Advertisement
Subardi Ingatkan warga Gunungkidul soal Perkembangan Paham Radikalisme
Anggota MPR RI, Subardi (kanan), saat menyampaikan ceramah dalam acara Sosialisasi 4 Pilar Berbangsa dan Bernegara yang digelar di Gedung PDHI Gunungkidul, Rabu (27/11/2019). - Harian Jogja/Muhammad Nadhir Attamimi
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Anggota MPR RI, Subardi, menggelar Sosialisasi 4 Pilar Berbangsa dan Bernegara di Gedung PDHI Gunungkidul, Rabu (27/11/2019). Salah satu poin sosialisasi tersebut, Subardi menyoroti paham radikalisme yang berkembang di tengah masyarakat Indonesia belakangan ini.
Ia menjelaskan saat ini sudah banyak paham radikalisme yang menyudutkan pilar kebangsaan seperti Pancasila. Mereka menilai Pancasila tidak bisa menjadi tuntunan hidup mereka. Hal tersebut yang sangat dikhawatirkan oleh pemerintah Indonesia. "Ini yang dikhawatirkan, mereka tidak menerima kemajemukan," kata Subardi di hadapan ratusan warga Gunungkidul yang mengikuti sosialisasi tersebut.
Advertisement
Subardi menjelaskan hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia harus bisa memahami tentang kemajemukan. Indonesia, menurut Subardi, merupakan negara yang memiliki ribuan suku, ras dan budaya, dan memiliki beberapa agama, sehingga kehidupan dalam kemajemukan harus bisa terus disatukan.
"Indonesia itu tidak hanya satu agama, tidak satu paham saja, nanti bisa hancur seperti di Suriah, negara-negara timur tengah dan lainnya, sehingga negara yang memiliki keberagaman agama budaya harus tetap dijaga," ujarnya.
Ia menjelaskam paham radikalisme itu sangat merugikan banyak orang, dan tidak ada keuntungan mengikutinya. Untuk mengatasinya, Subardi meminta agar masyarakat bisa memahami paham radikalisme sekaligus melindungi diri agar tidak terpapar paham tersebut.
"Saya mengimbau agar masyarakat hati-hati, kritis, dan tahu kondisi lingkungan, masyarakat jangan egois, harus berbaur, saling sapa dan silaturahmi agar tahu ada persoalan apa, kalau ada penghuni orang-orang radikal disitu berarti kecolongan," kata Subardi.
Subardi berharap masyarakat bisa meningkatkan budaya gotong-royong, saling kumpul bersosialisasi, menghalau dan membentengi masyarakat dan lingkungannya. Ke depan, masyarakat bisa menjaga diri dan lingkungan dari paparan faham radikalisme.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Filipina Tolak Tuduhan Pelatihan ISIS Pelaku Penembakan Sydney
Advertisement
Taman Kuliner Ala Majapahit Dibuka di Pantai Sepanjang Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- BKPPD Gunungkidul Minta PPPK Tunjukkan Kinerja Terbaik
- Jelang Nataru, Pedagang Wisata Gunungkidul Diingatkan Tak Nuthuk
- Libur Nataru, Bandara YIA Prediksi 247 Ribu Penumpang
- Penetapan Tersangka Baru Kasus Hibah Pariwisata Sleman Dinilai Lamban
- BBWSSO Bangun Pemecah Ombak Pantai Congot Kulonprogo Senilai Rp93 M
Advertisement
Advertisement



