Advertisement
Ketua KPAID Kota Jogja Minta Sekolah Memastikan Anak-Anak Tidak Terlibat Demo

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Jogja, Ki Sutikno, meminta kepada sekolah dan orang tua siswa agar menjaga dan memastikan anak-anak mereka tidak terlibat dalam aksi demonstrasi di jalanan.
“Pelajar usia SMA itu masih labil secara emosional, masih mudah terpancing dan terprovokasi. Demi menjaga agar tidak terjadi kekerasan, hak perlindungan harus dijamin sebelum memberikan hak berpendapat dengan cara itu [turun ke jalan],” kata Ki Sutikno kepada Harianjogja.com, Kamis (26/9/2019) malam.
Advertisement
Menurutnya, kebanyakan pelajar masih masuk kategori anak-anak sehingga belum memiliki keseimbangan antara kemampuan intelektual dan emosional. Mereka, kata dia, biasanya mudah bergerak karena terpengaruh oleh teman-teman sebayanya saja tanpa mau memahami terlebih dahulu tujuannya.
Ki Sutikno berpandangan sekolah dan orang tua siswa, bertanggung jawab terhadap hak anak mendapat perlindungan dari kekerasan. Aksi demonstrasi di jalanan, tentu memiliki risiko besar munculnya kekerasan sehingga berdampak terhadap keselamatan anak-anak.
Di sisi lain, dalam pandangan Ki Sutikno, pelajar tetap harus didengarkan pendapatnya. “Salah satu hak anak adalah hak partisipasi, yang di dalamnya adalah hak untuk didengar pendapatnya. Sekolah harus memberikan kanal-kanal penyaluran untuk hak ini,” kata dosen di Universitas Sarjana Wiyata Tamansiswa itu.
Untuk memberikan hak partisipasi ini, sekolah bisa mengadakan sebuah acara penyaluran pendapat dan kritik terhadap kepemimpinan di sekolah tersebut. “Anak-anak itu harus didengarkan. Berikan kesempatan untuk memberikan kritikan, terutama terhadap kepemimpinan di sekolah mereka sendiri dulu, melalui orasi siswa. Guru tidak boleh tersinggung dan harus mendengarkan sebagai masukan bagi sekolah,” kata dia.
Pada Kamis (26/9/2019), ajakan demonstrasi dari pihak yang mengatasnamakan Front Aliansi Siswa Pelajar Daerah Istimewa Yogyakarta tersebar luas secara berantai melalui medsos. Undangan terbuka itu berisi ajakan kepada siswa SMA/SMK se -DIY agar turun ke jalan berunjuk rasa pada Senin (30/9/2019) mendatang mulai pukul 07.30 WIB. Sejumlah titik berkumpul pun sudah ditentukan sebelum bergerak bersama-sama menuju Titik Nol Kilometer.
Sekda DIY Gatot Saptadi mengatakan seluruh kepala sekolah telah dikumpulkan untuk menyikapi undangan terbuka tersebut pada Kamis (26/9/2019) malam. Meskipun belum diketahui pasti kebenarannya, pengumpulan para kepala sekolah tersebut dilakukan agar tercipta situasi yang kondusif.
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY juga telah meminta seluruh jajaran pimpinan di sekolah persyarikatan Muhammadiyah, agar mereka tetap melaksanakan pembelajaran sebagaimana mestinya dan tidak melibatkan peserta didik dalam aksi turun ke jalan kegiatan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam, Ketua DPR RI Minta Tata Kelola Transportasi Diperbaiki
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Dua Mahasiswa KKN UGM Meninggal Dunia, Sejumlah Masjid di UGM Gelar Salat Gaib Doakan Mendiang
- BPBD Sleman Alokasikan 100.000 Liter Air untuk Dropping
- Mahasiswa Meninggal karena Kecelakaan Laut, UGM Kirim Psikolog ke Lokasi KKN di Maluku Tenggara
- Tol Jogja-Solo Ruas Klaten-Prambanan Resmi Dibuka: Begini Cara Gratis Keluar dan Masuk di Gerbang Tol dan Exit Toll Prambanan
- Hendak Menceburkan Diri ke Laut di Parangtritis, Warga Lansia Asal Bogor Selamat
Advertisement
Advertisement