Advertisement

7 Warga Rejodani Sleman Dibuatkan Pondokan untuk Isolasi Mandiri

Newswire
Kamis, 14 Mei 2020 - 09:57 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
7 Warga Rejodani Sleman Dibuatkan Pondokan untuk Isolasi Mandiri Suasana pondokan di sebuah lahan kosong di Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Rabu (13/5/2020). Pondokan tersebut dibuat perangkat desa untuk tujuh warga Dukuh Rejodani yang baru pulang dari Medan. - (SuaraJogja.id - Muhammad Ilham Baktora)

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN - Masyarakat di Dusun Rejodani, Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman bergotong royong membangun pondokan berukuran 3x6 meter di sebuah lahan kosong yang digunakan untuk tujuh orang warganya yang baru saja pulang dari Medan. Hal itu dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman warganya yang baru datang dari luar kota. 

Dukuh Rejodani 2 Hendriyan Wiprantoko menjelaskan, masyarakat cukup terbuka dengan kedatangan tujuh orang warga kampung mereka. Pihaknya mengatakan sengaja mendirikan pondokan tersebut karena tujuh orang ini lebih nyaman tinggal di sekitar kampung daripada di Asrama Haji.

Advertisement

"Kami menerima warga ini yang datang dari luar kota, tapi tetap menjalani protokol penanganan Covid-19, yaitu dengan karantina mandiri selama 14 hari," kata Hendriyan, ditemui SuaraJogja.id, Rabu (13/5/2020).

Menurut keterangannya, karantina mandiri bagi warga yang datang dari luar kota bisa dilakukan di rumahnya sendiri atau di tempat yang disediakan pemerintah atau pemangku wilayah.

"Jadi pondokan tersebut kami buat ketika warga kami akan kembali ke sini [dari Medan]. Pondokan kami buat selama satu pekan. Kami bangun di lahan kosong yang berada di sisi paling utara Dukuh," kata dia.

Selama warga yang pulang kampung menjalani isolasi mandiri, warga lainnya serta pemangku wilayah tetap mengirim logistik untuk keperluan keseharian mereka. Hingga kini ketujuh warga Rejodani tersebut sudah menempati lokasi pondokan selama empat hari.

"Mereka sudah empat hari menjalani karantina. Selain itu uji rapid test sudah kami lakukan terhadap warga ini dan hasilnya non-reaktif, tapi tetap harus menjalani karantina terlebih dahulu," katanya.

Seorang warga yang berkesempatan diwawancarai dengan jarak aman menjelaskan bahwa kegiatannya selama di Medan adalah untuk bekerja.

"Kami mendapat pekerjaan mengukur tanah untuk perbaikan Sungai Deli di Medan. Jadi kami mengukur untuk pertama kali tingkat elevasi tanah, air serta bentuk sungai itu. Pekerjaan targetnya tujuh hari, tapi kami bisa selesaikan selama enam hari," ungkap Duri.

Hingga kini, Duri beserta keenam rekannya mengaku tak memiliki gejala yang mengarah pada Covid-19. Seluruhnya beraktivitas seperti biasa selama empat hari mengisolasi diri.

"Kondisi kami juga baik, tidak ada rasa sakit atau gejala seperti batuk, pilek, itu tidak ada. Kami juga sudah menjalani rapid test dan hasilnya tidak reaktif. Kami cukup senang berada di tempat ini, karena dekat juga dengan kampung kami," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!

News
| Sabtu, 20 April 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement