Banjir Bandang Berpotensi Besar Terjadi di Sleman
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Banjir bandang dinilai rawan terjadi di dua kabupaten di DIY, salah satunya adalah Sleman. Tebing dan lereng perbukitan yang tersebar di sejumlah daerah di DIY berpotensi memicu terjadinya banjir bandang. Pasalnya, longsoran tebing dapat menyebabkan tersumbatnya aliran sungai.
Pakar Manajemen Sungai Universitas Gadjah Mada (UGM), Agus Maryono mengatakan dua kabupaten di DIY yang berpotensi banjir bandang adalah Sleman dan Gunungkidul. Di Sleman, terdapat sungai yang berhulu di Gunung Merapi, sedangkan Gunungkidul lebih dipengaruhi oleh kondisi geografis.
Advertisement
“Bentang geografis di Gunungkidul cenderung menekuk pada bagian lereng pegunungan. Ini berpotensi memicu terjadinya banjar bandang, seperti yang terjadi di Pantai Ngrenehan pada tahun lalu," kata dia, akhir pekan lalu.
Meski begitu dia meminta masyarakat tidak panik. Meski banjir bandang pada dasarnya belum bisa diprediksi, tetapi dapat diantisipasi.
Susur Sungai
Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir bandang adalah dengan susur sungai. Susur sungai dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat serta melibatkan pihak pemerintah.
Gerakan susur sungai bukan sekadar menengok keadaan kondisi sekitar sungai melainkan melakukan kegiatan bersih sungai dari timbunan kayu, sampah, dan longsor di tebing sungai. Sebab, sebagian besar penyebab banjir bandang dikarenakan adanya sumbatan di daerah hulu sungai.
"Sungai tersumbat oleh ranting dan pohon tumbang yang menumpuk. Sekitar 90 persen karena sumbatan, maka semua pihak harus aktif membersihkan," katanya.
Tidak hanya sebagai bentuk antisipasi, kata dia, susur sungai juga memberikan dampak positif lainnya. Seperti dengan ditemukannya potensi sungai yang ada di wilayah tertentu.
Mulai dari ditemukannnya sumber mata air, aliran air yang deras untuk pembangkit listrik, sampai dengan lokasi baru di wilayah sungai untuk objek wisata.
Selama susur sungai juga harus dilakukan pemetaan sampai dipastikan sungai benar-benar bersih dari sumbatan. “Karena jika aliran sungai tidak menuju ke lokasi permukian, banjir bandang sebenarnya tidak jadi soal. Yang jadi masalah adalah jika arahnya menuju ke permukiman. Lagipula sekarang banyak daerah yang punya sungai tapi tidak paham potensinya,” katanya.
Sebelumya, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Biwara Yuswantana mengaku akan memetakan sungai-sungai yang ada di DIY. Khususnya sungai yang memiliki hulu di Gunung Merapi dan berhilir di Laut Selatan. "Sungai-sungainya panjang dan memang ada beberapa tempat yang dinilai rawan. Untuk menunjukkan kerawanan ini diperlukan peta yang jelas," kata Biwara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pilkada Jakarta, Pramono-Rano Unggul 50,02% Versi Quick Count LSI
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Ini Lokasi Nyoblos Tiga Paslon Pilkada Bantul 2024
- Pemda DIY Berikan Penghargaan kepada 28 Individu Berprestasi di Bidang Kebudayaan
- Lagi, Bawaslu Sleman Dalami Dugaan Praktik Politik Uang, Kali Ini Terjadi di Seyegan
- Tingkatkan Respons Penanganan Korban, Dispar DIY dan RSA UGM Latih 70 Pengelola Wisata Air
- Kawal Perolehan Suara Hasto Wardoyo & Wawan Harmawan, PDIP Sebar 1.422 Saksi
Advertisement
Advertisement