Advertisement
Panwas di Sleman Khawatirkan Terpapar Covid-19 hingga Partisipasi Pemilih Tak Maksimal
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN--Penyelenggaraan Pilkada Sleman di tengah pandemi Covid-19 ini memunculkan kekhawatiran di kalangan panitia pengawas (panwas). Petugas panwas Desa Condongcatur, Lidya Agustina, 43 menuturkan dirinya tak hanya was-was tertular virus, namun juga khawatir partisipasi pemilih tak maksimal karena warga enggan keluar rumah saat hari pencoblosan.
"Di tempat saya itu penularan Covid-19 masih tinggi, jadi warga kalau keluar rumah masih takut. Lalu apakah saat pemilihan pada datang, kan masih belum pasti. Warga juga kadang menyepelekan merasa nggak kenal [calon], apalagi waktu pandemi gini," kata Lidya ketika dihubungi pada Selasa (22/9/2020).
Advertisement
BACA JUGA : Era New Normal, PPK dan Panwaslu di Sleman Segera
Selama ini, Lidya mengaku baru menerima alat pelindung diri (APD) dari Bawaslu Sleman dari satu tahapan yaitu saat tahapan pemutakhiran data beberapa waktu lalu. Sebagai petugas panwas desa, ia harus berkeliling ke 18 padukuhan setiap harinya untuk mengawasi adanya kemungkinan pelanggaran pemilu.
"Sekarang sudah mulai banyak pemasangan spanduk dan rontek, saya awasi itu muter-muter dengan harus tetap hati-hati. Karena ketemu banyak orang, rasa takut tetap ada, tapi kepiye meneh [bagaimana lagi] kan tugas," ungkapnya.
BACA JUGA : Petugas Pantarlih Harus Datangi Rumah Warga
Kendati tugas dalam Pilkada saat ini tak seberat saat pelaksanaan Pileg tahun lalu, namun Lidya tetap berharap kesehatan panwas diperhatikan, sebab ancaman penularan Covid-19 tetap ada. "Harapannya tiap tahapan atau berapa minggu sekali dikasih vitamin atau suplemen supaya kita kalau bertugas tidak khawatir dan kesehatan terjaga," ujar Lidya.
BPJS Ketenagakerjaan
Koordinator Divisi SDM dan Organisasi Bawaslu Sleman, Vici Herawati menyatakan pihaknya berkaca pada Pileg 2019 lalu yang sangat memforsir tenaga para pengawas, maka dalam penyelenggaraan Pilkada 2020 ini seluruh petugas panwas diikutsertakan dalam BPJS Ketenagakerjaan.
"Kami anggarkan iurannya secara terpisah untuk BPJS Ketenagakerjaan ini, karena honor sudah ditetapkan berdasarkan kesepakatan dengan tim anggaran daerah, jadi tidak memotong honor. Kita hanya ikut-sertakan kecelakaan kerja dan meninggal dunia," kata Vici.
Selain itu, pihaknya juga mengagendakan dua kali rapid test untuk petugas panwas, yaitu saat pengaktifan petugas panwas desa dan kecamatan serta tahapan menjelang pungut hitung mendatang. Vici menambahkan APD juga diberikan dalam tiga tahapan yaitu saat pemutakhiran data, tahapan kampanye, serta tahapan pungut hitung.
BACA JUGA : Keluarga Panwas Desa Menangis saat Terima Santunan
"Harapan kami dengan usaha-usaha itu tidak ada pengawas kami yang ngedrop dalam melakukan pengawasan Pilkada," harapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringati Sumpah Pemuda, Karang Taruna Rejowinangun Gelar Rejowinangun Fest 2024
- Ruang Melamun Bisa Jadi Rekomendasi Toko Buku Lawas di Jogja
- BKAD Kulonprogo Terbitkan SPPT, Nilai Pajak Bandara YIA Tahun 2024 Rp16,38 Miliar
- Grand Zuri Malioboro Corporate Gathering Nobar Home Sweet Loan
- Pilkada 2024: Politik Uang Tak Pengaruhi Preferensi Pemilih di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement