Advertisement

Desain Jalan Tol yang Melintasi Monjali Final, Dibangun At Grade Sepanjang 1,5 Kilometer

Newswire
Kamis, 06 Februari 2020 - 20:57 WIB
Bhekti Suryani
Desain Jalan Tol yang Melintasi Monjali Final, Dibangun At Grade Sepanjang 1,5 Kilometer Ilustrasi jalan tol. - JIBI/Nicolous Irawan

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN--Desain tol Jogja yang melintasi perempatan Monjali dipastikan sudah final. Satker Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan (PJBH) tinggal meninjau sekali lagi di kawasan Monjali.

"Pembahasan desain (tol) Monjali sudah final. Hari ini saya tinggal mengecek sekali lagi di Monjali untuk memastikan," ujar PPK Satker Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan (PJBH) Yogya-Solo dan Yogya-Bawen, Wijayanto seusai sosialisasi pengadaan tanah untuk jalan tol di Balai Desa Tlogoadi, Kecamatan Mlati, Sleman, Rabu (6/2/2020).

Advertisement

Desain trase tol di kawasan Monjali diubah menjadi at grade. Bukan elevated atau melayang. Panjang untuk jalan at grade diperkirakan sekitar 1,5 kilometer - 1,8 kilometer. "Panjang at grade sekitar 1,5-1,8 kilometer. Kemungkinan dari titik simpang empat itu ke timur sekitar 750 meter dan ke barat 750 meter," jelasnya

Saat ditanya terkait detail desain trase tol yang sudah final, Wijayanto enggan membeberkan. Dia meminta untuk menunggu keterangan resmi yang akan disampaikan oleh Kementerian PUPR. "Gambarannya seperti itu, tapi teknisnya nanti biar PUPR yang menyampaikan secara resmi," lanjutnya.

Diubahnya desain dari elevated ke at grade membuat lahan yang dibutuhkan semakin banyak. Selain itu biaya yang dibutuhkan juga bertambah.

"Jelas, luasan lahannya bertambah dan kalau at grade itu lebih mahal," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta Jalan Tol Bawen-Yogya-Solo di kawasan Monumen Jogja Kembali (Monjali) dibangun at grade, bukan elevated. Hal itu agar keberadaan tol tidak merusak garis atau sumbu imajiner DIY.

"Saya (yang mengusulkan dibangun at grade di kawasan Monjali). Ya kalau (pemerintah pusat) mau, kalau nggak ya (proyek pembangunan tol) nggak jadi," kata Sultan HB X kepada wartawan di Kepatihan Kantor Gubernur DIY, Kamis (19/12/2019).

Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat itu menyebut usulannya telah disetujui pemerintah pusat. Karena telah disetujui, maka proyek pembangunan tol Bawen-Yogya-Solo bisa dilanjutkan.

Diberitakan sebelumnya, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta Jalan Tol Bawen-Yogya-Solo di kawasan Monumen Jogja Kembali (Monjali) dibangun at grade, bukan elevated. Hal itu agar keberadaan tol tidak merusak garis atau sumbu imajiner DIY.

"Saya (yang mengusulkan dibangun at grade di kawasan Monjali). Ya kalau (pemerintah pusat) mau, kalau nggak ya (proyek pembangunan tol) nggak jadi," kata Sultan HB X kepada wartawan di Kepatihan Kantor Gubernur DIY, Kamis (19/12/2019).

Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat itu menyebut usulannya telah disetujui pemerintah pusat. Karena telah disetujui, maka proyek pembangunan tol Bawen-Yogya-Solo bisa dilanjutkan.

Wijayanto mengatakan selain memperhatiakan konstruksi tol, pihaknya juga memperhatikan unsur estetika.

"Monjali itu kan at grade jadi estetikanya harus diperhatikan. Jalan tol itu tidak untuk setahun dua tahun, untuk puluhan tahun jadi harus disinkronkan antara underpas, at grade jalan tol, dan perempatan Monjali," kata Wijayanto

Menurutnya, pembangunan tol di Yogyakarta berbeda dengan daerah lain. Ada kaidah teknis yang harus disesuaikan dengan nilai lokalitas.

"Yogya itu khusus, jadi ada kaidah teknis yang harus disesuaikan karena kalau di Yogya itu tidak boleh menabrak situs, candi, ada garis imajiner, yang ini kita sinkronkan bareng-bareng jadi satu supaya jalan tol ini tidak hanya sebagai transportasi dalam artian melancarkan arus lalu lintas tapi juga ada estetika yang bagus untuk Yogyakarta," jelasnya.

Dia memastikan perubahan desain tol di Monjali ini kan lebih dipercantik. "Desain yang diubah ini lebih dipercantik. Karena ini bertentangan dengan teknis. Karena awalnya elevated semua, kan itu sudah bagus tapi ini harus turun jadi harus disesuaikan lagi estetikanya. Jadi tidak asal turun," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Detik.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement