Advertisement
Pentingnya Meninjau Sudut Pandang Anak
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Terkadang dalam satu waktu orang tua atau orang dewasa mengalami satu kebingungan yang luar biasa dalam menghadapi anak. Setiap orang tua mengalami dan mempunyai pendapat bahwa susah sekali memberikan pemahaman pada anak-anak.
Marketing Communication Olifant School Mariana Hastuti mengatakan terkadang ketika berdiskusi atau mengobrol dengan anak-anak, melihat tingkah laku mereka, orang tua bisa mendapatkan kejutan-kejutan dari mereka. Dalam salah satu pesan komersial, anak-anak ditanya apa pendapat mereka tentang suatu permainan yang melibatkan kotor dan bahaya. Dari pendapat anak-anak mereka berkata bahwa permainan seperti itu adalah asyik, seru, dan segala hal yang menyenangkan. "Sementara, menurut orang tua, ketika mereka bermain, dalam bayangan kita adalah kotor, keringatan, bahaya, dan banyak lagi hal-hal yang sepertinya adalah mimpi buruk bagi orang tua," ujar dia dalam rilisnya, Rabu (3/7).
Advertisement
Hal yang selanjutnya perlu menjadi perenungan dan usaha dari orang tua adalah bagaimana bisa memahami anak-anak. Pertama yakni memberikan waktu mendengarkan anak bercerita. Perlu waktu untuk orang tua duduk mendengarkan mereka, dan memahami apa yang mereka pikirkan.
Kedua, mencoba menempatkan di posisi anak. Satu keuntungan dan kelebihan orang tua dibanding dengan anak-anak, yaitu pernah mengalami masa anak-anak, sedangkan anak-anak belum pernah mengalami masa dewasa. "Tentu akan lebih mudah untuk membayangkan dan menempatkan posisi sebagai anak-anak, karena kita pernah mengalami dan memikirkan apa yang mereka pikirkan. Sehingga dengan begitu kita akan bisa mengarahkan anak kita sesuai dengan apa yang mereka perlukan."
Ketiga yakni menerima pendapat anak. Kecenderungan orang tua adalah memberikan pendapat dan aturan kita kepada anak-anak karena merasa yang paling tahu tentang kebutuhan mereka. Ketika orang tua belajar untuk mendengarkan, orang tua terkadang akan mendapatkan berbagai nilai positif yang tidak terduga.
Keempat, memberikan jawaban atas kebutuhan anak-anam, bukan kebutuhan orang tua. "Seperti di atas, ketika ada anak bertanya kepada kita, kita akan cenderung untuk memberikan jawaban sesuai dengan apa yang kita pikirkan, apa yang kita butuhkan. Bukan karena apa yang mereka perlukan."
Kelima, mengenali dan menggambarkan emosi. Sering berinteraksi dengan anak, sering mendengarkan mereka bercerita, akan lebih memudahkan orang tua untuk mengenali ekspresi emosi mereka. Ketika orang tua bisa mengenali emosi anak, orang tua akan mudah mengarahkan anak.
Perlu juga memberikan contoh yang pas untuk anak-anak dalam mengekpresikan emosi. Ini juga merupakan salah satu cara untuk memudahkan orang tua mengenali emosi mereka. "Karena sebenarnya anak akan mengekspresikan emosi sesuai dengan model yang mereka dapat. Dengan kita memberikan contoh yang tepat, kita akan mudah tau apa yang mereka rasakan."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Muncul Aksi Unjuk Rasa di Kantor KPU DIY
- Danais Kembali Dikucurkan untuk Mendukung Program Becak Listrik di 2024
- Heroe Poerwadi Kumpulkan Berkas Pendaftaran Cawali ke DPD Golkar Kota Jogja
- Kereta Api Terlambat, Daops 6 Yogyakarta Minta Maaf
- PENINGKATAN KAPASITAS SDM WISATA: Dispar DIY Gelar Pelatihan Penyelenggaraan Event
Advertisement
Advertisement