Advertisement

Promo November

Pembangunan Borobudur Highland Diminta Libatkan Warga Kulonprogo

Hafit Yudi Suprobo
Jum'at, 19 Maret 2021 - 07:17 WIB
Nina Atmasari
Pembangunan Borobudur Highland Diminta Libatkan Warga Kulonprogo Suasana sepi damai hari di Puncak Ngepoh yang belum banyak dikunjungi wisatawan, Jumat (4/5/2018). - Harian Jogja/Beny Prasetya

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO-- Wakil Bupati Kulonprogo, Fajar Gegana, mengatakan jika Kabupaten Kulonprogo diharapkan mampu terdampak dengan adanya proyek Borobudur Highland.

Memorandum of understanding (MOU) antara pengelola Borobudur Highland dan sejumlah desa wisata yang ada di Kulonprogo juga ditargetkan mampu tercapai.

Advertisement

"Wisatawan tidak hanya lewat saja. Kita berharap keterlibatan Kulonprogo seperti adanya MOU dengan pengelola Borobudur Highland dan desa wisata. Kebutuhan apa yang ada di situ bisa disupport dari kami di Kulonprogo. Masyarakat kami di sana (Menoreh) juga harapannya bisa diberdayakan," kata Fajar, Kamis (18/3/2021).

Baca juga: Proyek Borobudur Highland Mulai Dilirik Investor

Dinas Pariwisata Kabupaten Kulonprogo menilai keberadaan Borobudur Highland yang berada di Bukit Menoreh dan dua kabupaten lain yakni Magelang dan Purworejo mampu menjadi alternatif objek wisata sehingga mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kulonprogo.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kulonprogo Joko Mursito mengatakan akses jalan yang representatif sedang digodok oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Kulonprogo. Selama ini, akses jalan ke Borobudur Highland dinilai masih menjadi kendala besar wisatawan maupun pengunjung yang ingin mengunjungi objek wisata yang sebelumnya ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menjadi salah satu objek wisata super prioritas.

"Nah, terkait dengan adanya Borobudur Highland yang berlokasi di perbatasan antara Purworejo, Kulonprogo, dan Magelang ini bagi kami merupakan kesempatan baik. Ke depannya, dari Pasar Plono akan dibangun jalan yang representatif untuk menuju ke destinasi wisata agar destinasi wisata yang ada di ketinggian seperti Nglinggo, Tritis, Widosari, dan Suroloyo bisa terdukung dengan adanya infrastruktur jalan tersebut," ujar Joko saat dikonfirmasi pada Kamis (18/3/2021).

Pengembangan objek wisata yang berada di perbukitan menoreh tersebut, kata Joko, masih sampai pada tahap master plan. Detail Engineering Design (DED) Borobudur Highland juga sudah dibuat. Artinya, masih menunggu eksekusi yang nantinya akan dilakukan oleh Badan Otorita Borobudur (BOB).

Baca juga: MICE Mulai Digelar di Jogja, Pariwisata Bergeliat

"Untuk Borobudur Highland masih dalam proses ya, artinya di dalam pembangunan kan memang harus disiapkan perencanaannya. Sejauh yang saya tahu, Borobudur Highland itu sebenarnya sudah ada embrionya berupa glamping-glamping. Kemudian spot-spot selfie dan jalur off road. Nanti akan dikembangkan. Master plan DED-nya sudah ada," terangnya.

Upaya pengembangan Borobudur Highland sendiri, kata Joko, ditargetkan akan dilakukan pada 2021. Status Borobudur Highland yang masuk menjadi objek wisata super prioritas menjadi tolak ukur upaya pembangunan yang bakal dilakukan dalam waktu dekat.

"Dalam waktu dekat sepertinya akan menjadi program prioritas karena di lima destinasi wisata super prioritas ini harus punya monumen besar atau pembangunan besar. Yang dilakukan oleh BOB ini sementara sudah melakukan pembangunan gerbang-gerbang di perbatasan Kulonprogo yang ada di Klangon itu gerbang Samudra Raksa. Sedang empat gerbang lainnya akan dibangun di wilayah Magelang," kata Joko.

Joko mengatakan, saat ini Dinas Pariwisata Kabupaten Kulonprogo masih berfokus dalam upaya pembenahan jalan yang menuju ke Borobudur Highland. Jalan yang ada saat ini dinilainya belum representatif untuk menyambut wisatawan maupun pengunjung.

"Jalan dari Pasar Plono naik itu harus ditingkatkan kualitasnya dari sisi lebar jalan. Jika sudah ditambah otomatis kita bisa menggerakkan wilayah-wilayah di sekitarnya. Pasar Plono ini kan sebenarnya kita punya potensi untuk dijadikan rest area atau parkiran atau terminal juga bisa. Kemudian dikembangkan untuk pusat souvernir dan oleh-oleh juga bisa," terang Joko.

Berdasarkan catatan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Kulonprogo, kendala utama menuju ke objek wisata Borobudur Highland berada di akses jalan yang cenderung sempit. Terlebih, jalan berkelok menuju ke Borobudur Highland menuntut agar wisatawan berhati-hati.

"Kendala ada di jalan, apalagi kendaraan besar tidak bisa menjangkau destinasi wisata yang kita punya. Harapannya, dibangunnya Borobudur Highland bisa membangkitkan objek wisata yang ada di sekitarnya. Objek wisata yang ada di sekitar seperti Nglinggo, Tritis, dan Suroloyo bisa ikut terkena dampak positif," kata Joko.

Dinas Pariwisata Kabupaten Kulonprogo juga terus berupaya untuk memberikan sosialisasi kepada desa wisata yang berada tidak jauh dari Borobudur Highland. Upaya evaluasi dan pemetaan terhadap potensi masing-masing desa wisata diharapkan terus dilakukan dibarengi dengan upaya inovasi.

"Khusus desa wisata, kami mengimbau agar pengurus desa wisata di masa pandemi ini melakukan evaluasi dan kemudian potensi-potensi dipetakan kemudian disentuh dengan Inovasi. Jika nanti situasi dan kondisi sudah memungkinkan dan wisata sudah sedikit melonggar untuk kunjungan," kata Joko.

"Kami sudah siap dengan paket wisata yang sudah kami siapkan sebelumnya. Terutama yang berada di sekitar Borobudur Highland ini teman-teman sudah kita berikan pendampingan," terang Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat

News
| Sabtu, 23 November 2024, 05:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement