Advertisement
Sosromenduran Perkuat Lanskap Kampung

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Berada di kawasan pusat pariwisata Kota Jogja, Kelurahan Sosromenduran berupaya untuk menjadi wilayah pendukung wisata. Hal ini dilakukan dengan pengembangan konsep Lanskap Kampung, yang telah digagas sejak 2019 silam.
Lurah Sosromenduran, Agus Joko Mulyono, menuturkan Sosromenduran masih akan mengusung konsep Lanskap Kampung sebagai master plan pariwisata di tangkat kelurahan. “Potensi masyarakat terus kami kembangkan untuk mendukung Lanskap kampung,” ujarnya, Rabu (10/2/2021).
Advertisement
BACA JUGA : Bakal Ada Kampung Wisata Baru di Kota Jogja
Konsep ini kata dia, telah dibahas juga dengan Pemkot Jogja dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Kelurahan Sosromenduran beberapa waktu lalu. Di sisi pembangunan fisik, pada 2022 akan dikerjakan pemeliharaan fasilitas umum hingga perbaikan konblok.
Sementara pada sisi pemberdayaan, akan dilaksanakan berbagai pelatihan dan vestifal untuk mengembangkan potensi masyarakat Sosromenduran di berbagai bidang diantaranya kuliner, kerajinan, kesenian, budaya dan keterampilan. “Festival untuk menampilkan hasil karya,” katanya.
Adapun salah satu potensi yang dimiliki masyarakat dalam bidang kerajinan yakni eco print. Eco print sebagai kreasi membatik menggunakan daun, diharapkan dapat menjadi salah satu media dalam memberdayakan ekonomi masyarakat.
BACA JUGA : LOKALISASI SARKEM : Menjadi PSK untuk Hidupi Keluarga
Ia menceritakan konsep Lanskap Kampung telah mulai dikembangkan pada 2019 silam, ketika dirinya pertama kali menjadi Lurah Sosromenduran. Lanskap Kampung mengangkat tema Emas Tergenggam Dalam Lanskap Kampung.
Ia menjelaskan maksud tema tersebut yakni dalam Lanskap kampung harus mampu menjawab setidaknya empat poin persoalan pada masyarakat Sosromenduran, yakni kawasan kumuh, kurangnya partisipasi masyarakat, permasalahan sosial serta bagaimana menjadi icon pariwisata
Wakil Walikota Jogja, Heroe Poerwadi, menuturkan setiap kelurahan dalam membuat program kemasyarakatan harus fokus dan terukur. Hal ini diperlukan agar hasil program benar-benar bisa dirasakan dan tidak hanya menghabiskan anggaran.
“Harus Temonjo, keroso dan temoto. Kegiatan harus tajam, jelas apa yang mau dicapai. Ini menjadi bentuk efisiensi capaian. Jangan terlalu banyak program tapi hanya kecil-kecil sehingga tidak fokus dan tujuannya malah tidak jelas,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pembangunan Sekolah Rakyat Ditargetkan Rampung Sebanyak 135 Lokasi pada 2026
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Pembangunan Jalan Alternatif Sleman-Gunungkidul Segmen B Segera Dimulai, Pagu Rp73 Miliar
- Luncurkan SPPG di Tridadi Sleman, Menko Muhaimin Ungkap Efek Berantai Bagi Masyarakat
- Produk UMKM Kota Jogja Diminati Peserta Munas VII APEKSI 2025
- Investasi di Sektor Utara Gunungkidul Bakal Digenjot
- Polisi Menangkap Tiga Pelaku Penganiayaan Ojol Pengantar Makanan di Pintu Masuk UGM
Advertisement