Advertisement
Pembebasan Lahan Ngalang-Tawang Telan Rp105 Miliar

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Proses pembebasan lahan untuk lanjutan pembangunan jalur alternatif Gunungkidul-Sleman di titik Ngalang-Tawang selesai dilakukan. Total anggaran untuk pembebasan 671 bidang tanah dengan luas sekitar 25 hektare mencapai Rp105 miliar.
Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispertaru) Gunungkidul, Winaryo, mengatakan pembebasan lahan untuk pembangunan jalur alternatif Gunungkidul-Sleman berjalan lancar. Seluruh warga terdampak menerima dan telah mendapatkan pembayaran dari pembebasan lahan tersebut.
Advertisement
Menurut dia, proses pembayaran sudah dimulai sejak akhir Oktober dan saat ini proses pembebasan untuk 671 bidang sudah memasuki tahap akhir karena pembayaran tinggal menunggu untuk tanah kas desa. Tanah ini belum bisa mendapatkan ganti rugi karena prosesnya harus mendapatkan izin dari Gubernur DIY. “Masih menunggu izin, nanti kalau sudah turun segera dibayarkan,” katanya kepada wartawan, Kamis (26/12/2019).
Winaryo menjelaskan total anggaran untuk pembebasan lahan seluas 25 hektare menelan anggaran Rp105 miliar. Adapun nominal yang diterima setiap warga tidak sama karena disesuaikan dengan luasan lahan yang dibebaskan. “Untuk pembebasan semuanya menggunakan Dana Keistimewaan dari Pemerintah DIY,” katanya.
Dengan selesainya pembebasan lahan maka proses bisa dilanjutkan ke tahap pembangunan fisik. Meski demikian, Pemkab Gunungkidul tidak memiliki kewenangan karena proses berada di tangan Pemda DIY. “Kami hanya membantu. Untuk pembebasan lahan proses juga ditangani oleh Kanwil BPN DIY,” ujarnya.
Camat Patuk, Haryo Ambar Suwardi, mengatakan jajarannya ikut menghadiri dalam proses pembebasan lahan untuk lanjutan pembangunan jalur alternatif Gunungkidul-Sleman. Menurut dia, di wilayah Patuk ada beberapa desa yang terdampak seperti Nglegi, Bunder, Putat, Ngglanggeran hingga Ngoro-oro. “Sudah dibayarkan karena warga mau menerima nominal ganti ruginya,” kata Ambar.
Mantan Camat Ponjong ini mendukung sepenuhnya upaya pembangunan jalur alternatif Sleman-Gunungkidul. Diharapkan pembangunan itu dapat meningkatkan roda perekonomian bagi warga sekitar. “Tujuannya untuk mengurai kemacetan di jalur utama Jogja-Wonosari, tapi dengan adanya jalan itu juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pembangunan Sekolah Rakyat Ditargetkan Rampung Sebanyak 135 Lokasi pada 2026
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Pembangunan Jalan Alternatif Sleman-Gunungkidul Segmen B Segera Dimulai, Pagu Rp73 Miliar
- Luncurkan SPPG di Tridadi Sleman, Menko Muhaimin Ungkap Efek Berantai Bagi Masyarakat
- Produk UMKM Kota Jogja Diminati Peserta Munas VII APEKSI 2025
- Investasi di Sektor Utara Gunungkidul Bakal Digenjot
- Polisi Menangkap Tiga Pelaku Penganiayaan Ojol Pengantar Makanan di Pintu Masuk UGM
Advertisement