Advertisement

Miris, Lebih dari 50% Siswa Tak Paham Materi Pembelajaran Jarak Jauh

Lugas Subarkah
Selasa, 15 Desember 2020 - 23:27 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Miris, Lebih dari 50% Siswa Tak Paham Materi Pembelajaran Jarak Jauh Seorang anak menyimak pembelajaran yang disiarkan melalui Televisi Republik Indonesia (TVRI) di Kelurahan Gladak Anyar, Pamekasan, Jawa Timur, Senin (13/4/2020). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyiapkan 720 episode untuk penayangan Belajar dari Rumah selama 90 hari untuk PAUD hingga SMA melalui TVRI. - ANTARA FOTO/Saiful Bahri

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Kendati telah berjalan lebih dari satu semester, sekolah dengan sistem pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi covid-19 masih menyisakan sejumlah persoalan. Dari sisi akademis, lebih dari 50% siswa SD, SMP, SMA/SMK kesulitan memahami pelajaran yang disampaikan.

Hal ini terungkap pada hasil survey Komisi D DPRD DIY, dengan melibatkan 925 responden yang terdiri dari siswa, orang tua siswa dan guru. Sekretaris Komisi D DPRD DIY, Sofyan Setyo Darmawan, menuturkan, dari sisi akademis, 60% siswa SD tidak paham pelajaran yang disampaikan.

Advertisement

Presentase ini diikuti oleh tingkat pendidikan di atasnya, dimana paling parah berada di tingkat SMP, yakni 80%. Sementara tingkat SMA sebesar 58%. “Selain itu, persoalan yang harus diperhatikan yakni psikososial siswa selama pembelajaran jarak jauh,” ujarnya, beberapa waktu lalu.

Baca juga: 238 Petugas Pilkades Sleman Reaktif Rapid Test

Berdasarkan survei ini, siswa mengalami tekanan psikologis berupa bosan, sedih, tertekan, kesepian, tidak nyaman dan bingung, dengan presentase semua tingkat pendidikan di atas 80%. Untuk SD sebesar 84%, SMP 96% dan SMA 88%.

Pada sisi sosial, penggunaan gadget juga berdampak pada perilaku siswa, dimana mereka menjadi lebih ketergantungan pada gadget. “Gadget bikin males gerak, komunikasi dengan orang tua terbata-bata. Siswa terjebak persoalan gadget untuk non belajar. Pada jam semestinya sudah selesai belajar, hampir tidak mungkin gadget lepas,” ungkapnya.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY, Didik Wardaya, mengakui jika pembelajaran jarak jauh memang belum berjalan maksimal. Berdasarkan evaluasinya, sistem pembelajaran ini efektivitasnya hanya berkisar 60-70%.

Persoalan jaringan internet menurutnya turut mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Di DIY terdapat setidaknya 49 titik blank spot yang tidak memiliki jaringan internet. “49 titik diganti jaringan fiber optic mudah-mudahan Desember ini selesai. Untuk akses informasi lebih mudah,” katanya.

Baca juga: Buka Layanan COD, PT Pos Jogja Dorong UMKM Berkembang

Ia melihat sejauh ini pembelajaran jarak jauh masih dilakukan paling banyak menggunakan aplikasi whatsapp. Padahal, Pemda DIY sebenarnya sudah memiliki sistem pembelajaran jarak jauh yang telah dikembangkan sejak 2015 lalu yakni portal Jogja Belajar.

“Maret mulai covid, kami manfaatkan Jogja Belajar untuk salah satu penyangga KBM [kegiatan belajar-mengajar]. Awalnya tertatih karena biasanya sehari yang akses hanya 50.000, melonjak menjadi ratusan ribu,” ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Alasan Kepolisian Hentikan Penyidikan Kasus Aiman Witjaksono

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 15:57 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement