Advertisement

Garukan Gepeng Minim di Bulan Puasa

Fahmi Ahmad Burhan
Minggu, 26 Mei 2019 - 02:07 WIB
Galih Eko Kurniawan
Garukan Gepeng Minim di Bulan Puasa Ilustrasi pengemis jalanan - JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kulonprogo hanya menggelar sekali penjangkauan gelandangan dan pengemis (gepeng) selama bulan puasa tahun ini. Di tahun ini, dari target penjangkauan 12 kali, Dinsos P3A sudah digelar tiga kali penjangkauan.

Kepala Bidang Perlindungan Sosial Dinsos P3A Kulonprogo Sunaryo mengungkapkan agenda sekali penjangkauan di bulan puasa dilakukan pada Kamis (23/5) dengan menggandeng Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Advertisement

“Hasilnya hanya satu pengemis atau gelandangan saja yang dibawa,” ujarnya, Jumat (24/5/2019). Penjangkauan dilakukan pada Kamis di Kecamatan Wates, wilayah Desa Bendungan, sampai Kecamatan Temon.

Selama puasa hanya menggelar satu kali penjangkauan karena kamp di Dinas Sosial DIY yang digunakan untuk tempat gepeng dikumpulkan penuh. Selama 2019 sampai saat ini, penjangkauan sudah dilakukan sebanyak tiga kali. Tahun ini, DP3A menargetkan penjangkauan sebanyak 12 kali.

Di tahun lalu, Dinsos P3A Kulonprogo menggelar penjangkauan sebanyak 10 kali. Hasilnya, 58 gepeng terjaring dan dibawa ke kamp pada tahun lalu. Sunaryo mengatakan setelah dimasukan ke kamp, gepeng akan dipulangkan ke tempat asalnya masing-masing.

Gepeng yang ada di Kulonprogo banyak yang berasal dari wilayah luar Kulonprogo, seperti Kebumen dan Purworejo. “Kalau yang sudah tahu asal usulnya, dikembalikan ke tempat tinggalnya semula. Kalau yang tidak punya tempat tinggal ditempatkan di panti,” tutur Sunaryo.

Kepala Satpol PP Kulonprogo Sumiran mengatakan dalam menggelar penjangkauan, instansinya bekerja sama dengan masyarakat sekitar. Penjangkauan terhadap gepeng dan psikotik dilakukan mengacu pada aturan di Peraturan Daerah No.4/2013 tentang Ketertiban Umum.

“Terkadang dalam melakukan penjangkauan, tim dapat informasi dari masyarakat. Ada laporan karena gepeng tersebut sudah dianggap meresahkan,” kata Sumiran. Selain itu, di tiap kecamatan juga ada tim, baik dari Bhabinkamtibmas Polsek juga di desa yang biasanya memberikan laporan terkait dengan ketertiban umum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement