Advertisement

Kasus Covid-19 DIY Terus Melonjak, Warga Kampung Ini Pasang Ratusan Padasan di Depan Rumah

Lajeng Padmaratri
Rabu, 22 Juli 2020 - 09:57 WIB
Sunartono
Kasus Covid-19 DIY Terus Melonjak, Warga Kampung Ini Pasang Ratusan Padasan di Depan Rumah Seorang anak di Dusun Jatisawit, Desa Balecatur, Gamping, Sleman mencuci tangan di padasan gentong air di depan rumahnya pada Selasa (21/7/2020). -Harian Jogja - Lajeng Padmaratri.

Advertisement

Harianjogja.com, GAMPING--Warga Dusun Jatisawit, Desa Balecatur, Kecamatan Gamping, Sleman menggalakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) supaya mencegah warganya terjangkit penyakit, tak terkecuali untuk pencegahan virus corona. Sebagai pengingatnya, mereka memasang padasan gentong air di depan rumah.

Kasus positif DIY Kembali melonjak, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY mengumumkan sebanyak 28 penambahan kasus pada Selasa (21/7). Penambahan kasus dalam sehari ini menjadi yang terbanyak sejak pertama kali kasus positif ditemukan di DIY.

Advertisement

BACA JUGA : 260 Warga DIY Berhasil Sembuh dari Virus Corona

Berdasarkan peta epidemiologi Covid-19 Sleman, Desa Balecatur masih tergolong zona oranye. Kepala Dusun Jatisawit, Sariyo mengakui di wilayahnya penularan Covid-19 bersumber dari pendatang dari luar Gamping.

"Ada tiga keluarga dari beberapa kluster yang terjangkit Covid-19. Sementara, bulan lalu yang kena DBD ada delapan orang. Jadi kami ingin perkuat PHBS," kata Sariyo pada Selasa (21/7/2020).

Supaya menarik perhatian masyarakat, pihaknya menggalakkan PHBS dengan menempatkan sekitar 120 gentong air untuk padasan di depan rumah. Harapannya, seluruh warga setiap kali masuk rumah harus cuci tangan dengan air dari padasan itu, termasuk tamu.

Mulanya, inovasi tersebut sempat mendapat penolakan dari kader kesehatan di dusun. Sebab, adanya genangan air di gentong yang tidak digunakan justru akan membuat jentik nyamuk DBD berkembang biak.

Namun, Sariyo justru menjadikan hal itu untuk mengajak warganya senantiasa mencuci tangan dengan air dari gentong itu. Menurutnya, jika air dari gentong habis dan sering diisi ulang, maka tidak akan ada genangan jentik nyamuk.

BACA JUGA : Update Covid-19 DIY: Kasus Positif Tambah 7, Pasien

"Kami tanya warga juga, yakin nggak bakal menggunakan gentong ini, kalau enggak mending nggak usah karena air yang menggenang akan menimbulkan jentik. Kami juga minta kader untuk kalau memberi penyuluhan ke warga itu sekaligus mengecek adanya jentik di gentong," ungkapnya.

Lebih lanjut, Sariyo menjelaskan gentong di depan rumah ini sebenarnya merupakan tradisi lama yang dimunculkan kembali. Ini sekaligus memperkenalkan kepada anak-anak di pedukuhan mengenai fungsi padasan.

"Justru yang minat PHBS dengan padasan gentong air itu anak-anak, karena bentuknya unik. Mereka belum pernah lihat, jadi selalu mendekat dan setelah aktivitas selalu cuci tangan," imbuhnya.

Warga RT 1 RW 25 Dusun Jatisawit, Wartinem, menuturkan keberadaan padasan gentong air ini punya fungsi yang sama dengan kran air, namun bentuknya lebih menarik. Ia berupaya mengingatkan seluruh anggota keluarga dan tamu untuk cuci tangan dari padasan sebelum masuk rumah.

"Tapi nggak enaknya gentong itu harus sering diisi. Kalau pakai ember bawanya ya repot, kecuali kalau ada selang air dari kran," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Mendag Sebut Kemendag Tak Tinggal Diam Mengetahui Perdagangan Pakaian Bekas Impor Kembali Marak

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 14:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement