Advertisement

ADD Dipotong karena Transfer dari Pusat Berkurang

David Kurniawan
Kamis, 07 Mei 2020 - 21:12 WIB
Yudhi Kusdiyanto
ADD Dipotong karena Transfer dari Pusat Berkurang Ilustrasi - JIBI/Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDULKepala Badan Keuangan Aset Daerah (BKAD) Gunungkidul, Saptoyo, mengakui Pemkab terpaksa memotong ADD menyusul adanya penurunan dana transfer dari Pemerintah Pusat. “ADD bersumber dari dana transfer Pusat. Jadi, saat ada pemangkasan maka Pemkab terpaksa merasionalisasi dana transfer ke desa,” kata Saptoyo, Kamis (7/5/2020).

Sebelumnya, sejumlah kepala desa di Gunungkidul memprotes pemotongan anggaran dana desa yang mencapai 15% dari pagu anggaran yang diterima.

Advertisement

Menurut dia, berkurangnya dana transfer ini tidak lepas dari pandemi Corona. Tindak lanjut dari penularan itu, Pemkab diwajibkan menggeser sejumlah anggaran kegiatan minimal 50% dari belanja barang dan jasa untuk penanganan Covid-19. Saptoyo mengakui refocusing anggaran terus dilakukan agar memenuhi ketentuan. “Kami masih menyisir sejumlah mata anggaran karena belum memenuhi persyaratan,” katanya.

Disinggung mengenai besaran pemotongan ADD yang mencapai 15%, Saptoyo menampik tersebut. Ia berdalih pemotongan di setiap desa besarannya tidak sama yakni di kisaran 10% hingga 11% dari pagu anggaran yang diterima.

Ketua Komisi A DPRD Gunungkidul, Ery Agustin Sudiyanti, mengatakan meski sudah ada pertemuan antara forum kepala desa dan Pemkab, tetapi belum ada keputusan. “Masih ada pertemuan lagi, tetapi waktunya belum ditentukan. Mudah-mudahan dalam pertemuan berikutnya sudah ada keutusan,” katanya.

Ery menuturkan rapat koordinasi dengan forum kepala desa tidak semata-mata membahas pemotongan ADD, tetapi ada permasalahan lain seperti rencana pemberian jaring pengaman sosial, data penerima bantuan hingga pelaksanaan bantuan langsung tunai dari dana desa. “Masih ada masalah berkaitan dengan data. Mereka meminta kepastian agar bantuan tidak tumpang tindih, tepat sasaran serta tak menimbulkan kisruh di masyarakat,” kata Ery.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Tertidur 22 Tahun Gunung Ruang Erupsi, Gempa hingga 944 Kali dalam Satu Hari

News
| Kamis, 18 April 2024, 09:47 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement