Advertisement
Sasaran Program Ketahanan Pangan Fokus di Desa Tegalrejo dan Watugajah

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Pemkab Gunungkidul memfokuskan program ketahanan pangan di Desa Tegalrejo dan Watugajah di Kecamatan Gedangsari.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Fajar Ridwan, mengatakan berdasar hasil kajian yang dilakukan di 2018, dari 144 desa di Gunungkidul, terdapat dua desa yang masuk kategori rawan pangan yakni Desa Watugajah dan Tegalrejo di Kecamatan Gedangsari.
Advertisement
Menurut dia, dengan kajian tersebut maka tahun ini program ketahanan pangan difokuskan di dua desa tersebut. “Selain mempertahankan predikat swadaya pangan di 142 desa, program difokuskan untuk ketahanan pangan di dua desa,” kata Fajar, Senin (5/8/2019).
Dia menjelaskan untuk ketahanan pangan sudah disediakan beberapa program pengentasan. Selain rutin memberikan bantuan benih, upaya lain dilakukan dengan pemanfaatan lahan pekarangan untuk budi daya tanaman pangan. “Kami kembangkan kelompok wanita tani dengan memanfaatkan tanah pekarangan untuk ditanami berbagai jenis tanaman pangan,” tuturnya.
Fajar menambahkan, program ketahanan pangan tidak hanya dilakukan oleh Pemkab. Dalam pelaksanaan, Pemda DIY ikut berpartisipasi salah satunya dengan membentuk lembaga akses pangan.
Di dalam program ini Pemda DIY memberikan fasilitas dengan pembentukan lembaga akses pangan di setiap desa. Diharapkan dengan adanya fasilitas ini ketersediaan pangan bisa tercukupi sehingga masyarakat bisa mengakses dengan mudah. “Satu desa ada satu,” katanya.
Menurut dia, bantuan ini bersifat stimulan dan didalam pengelolaan mendapatkan dana Rp50 juta-Rp75 juta. “Ini untuk pengelolaaan dan mudah-mudahan bisa dikembangkan dalam upaya mengatasi krisis pangan,” katanya.
Kepala Desa Tegalrejo, Sugiman, membenarkan desanya menjadi salah satu desa rawan pangan di Gunungkidul. Menurut dia, Pemdes Tegalrejo berupaya untuk mengatasi permasalah tersebut dengan menggunakan program dari dana desa. “Desa kami masuk dalam wilayah rawan pangan karena kondisi geografis. Tapi kami terus berusaha menjadi desa yang mandiri pangan,” katanya.
Untuk mengatasi masalah ini dilakukan pemberian bantuan benih, obat dan pupuk. Ke depan, pemerintah desa juga membuat sumur air dalam untuk membantu pemeliharaan pertanian di musim kemarau. “Kami juga berupaya mengajukan pembuatan bendungan di sungai. Harapannya dengan adanya bendungan bisa membantu pengairan saat kemarau sehingga tanaman pertanian bisa tetap tumbuh subur,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Sidang Kasus Perundungan Dokter Aulia Risma, Dekan FK Undip Tak Ada Iuran di PPDS
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Berita Populer
- Wiyos Santoso, Ni Made dan Aris Eko Masuk Tiga Besar Kandidat Sekda DIY
- Prestasi ORI DIY, Selesaikan 177 Laporan Selama Semester I 2025, Paling Banyak Soal Isu Pendidikan
- Libur Sekolah, Museum Sandi Ramai Dikunjungi Wisatawan Keluarga
- Leptospirosis di Jogja Meningkat Signifikan, Ada 18 Kasus dengan Lima Kematian
- Asrama Sekolah Rakyat BBPPKS Purwomartani Sleman Siap Ditempati, Begini Fasilitasnya
Advertisement
Advertisement