Advertisement
Tahun Ini, Pasien DBD Melonjak Drastis
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Sejak Januari hingga November tahun ini, jumlah pasien demam berdarah dengue (DBD) di Sleman mencapai 692 orang. Dari jumlah itu, sebanyak satu orang meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Joko Hastaryo mengatakan jumlah itu melonjak jika dibandingkan tahun lalu. “Kasus DBD meningkat drastis dibandingkan tahun lalu, sedangkan tahun lalu hanya 144 kasus," ujar Joko, Selasa (10/12).
Advertisement
Berdasarkan data dari Dinkes Kabupaten Sleman, sampai dengan akhir November 2019 penderita DBD menembus angka 692 pasien hingga menimbulkan korban meninggal dunia sebanyak satu orang.
Untuk itu Dinkes Sleman telah membagikan edaran dari Sekda DIY terkait dengan kewaspadaan penyakit DBD kepada seluruh puskesmas di Bumi Sembada. Dalam surat edaran itu, salah satu yang diinstruksikan adalah pengaktifan kembali kelompok kerja (pokja) DBD mulai dari tingkat kecamatan, desa hingga RT/RW, dan memastikan ketersediaan sarana prasarana pemberantasan nyamuk DBD.
Imbauan lainnya, lanjut Joko, adalah mendorong gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik, pemberantasan sarang nyamuk dengan cara 3M plus, dan meningkatkan surveilans melalui kegiatan pemantauan jentik berkala.
Joko menambahkan wilayah yang kepadatan penduduknya tinggi perlu meningkatkan kewaspadaan. Rumah-rumah kosong juga harus dijadikan perhatian karena potensial muncul sarang nyamuk. Sejauh ini pelepasan telur Aedes aegypti ber-Wolbachia baru dilaksanakan di Kecamatan Gamping. Hasil riset juga diklaim efektif mengurangi penyebaran penyakit demam berdarah pada area uji coba. "Belum disebarkan di tempat lain. Menunggu dulu karena ini [pelepasan Aedes Aegypti ber-Wolbachia] kan sifatnya riset, jadi ada tahapan yang harus dilalui," ucap dia.
Dia menjelaskan beberapa daerah yang tingkat kasusnya tinggi seperti Kecamatan Depok, Gamping, dan Mlati juga telah diminta untuk lebih meningkatkan kesiapsiagaan. "Upaya pencegahan salah satunya dapat dilakukan dengan 3M plus yakni menguras, menutup, dan mendaur ulang bekas plus mencegah gigitan nyamuk dengan penggunaan cairan antinyamuk oles atau semprot, larva di genangan air, dan menanam tanaman pengusir nyamuk," kata Joko.
Kepala Puskemas Mlati II Veronika Evita Setianingrum sebelumnya mengatakan DBD masih menjadi momok di wilayah Kecamatan Mlati, khususnya di Puskesmas yang dikepalainya.
Adapun jumlah pasien DBD yang ditangani oleh Puskesmas Mlati II juga mengalami peningkatan yang signifikan. Di tahun lalu hanya ada 18 kasus, namun di tahun ini ada 49 kasus.
"Pasien DBD enggak kenal musim, masyarakat harus waspada terhadap adanya genangan air di manapun, imbauan untuk melakukan upaya 3M plus," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Luar Biasa! Sikat Korsel, Indonesia Cetak Sejarah ke Semifinal Piala Asia U-23
- Indonesia Gagal Pertahankan Keunggulan, Pertandingan Lanjut ke Extra Time
- Profil Rafael Struick, Pemborong Dua Gol ke Gawang Korsel di Piala Asia U-23
- Struick Borong Gol, Timnas U-23 Unggul 2-1 Atas Korsel di Babak Pertama
Berita Pilihan
Advertisement
Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Kamis 25 April 2024: Hujan Lebat Sleman dan Gunungkidul
- Jadwal Kereta Api Prameks Jogja-Kutoarjo Kamis 25 April 2024
- DIY Peroleh Kuota Transmigrasi untuk 16 KK di 2024
- Jadwal Layanan Samsat Keliling Jogja Kamis 25 April 2024
- Jadwal Pemadaman Listrik Kamis 25 April 2024, Giliran Sleman, Kota Jogja dan Kulonprogo
Advertisement
Advertisement