Advertisement
Pilkada Sebentar Lagi, Waspadai Negative Campaign!
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Dalam dua hari terakhir, sejumlah spanduk yang dinilai bernada provokatif dan melanggar aturan dicopot oleh Panwascam dan Satpol PP. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sleman berharap agar masyarakat tetap menjaga suasana Pilkada yang kondusif, aman dan damai.
Ketua Bawaslu Sleman, M. Abdul Karim Mustofa mengatakan Panwascam menurunkan spanduk-spanduk yang bernada profokatif di sejumlah titik. Spanduk-spanduk tersebut bertulis penolakan terhadap adanya politik dinasti di Sleman. Di Kepanewon Minggir misalnya, petugas menurunkan 13 spanduk bernada provokatif.
Advertisement
Penurunan spanduk dilakukan oleh Panwascam bersama Satpol PP kepanewon karena dinilai melanggar aturan. "Yang menurunkan [spanduk provokatif] petugas dari Satpol PP, setelah berdiskusi dengan Panwascam. Sebab APK kampanye yang provokatif itu kalau dibiarkan bisa mengarah ke negative campign," katanya, Kamis (3/12/2020).
Baca juga: Kasus Covid-19 Diklaim Bisa Turun Asal 75 Persen Populasi Pakai Masker
Pada Rabu (2/12/2020), kata Karim, petugas juga menurunkan spanduk yang juga bernada provokatif di wilayah Depok. Pada spanduk tersebut mempertanyakan bangunan sebuah rumah sakit yang berdiri di atas tanah kas desa lengkap dengan gambar calon bupati Sri Muslimatun.
"Pemasangan spanduk tersebut bukan cara yang etis dan bertujuan menjutuhkan paslon nomor urut 2. Kami minta Bawaslu bersikap tegas terhadap upaya provokatif seperti ini," kata Ketua DPD NasDem Sleman sekaligus Wakil Ketua Tim Pemenangan MuliA Surana.
Karim menjelaskan, kegiatan penertiban spanduk, rontek dan alat peraga kampanye (APK) lainnya dilakukan masing-masing Panwascam untuk menjaga ketertiban dan aturan pemasangan APK yang sudah disepakati bersama seluruh pasangan calon (paslon).
Pemasangan APK harus sesuai dengan Peraturan KPU No.11/2020 tentang Perubahan Atas PKPU No.4/2017 terkait beberapa lokasi yang dilarang dipasang APK. "Bawaslu Sleman menghimbau kepada seluruh Paslon untuk tetap menjaga kondusifitas di Sleman menjelang Pilkada. Dimohon juga tim serta relawan untuk jangan saling menyerang dan melakukan negative campign," tegasnya.
Baca juga: Peneliti: Antibodi Virus Corona Bertahan 6 Bulan
Bawaslu, katanya, bekerja dengan transparan, akuntabel, profesional, serta berintegritas. Ini demi terlaksananya pemilihan bupati dan wakil bupati yang aman damai sehat. Bawaslu juga membagikan stiker berisi berbagai macam pesan kepada masyarakat. Diantaranya, mengajak masyarakat menolak politik uang, Pilkada tanpa hoaks, Pilkada Sleman aman dengan protokol kesehatan, dan tolak kampanye hitam dan politisasi SARA.
"Bila masyarakat menemukan adanya praktik politik uang, kampanye hitam, hoaks, dan politisasi SARA segera laporkan ke Bawaslu Kabupaten Sleman atau ke kantor Panwaslu Kecamatan setempat atau Call Center Bawaslu Kabupaten Sleman di nomor 08112632284," kata Karim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- 26 Pelaku Prostitusi Ditangkap Polres Klaten saat Operasi Pekat Candi 2024
- Menilik Kesuksesan Kaliwedi Sragen Kembangkan Agrowisata hingga Waterboom
- BPJPH Bersama Industri dan Designer Luncurkan Indonesia Global Halal Fashion
- MWA UNS Solo Bentuk Panitia Pemilihan Rektor Periode 2024-2029, Ini Susunannya
Berita Pilihan
Advertisement
Jelang Lebaran, PLN Hadirkan 40 SPKLU Baru di Jalur Mudik untuk Kenyamanan Pengguna Mobil Listrik
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- KAI Daop 6 Turunkan Paksa 11 Penumpang yang Nekat Merokok dalam Kereta
- Lokasi dan Waktu Penukaran Uang Baru di Jogja dan Sekitarnya, Berikut Caranya
- Simak Jadwal Pekan Suci 2024 Gereja Katolik di Jogja
- Rekomendasi Makanan Takjil Tradisional di Pasar Ramadan Kauman Jogja
- Dukung Kelestarian Lingkungan, Pemda DIY Mulai Terapkan Program PBJ Berkelanjutan
Advertisement
Advertisement