Advertisement

Muffest 2021 di Jogja Diharapkan Jadi Tonggak Kebangkitan Industri Fesyen Tanah Air

Yosef Leon Pinsker
Minggu, 11 April 2021 - 13:37 WIB
Nina Atmasari
Muffest 2021 di Jogja Diharapkan Jadi Tonggak Kebangkitan Industri Fesyen Tanah Air Pengunjung melintas di salah satu stan yang menampilkan sejumlah karya batik dalam ajang Muffest 2021. - Harian Jogja/Yosef Leon Pinsker

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA - Muslim Fashion Festival (Muffest) 2021 yang digelar di Jogja memasuki babak akhir. Di hari terakhir perhelatan, Muffest 2021 yang mengusung tema Recovery for Fashion Industry in Jogja itu menampilkan peragaan busana dari Bank Indonesia DIY yang mempersembahkan koleksi dari 10 desainer anggota IFC.

Ada sejumlah desainer lokal dan nasional yang unjuk karya dalam kesempatan itu. Sederet hasil kreatif dari nama-nama seperti Luffi Luvnic, Dewi Roesdji, Mia Ridwan, Sofie R, dan Lanny Amborowati serta Iffah M Dewi dengan label Sogan Batik ikut dihadirkan.

Advertisement

Wakil Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Yogyakarta (Dekranasda DIY), Gusti Kanjeng Bendoro Raden Ayu Adipati Paku Alam menyambut baik dan mengapresiasi gelaran Muffest 2021 memilih Jogja sebagai tempat penyelenggaraan. Sebab Jogja juga identik dengan industri kreatif dan punya sumber daya muda-mudi yang cukup banyak terjun di industri ini.

Baca juga: Ada Grilled Barbeque Oxtails di Luxury Ramadhan The Atrium Hotel and Resort

“Semoga Muffest bisa mendatangkan buyer dari dalam maupun luar negeri dan membangkitkan semangat industri kreatif tanah air. Kegiatan ini juga diharapkan bisa menjadi tonggak dan titik balik kebangkitan industri kreatif fesyen tanah air," tuturnya.

Sementara, Iffah M Dewi memilih menampilkan karya bertema 'Semeleh' dalam Muffest kali ini. Tema yang diangkat itu menurutnya merupakan inspirasi bijak yang melekat dan terpatri dalam masyarakat Jawa. Semeleh umumnya diartikan sebagai sikap yang sabar, sareh atau tenang serta sumeh yaitu murah hati.

Baca juga: Tengok 8 Konsep Kegiatan Wisata Masa Depan ala Singapura

"Masyarakat Jawa mendapatkan pengaruh dari berbagai kebudayaan. Hal ini kami gambarkan dengan bentuk desain busana yaitu pengaruh dari negara eropa digambarkan dengan bentuk dress melebar dilengkapi dengan lengan mengembang (puff sleeves) ala zaman hindia Belanda serta pengaruh dari negara timur (pedagang arab) kami adopsi untuk caftan outer," jelasnya.

Pada busana yang dikreasikannya, Iffah menggabungkan warna coklat tanah, mocca dan hitam dengan arti menggambarkan karakter masyarakat Jawa yang rendah hati, membumi, menjaga nilai nilai luhur namun juga terbuka dengan ilmu pengetahuan dan dunia luar.

"Cara kami dalam menyampaikan pesan atau syiar yaitu dengan elemen-elemen desain seperti motif, warna, simbol, dan aplikasi . Kemudian elemen-elemen tersebut dideskripsikan dengan tulisan sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat luas," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Lowongan Kerja: Kemensos Buka 40.800 Formasi ASN 2024, Cek di Sini!

News
| Sabtu, 20 April 2024, 16:27 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement