Advertisement

Promo November

Viral Video Penangkapan Penyu untuk Dimakan, 7 Nelayan Asal Tepus Ditangkap

Lugas Subarkah
Kamis, 22 April 2021 - 20:17 WIB
Nina Atmasari
Viral Video Penangkapan Penyu untuk Dimakan, 7 Nelayan Asal Tepus Ditangkap Kasubid Gakum Ditpolairud Polda DIY, AKBP Fajar Pambudi (tengah) memperlihatkan sejumlah barang bukti dari pelaku penangkapan penyu, di Polda DIY, Kamis (22/4). - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO- Edukasi masyarakat tentang satwa dilindungi perlu ditingkatkan. Tujuh nelayan di Tepus diringkus Ditpolairud Polda DIY setelah menangkap dan membunuh penyu untuk dimakan, di Pantai Watu Lawang pada 26 Maret lalu.

Kasubid Gakum Ditpolairud Polda DIY, AKBP Fajar Pambudi, menjelaskan aksi ketujuh nelayan ini diketahui setelah sebuah video Tiktok viral memperlihatkan bagaimana ketujuh nelayan yang belakangan diketahui berinisial SP, 40 tahun; SD 38 tahun; WS, 55 tahun; SM, 55 tahun; WS 42 tahun; dan IM, 47 tahun; ramai-ramai menangkap penyu jenis Lekang.

Advertisement

Mengetahui video tersebut, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY kemudian melaporkan kepada Ditpolairud Polda DIY yang kemudian ditindaklanjuti dengan penyelidikan bersama. “Ada tujuh orang yang diduga menangkap penyu dalam video itu,” ujarnya, Kamis (22/4/2021).

Baca juga: Trending Topic di Twitter, Warganet Heboh Bandingkan BPJS Kesehatan dengan Kitabisa

Berdasarkan pemeriksaan, ketujuh pelaku memiliki peran masing-masing, diantaranya menangkap, membunuh dan memotong-motong dan mengangkut. Sejumlah barang bukti yang diamankan diantaranya alat pancing, tampar plastic, ember plastic, pisau, sebatang bambu dan satu unit mobil Versa yang digunakan untuk mengangkut penyu.

Kepala BKSDA DIY, Muhammad Wahyudi, menjelaskan Indonesia memiliki enam dari tujuh jenis penyu yang ada di dunia. Sebagaimana unsur alam lainnya, penyu berfungsi untuk menjaga keseimbangan ekosistem terutama di sekitar terumbu karang.

Ia mencontohkan seperti penyu sisik yang memakan ubur-ubur. Jika penyu sisik tidak ada maka populasi ubur-ubur yang merupakan pemakan telur dan ikan kecil akan booming dan menyebabkan telur dan ikan kecil akan habis. “kami berharap pertatian semua pihak, satwa yang dilindungi bukan hanya di Indonesia tapi dunia,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029

News
| Jum'at, 22 November 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement