Advertisement

Subardi Ingatkan warga Gunungkidul soal Perkembangan Paham Radikalisme

Muhammad Nadhir Attamimi
Rabu, 27 November 2019 - 21:47 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Subardi Ingatkan warga Gunungkidul soal Perkembangan Paham Radikalisme Anggota MPR RI, Subardi (kanan), saat menyampaikan ceramah dalam acara Sosialisasi 4 Pilar Berbangsa dan Bernegara yang digelar di Gedung PDHI Gunungkidul, Rabu (27/11/2019). - Harian Jogja/Muhammad Nadhir Attamimi

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Anggota MPR RI, Subardi, menggelar Sosialisasi 4 Pilar Berbangsa dan Bernegara di Gedung PDHI Gunungkidul, Rabu (27/11/2019). Salah satu poin sosialisasi tersebut, Subardi menyoroti paham radikalisme yang berkembang di tengah masyarakat Indonesia belakangan ini.

Ia menjelaskan saat ini sudah banyak paham radikalisme yang menyudutkan pilar kebangsaan seperti Pancasila. Mereka menilai Pancasila tidak bisa menjadi tuntunan hidup mereka. Hal tersebut yang sangat dikhawatirkan oleh pemerintah Indonesia. "Ini yang dikhawatirkan, mereka tidak menerima kemajemukan," kata Subardi di hadapan ratusan warga Gunungkidul yang mengikuti sosialisasi tersebut.

Advertisement

Subardi menjelaskan hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia harus bisa memahami tentang kemajemukan. Indonesia, menurut Subardi, merupakan negara yang memiliki ribuan suku, ras dan budaya, dan memiliki beberapa agama, sehingga kehidupan dalam kemajemukan harus bisa terus disatukan.

"Indonesia itu tidak hanya satu agama, tidak satu paham saja, nanti bisa hancur seperti di Suriah, negara-negara timur tengah dan lainnya, sehingga negara yang memiliki keberagaman agama budaya harus tetap dijaga," ujarnya.

Ia menjelaskam paham radikalisme itu sangat merugikan banyak orang, dan tidak ada keuntungan mengikutinya. Untuk mengatasinya, Subardi meminta agar masyarakat bisa memahami paham radikalisme sekaligus melindungi diri agar tidak terpapar paham tersebut.

"Saya mengimbau agar masyarakat hati-hati, kritis, dan tahu kondisi lingkungan, masyarakat jangan egois, harus berbaur, saling sapa dan silaturahmi agar tahu ada persoalan apa, kalau ada penghuni orang-orang radikal disitu berarti kecolongan," kata Subardi.

Subardi berharap masyarakat bisa meningkatkan budaya gotong-royong, saling kumpul bersosialisasi, menghalau dan membentengi masyarakat dan lingkungannya. Ke depan, masyarakat bisa menjaga diri dan lingkungan dari paparan faham radikalisme.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Polisi Temukan 3 Proyektil Peluru di Jasad Wanita Korban Penembakan di Kapus Hulu Kalbar

News
| Sabtu, 20 April 2024, 15:27 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement