian Negara Akibat Kasus yang Menjerat Tom Lembong Rp194 Miliar
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting di Gunungkidul, Warga Diberikan Bantuan Indukan Ayam Petelur
- Jalur dan Titik Keberangkatan Trans Jogja Melewati Kampus, Sekolah, Rumah Sakit, dan Malioboro
- Ubur-ubur Sudah Bermunculan di Sejumlah Pantai Kulonprogo, Wisatawan Diminta Waspada
- Disnakertrans Bantul Alokasikan Anggaran JKK dan JKM untuk Masyarakat Miskin Esktrem
- Sekolah Rakyat di DIY Masih Kekurangan Guru, DPRD Nilai Terlalu Terburu-Buru
Advertisement
Advertisement