Advertisement

Promo Desember

DIY Diguyur Hujan di Awal Kemarau, Ini Penjelasan BMKG

Lugas Subarkah
Minggu, 30 Mei 2021 - 20:37 WIB
Nina Atmasari
DIY Diguyur Hujan di Awal Kemarau, Ini Penjelasan BMKG Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN-Meski sudah memasuki musim kemarau, hujan masih kerap mengguyur wilayah DIY dalam beberapa hari terakhir. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hal ini wajar terjadi dalam fase awal musim kemarau.

Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Mlati Sleman, Etik Setyaningrum, menjelaskan dalam fase awal musim kemarau, masih ada potensi terjadinya hujan. Meski demikian, intensitas hujan pada masa ini tergolong dalam kategori ringan hingga sedang.

"Secara umum, iklim di sebagian besar wilayah DIY menjelang akhir bulan Mei ini sudah memasuki awal musim kemarau. Hasil monitoring menunjukkan sejak awal Mei, rata-rata curah hujan sudah dibawah 50 mm per dasarian," ujarnya, Minggu (30/5/2021).

Baca juga: Libur Hari Lahir Pancasila Berpotensi Menaikkan Kunjungan Wisata

Advertisement

Hujan yang terjadi di awal kemarau tidak merata, dengan didominasi di bagian utara dan tengah DIY. Hujan juga berlangsung dalam periode singkat. Potensi hujan masih akan muncul dalam beberapa hari ke depan karena tingkat kelembaban udara di sekitar wilayah DIY masih cukup tinggi, yakni 93%.

Potensi hujan dipengaruhi adanya pola angin pada bagian atas atmosfer DIY yang membentuk belokan, sehingga turut dapat membentuk awan. Meski demikian, akumulasi hujan diprediksi hanya dibawah 50 mm per dasarian.

Seperti diketahui, suatu daerah dikatakan memasuki masuk musim kemarau apabila curah hujan dalam periode satu dasarian berada dibawah 50 mm diikuti beberapa dasarian berikutnya secara konsisten. Seluruh wilayah DIY dipastikan sudah masuk awal musim kemarau pada akhir Mei ini.

Baca juga: Aniaya Pegawai Klub Malam, Seorang Anggota Polisi Dicopot dari Jabatanya

Awal kemarau dipengaruhi dinamika atmosfer seperti pola angin yang berasal dari timuran yakni monsoon Australia. Pada Juni mendatang, kondisi musim kemarau akan tetap berlanjut dengan tren yang meningkat hingga beberapa bulan ke depan. Puncak musim kemarau diprediksi akan terjadi di pada Juli-Agustus 2021.

BMKG menghimbau masyarakat agar mulai mempersiapkan diri menghadapi musim kemarau, seperti mulai menghemat air, menjaga kesehatan dengan minum air yang cukup, dan mengurangi aktivitas di luar ruangan apabila tidak terlalu penting. “Para petani juga disarankan untuk mulai mempersiapkan pola tanam yang sesuai iklim kemarau agar tidak mengalami gagal panen,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ribuan Eks-Jamaah Islamiyah Kembali ke NKRI, Kapolri Apresiasi BNPT

News
| Minggu, 22 Desember 2024, 09:17 WIB

Advertisement

alt

Mulai 1 Januari 2025 Semua Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup

Wisata
| Sabtu, 21 Desember 2024, 10:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement