Advertisement

IYA Dibui, Istri Mengigau Sosok Korban Sempor & Anak Tertekan karena Ayah Digunduli

Newswire
Kamis, 27 Februari 2020 - 02:27 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
IYA Dibui, Istri Mengigau Sosok Korban Sempor & Anak Tertekan karena Ayah Digunduli Tiga tersangka saat jumpa pers ungkap kasus tragedi susur sungai SMPN 1 Turi di Polres Sleman, Selasa (25/2/2020). - Harian Jogja/Gigih M. Hanafi

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN - IYA ditetapkan sebagai salah satu guru yang jadi tersangka insiden susur sungai Sempor yang menewaskan siswa SMPN 1 Turi. Penetapan itu membuat sang istri syok. Paman tersangka IYA, Agus Sukamta mengatakan, istri tersangka saat ini mengalami stres berat.

Agus menuturkan, saat ini istri korban 'mengungsi' ke kediaman ayahnya, bersama kedua anaknya. Lantaran masih dalam kondisi terguncang, ia enggan ditemui siapapun bahkan oleh keluarga besar, pasalnya seluruh keluarga amat tertekan karena Yoppi [YIA] terlibat peristiwa itu.

Advertisement

"Lalu, pikirannya itu sering mengigau, mengigaunya itu malah anak-anak korban. Iku sing korban piye, malah seperti itu. Itu istrinya, kalau anaknya tertekan karena dari temennya perlihatkan yang viral-viral itu. Eh ayahmu nganu ya, digunduli dan kena itu [ditangkap polisi] ya?," ujarnya, kepada wartawan, Rabu (26/2/2020).

Sekarang ini kakak ipar IYA sengaja datang dari Kalimantan ke Jogja, untuk mendampingi istri korban. "Sekarang kalau sama mbahnya anak-anak, ketemu mau tapi tidak mau cerita apa-apa. Tapi dia mau menceritakan apa yang ia rasakan, pikirkan, kepada kakaknya saja," ungkapnya.

Selain mendapat pertanyaan dari teman-temannya perihal ayahnya yang digunduli polisi, anak korban sempat tidak masuk sekolah selama dua hari. Namun kini sudah sekolah seperti biasa dan kerabat memilih untuk menyita telepon genggam yang biasa digunakan keduanya. Agar tidak lagi melihat berita atau kabar viral menyangkut ayah mereka, IYA.

"Kami ikut berbelasungkawa korban semua. Itu di luar dugaan kami," ucapnya.

Ia sekaligus memohon kepada pengguna media sosial lebih bijak, lebih mendidik. Karena persoalan saat ini, anak dan atau istri membutuhkan kekuatan mental. "Kalau tersangka no problem. Kadang justice social ini yang buat berat bagi keluarga. Kami tidak bisa menghentikan orang, tapi bijaklah melihat fakta hukum. Proses hukum masih berjalan," kata dia.

Anggota tim advokasi hukum tersangka IYA dari Jaringan Lembaga Advokasi Masyarakat Berkeadilan, Oktryan Makta juga menyayangkan adanya kabar beredar bahwa IYA melarikan diri saat terjadi insiden susur sungai Sempor tersebut. "IYA tidak melarikan diri, melainkan keluar dari area kegiatan untuk melakukan tugas lain. Bukan untuk melarikan diri. Tapi memang betul dia meninggalkan lokasi itu, tapi bukan karena kabur. Jadi dia keluar sebentar lalu musibah terjadi," ungkapnya.

Sementara itu lebih jauh, Oktryan mendesak kepala sekolah SMPN 1 Turi ikut bertanggungjawab secara hukum. Ia meminta tanggung jawab selaku pimpinan harus jelas. "Bawahanmu, sesama guru. Saya tidak lihat tanggung jawab sebagai pembina, tapi dilihat secara utuh," kata dia.

Oktryan menjelaskan, saat mendampingi IYA menyusun BAP pernyataannya yang menyatakan sudah mengambil alih kegiatan susur sungai seolah-oleh tanggung jawab sepenuhnya berada di pundak IYA.

"Kami tidak ingin kaitkan siapapun, nanti ini akan berkaitan penyelidikan dan penyidikan di Polres Sleman (dapat) dilihat siapa dan apa kadar tanggungjawabnya. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan dengan sepengetahuan, apakah (ada) pertanggungjawaban, juga akan dilihat juga kadar-kadarnya dan kadar tanggungjawab [dari] pidananya masing-masing," terangnya.

Menurutnya, kegiatan susur sungai tak lepas dari peran pimpinan dalam hal ini kepala sekolah yang turut menyetujui kegiatan tersebut.

"Ini persoalan murid dan guru, jadi jangan masukkan kasus ini dalam area guru pembina dan peserta saja. Melainkan juga hubungan guru dan murid. Tanpa bermaksud memojokkan siapapun, pemangku tanggung jawab atau guru lainnya. Kegiatan ini tidak mendadak. Melainkan kegiatan yang sudah direncanakan sekolah. Kegiatan ini bukan serta-merta tanggung jawab individual. Sepanjang murid ikut kegiatan baik dalam atau luar sekolah, maka menjadi tanggung jawab seluruh guru, dalam hal ini guru dalam struktural SMP N 1 Turi," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus

News
| Jum'at, 26 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement