Advertisement

Siapkan Jadwalmu, Ini Rangkaian Acara FKY 2019

Abdul Hamied Razak
Kamis, 27 Juni 2019 - 02:17 WIB
Nina Atmasari
Siapkan Jadwalmu, Ini Rangkaian Acara FKY 2019 Kontingen pawai pertama FKY 30, marching band Projotamansari memeriahkan pembukaan FKY 30 di sepanjang Jalan Malioboro, Senin (23/7/2018). - Harian Jogja/Salsabila Annisa Azmi

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2019 yang digelar sejak 4 hingga 21 Juli, mengangkat tema Mulanira: ruang | ragam | interaksi.

Pawai ini menjadi tradisi khas FKY yang menandai dimulainya festival tahunan ini. "Berbeda dari tahun sebelumnya, pawai pembukaan kali ini akan dimulai dari dua titik yang berbeda," kata Gintani Nur Apresia Swastika, Direktur Kreatif FKY 2019, saat jumpa pers di Pendopo Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY, Rabu (26/6/2019).

Advertisement

Titik pertama kontingen akan dilepas dari Kepatihan, sementara di titik kedua kontingen dilepas dari Alun-alun Pakualaman. Rombongan yang berangkat dari dua titik berbeda ini kemudian akan bertemu di kawasan 0 kilometer, tepatnya di depan bekas Gedung Sonobudoyo (eks-KONI), tempat para tamu undangan berada.

Nanti akan ada sekitar 33 kontingen pawai yang terdiri dari elemen penting pemajuan kebudayaan yaitu komunitas seni dan budaya, sanggar-sanggar, institusi pendidikan, dan perwakilan desa budaya.

"Dari dua titik tersebut, mereka akan dipertemukan di kawasan 0 kilometer sebagai simbol pembangun kebudayaan," jelas dia.

Ada juga program Wirama, Wiraga, Wirasa yang digelar mulai 8 sampai 16 Juli. Sesuai namanya program ini adalah rangkaian tiga jenis kegiatan. Wirama, berupa pameran seni rupa yang rencananya akan dilaksanakan di Gedung Sonobudoyo (eks-KONI). Pada pameran ini akan ditampilkan karya-karya lama dari para seniman. Proses berkarya para seniman tersebut sehingga menghasilkan karya-karya yang ditampilkan ini, akan diungkapkan selama pameran ini.

Adapun wiraga adalah pameran instalasi publik berlokasi di Alun-alun Kidul. Wujudnya berupa menghias odong-odong yang merupakan salah satu wujud budaya populer, dengan aksara Jawa sebagai wujud budaya tradisional. Pada hari pertama pameran instalasi publik ini, akan digelar wayang kulit semalam
suntuk.

Wirasa berbentuk lokakarya yang dilakukan tiga seniman musik untuk membuat komposisi musik bersama siswa didik di Taman Siswa. Ada dua materi utama yang dibahas, meliputi "Menggubah Komposisi Kinanthi Sandung sesuai dengan latar belakang genre musisi masing-masing”, dan menggubah atau membuat komposisi lagu dolanan anak.

"Acuan metode yang digunakan adalah Metode “SARI SWARA” dengan Sistem “AMONG”," jelasnya.

Selanjutnya, Kegiatan Teater pada 17 Juli di Pendopo Art Space. Program ini akan menjadi wadah kolaborasi antara sutradara senior, sutradara muda, dan aktor-aktor muda dari Teater Gadjah Mada. Ada juga Panggung Kontemporer: Lintasan yang digelar pada 19 Juli. Program ini berupa panggung kontemporer yang bertujuan merayakan praktik kesenian lintas disiplin yang kerap dilakukan para seniman.

"Tema besar yang diangkat berupa Elektronika, Gamelan, Visual," ujarnya.

Pesta Rakyat Kampung Terban digelar pada 13 Juli. Sesuai namanya, program ini mempertemukan potensi seni budaya kampung Terban dengan pemikiran tokoh-tokoh budaya yang ada di Terban. Kegiatan program ini berupa bazaar produk UMKM, pementasan ketoprak tuna netra, macapatan, dan musik.

Paksi Raras Alit, Ketua Umum FKY 2019 mengatakan kegiatan terakhir adalah “PANGGIH” pada 15 Juli. Program ini akan dilaksanakan di Museum Pangeran Diponegoro. Dirancang untuk membangun ruang dialog antara dua elemen budaya dalam tradisi masyarakat Jawa. Elemen tersebut adalah sandang dan pangan.

Selain program-program tersebut, FKY masih menawarkan beragam kegiatan dan aktivitas lain untuk seluruh masyarakat. Misalnya Pasar Seni, terdiri dari 50 stan, yang digelar tiap hari selama pelaksanaan festival di Kampoeng Mataraman.

"Itu masih ditambah lagi adanya Pasar Tiban, terdiri dari 20 stan produk kreatif dan 10 stan produk kuliner, yang dibuka setiap akhir pekan, mulai Jumat hingga Minggu, di sekitar Telaga Julantoro," katanya.

Ada pula workshop-workshop, lokakarya, diskusi, dan tidak ketinggalan panggung seni dan hiburan yang tidak hanya berlokasi di Kampung Mataraman saja, melainkan tersebar di beberapa titik di Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul.

Pertimbangan mengadakan FKY tahun ini di Desa Panggungharjo, lanjut dia, karena desa ini secara infrastruktur sudah mapan. Selain itu dari sisi area selain diperhitungkan mampu menampung pengunjung, ada beberapa titik yang unik dan bisa diaktivasi untuk pelaksanaan program-program festival ini.

“Misalnya kehadiran Pasar Tiban yang mengaktivasi area Telaga Julantoro, sambil sekaligus memperluas spektrum produk kreatif yang ditawarkan di FKY ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja
Pemda DIY Perkuat Komitmen Antikorupsi

Pemda DIY Perkuat Komitmen Antikorupsi

Jogjapolitan | 9 hours ago

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Hari Warisan Dunia Tekankan Peran Anak Muda sebagai Pelestari Warisan Budaya Berkelanjutan

News
| Kamis, 18 April 2024, 23:57 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement