Advertisement
Kasus Covid-19 DIY Terus Melonjak, Warga Kampung Ini Pasang Ratusan Padasan di Depan Rumah
![Kasus Covid-19 DIY Terus Melonjak, Warga Kampung Ini Pasang Ratusan Padasan di Depan Rumah](https://img.harianjogja.com/posts/2020/07/22/1045066/img20200720104001-1.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, GAMPING--Warga Dusun Jatisawit, Desa Balecatur, Kecamatan Gamping, Sleman menggalakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) supaya mencegah warganya terjangkit penyakit, tak terkecuali untuk pencegahan virus corona. Sebagai pengingatnya, mereka memasang padasan gentong air di depan rumah.
Kasus positif DIY Kembali melonjak, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY mengumumkan sebanyak 28 penambahan kasus pada Selasa (21/7). Penambahan kasus dalam sehari ini menjadi yang terbanyak sejak pertama kali kasus positif ditemukan di DIY.
Advertisement
BACA JUGA : 260 Warga DIY Berhasil Sembuh dari Virus Corona
Berdasarkan peta epidemiologi Covid-19 Sleman, Desa Balecatur masih tergolong zona oranye. Kepala Dusun Jatisawit, Sariyo mengakui di wilayahnya penularan Covid-19 bersumber dari pendatang dari luar Gamping.
"Ada tiga keluarga dari beberapa kluster yang terjangkit Covid-19. Sementara, bulan lalu yang kena DBD ada delapan orang. Jadi kami ingin perkuat PHBS," kata Sariyo pada Selasa (21/7/2020).
Supaya menarik perhatian masyarakat, pihaknya menggalakkan PHBS dengan menempatkan sekitar 120 gentong air untuk padasan di depan rumah. Harapannya, seluruh warga setiap kali masuk rumah harus cuci tangan dengan air dari padasan itu, termasuk tamu.
Mulanya, inovasi tersebut sempat mendapat penolakan dari kader kesehatan di dusun. Sebab, adanya genangan air di gentong yang tidak digunakan justru akan membuat jentik nyamuk DBD berkembang biak.
Namun, Sariyo justru menjadikan hal itu untuk mengajak warganya senantiasa mencuci tangan dengan air dari gentong itu. Menurutnya, jika air dari gentong habis dan sering diisi ulang, maka tidak akan ada genangan jentik nyamuk.
BACA JUGA : Update Covid-19 DIY: Kasus Positif Tambah 7, Pasien
"Kami tanya warga juga, yakin nggak bakal menggunakan gentong ini, kalau enggak mending nggak usah karena air yang menggenang akan menimbulkan jentik. Kami juga minta kader untuk kalau memberi penyuluhan ke warga itu sekaligus mengecek adanya jentik di gentong," ungkapnya.
Lebih lanjut, Sariyo menjelaskan gentong di depan rumah ini sebenarnya merupakan tradisi lama yang dimunculkan kembali. Ini sekaligus memperkenalkan kepada anak-anak di pedukuhan mengenai fungsi padasan.
"Justru yang minat PHBS dengan padasan gentong air itu anak-anak, karena bentuknya unik. Mereka belum pernah lihat, jadi selalu mendekat dan setelah aktivitas selalu cuci tangan," imbuhnya.
Warga RT 1 RW 25 Dusun Jatisawit, Wartinem, menuturkan keberadaan padasan gentong air ini punya fungsi yang sama dengan kran air, namun bentuknya lebih menarik. Ia berupaya mengingatkan seluruh anggota keluarga dan tamu untuk cuci tangan dari padasan sebelum masuk rumah.
"Tapi nggak enaknya gentong itu harus sering diisi. Kalau pakai ember bawanya ya repot, kecuali kalau ada selang air dari kran," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182734/palestina-hancur.jpg)
Jerman Bantah Netanyahu yang Menyebut Tak Ada Korban Sipil di Rafah
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Top 7 News Harian Jogja Online, Jumat 26 Juli, Update Jalan Tol Jogja, Kasus Mafia TKD hingga Festival Layang-layang 2024
- Bawaslu Kulonprogo Ajak IKIP PGRI Wates Jadi Pengawas Partisipatif Pilkada 2024
- Mahasiswi Prodi Keperawatan Anestesiologi Unisa Jogja Meninggal Dalam Kecelakaan
- Sebuah Gudang di Bantul Terbakar, Kerugian Materiil Capai Puluhan Juta
- Palestina Tuding Komite Olimpiade Internasional Terapkan Standar Ganda Terhadap Israel
Advertisement
Advertisement