Advertisement
Meski Lahan Terancam Kekeringan, Petani di Sleman Belum Manfaatkan Asuransi

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN-- Program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) di Sleman belum dimanfaatkan para petani, padahal, di tengah ancaman gagal panen karena kemarau maupun hama, petani bisa mendapatkan ganti rugi jika mengikuti asuransi tersebut.
Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman Heru Saptono mengatakan belum dimanfaatkannya AUTP oleh para petani disebabkan beberapa faktor, salah satunya yakni rendahnya pemahaman para petani tentang asuransi.
Advertisement
“Bagi petani, hal ini mungkin baru, banyak yang belum mengerti dan terbiasa dengan asuransi,”kata Heru, Jumat (6/9/2019).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, pada dasarnya, asuransi sangat dibutuhkan oleh petani. Apalagi pada musim kemarau yang memiliki resiko gagal panen. Dengan mengikuti asuransi, jika nantinya terjadi insiden yang membuat gagal panen maka petani akan mendapatkan ganti rugi.
“Ganti rugi ini jika ada gagal panen karena puso, serangan hama termasuk serangan tikus, adanya ganti rugi ini bisa jadi modal petani untuk membeli bibit dan menanam kembali," ucap dia.
Adapun persyaratan klaim ganti rugi, kata Heru, bisa dicairkan jika kerusakan atau gagal panen melebihi 75 persen. Petani bisa mendapatkan ganti rugi sebesar Rp6 juta.
“Kami terus melakukan sosialisasi dan edukasi. Belum lama ini, juga telah mengundang pihak penyedia layanan asuransi dan petani. Harapannya petani sadar pentingnya asuransi dan bisa ikut asuransi,” ucap dia
Dengan mengikuti asuransi, petani diwajibkan untuk membayar premi sebesar Rp36.00 per hektare. Jumlah tersebut, menurut Heru, cukup meringankan petani.
"Karena Pemerintah pusat juga ikut membantu membayar premi, petani hanya diminta membayar Rp36.000 per hektare. Kalau rata-rata punya 1.000 m2 maka hanya membayar Rp3.600," ucap dia.
Sementara itu, Wito Sudarmo, 74, salah seorang petani di Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan mengaku tidak mengikuti asuransi, sebab, hanya yang di atas 75 persen saja yang bisa diklaimkan.
"Jika ada yang rusak, biasanya tidak sampai 40 persen," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Gunung Dukono Erupsi Lagi, Tinggi Kolom Letusan Tercatat 1,1 Km
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Sempat Alami Darurat Sampah, Kampung Suryoputran Jogja Sukses Olah Sampah Nyaris 1 Ton Per Bulan
- Ubah Sampah Menjadi Energi Alternatif, Solusi Bangun Indonesia dan dan Got Bag Indonesia Bersihkan Sampah Plastik di Pantai Teluk Awur Jepara
- Bamuskal hingga Panewu Akan Dilibatkan Tahapan Pengangkatan dan Pemberhentian Lurah di Bantul
- DPRD DIY Apresiasi Realisasi APBD 2024, Dorong Optimalisasi Aset untuk Tambah PAD
- Porda XVII DIY 2025: Sleman Mulai Siapkan OPD Pendamping Cabor Demi Membidik Juara Umum
Advertisement
Advertisement