Advertisement
Covid-19 Sleman: Penambahan Kasus Setelah Lebaran Tak Setinggi Setelah Tahun Baru

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Meski muncul tiga klaster Covid-19 besar di Sleman, yakni Dusun Ngaglik, Kalurahan Caturharjo; Dusun Nglempong, Kalurahan Umbulmartani; dan Dusun Dalem, Kalurahan Widodomartani, Pemkab Sleman mengklaim penambahan kasus setelah Lebaran tidak sebanyak penambahan kasus setelah libur tahun baru.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Joko Hastaryo, menjelaskan pada Mei, penambahan kasus lebih dari 100 dalam sehari hanya terjadi selama lima hari. “Kemudian akhir Mei itu malah justru sudah menurun,” ujarnya, Rabu (2/6/2021).
Advertisement
BACA JUGA: Kunjungan Wisatawan Naik, Dinpar Gunungkidul Tekankan Prokes
Jika dibandingkan dengan setelah libur tahun baru, jumlah ini menurutnya lebih kecil. Pada Januari setelah libur akhir tahun, dalam satu bulan yang penambahan kasus hariannya itu lebih dari 100 sampai tujuh hari, meski tidak berturut-turut. “Jadi tujuh hari itu ada yang 115 sampai 118, lalu selang berapa hari,” ungkapnya.
Hal ini menurutnya dipengaruhi kebijakan larangan mudik pada 6-17 Mei, yang menyebabkan berkurangnya mobilitas penduduk. Beberapa penambahan kasus di klaster besar menurutnya juga tidak serta merta disebabkan oleh aktivitas Lebaran, karena beberapa di antaranya sudah ditemukan jauh sebelum Lebaran.
“Yang Ngemplong itu kasus awalnya sebelum Lebaran, apalagi yang Ngaglik, Caturharjo itu kasus awalnya sebelum Lebaran. Kemudian setelah Lebaran baru muncul hasil tambahan positifnya karena waktu itu kami melakukan swab massal pada 22 Mei, keluar hasilnya pada 25 Mei,” katanya.
Dengan bertambahnya penemuan setelah swab massal tersebut, seolah-olah penularan terjadi setelah lebaran. “Padahal sebetulnya penularannya bisa jadi sebelum Lebaran sehingga kalau mau dikatakan Lebaran ada berapa klaster itu memang tidak bisa mengatakan persis. Artinya kalau yang betul-betul terkait dengan libur Lebaran kemarin hanya di Nglempong,” katanya.
BACA JUGA: Minta Bantuan Polres & Kodim, Pemkab Bantul Akan Paksa Warga Trimurti yang Menolak Tes Swab
Meski demikian, ia mengakui angka kematian di Sleman mengalami kenaikan. Mei menjadi bulan dengan tingkat kematian tertinggi selama 2021. Pada Januari, jumlah kematian positif covid-19 ada 87 kasus, Februari 90 kasus, maret 45 kasus, April 59 kasus, dan Mei 92 kasus.
“Sebagian warga Sleman dirawatnya tidak di rumah sakit yang ada di Sleman, misal di Panti Rapih, Bethesda, PKU Jogja dan Hardjolukito,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Presiden Prabowo Minta Kementerian Gerak Cepat Tangani Banjir Bali
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 13 September 2025, Korupsi TKD di Sleman, Porda DIY, Seragam Gratis bagi Siswa Baru
- Pemkab Bantul Gratiskan Seragam Sekolah bagi Siswa Baru
- Dinkes Sleman Dampingi Keamanan Pangan MBG
- Kunjungan Wisatawan Nusantara ke DIY Kembali Menggeliat
- Porda 2025, Pemkab Sleman Pastikan Ada Bonus untuk Atlet Berprestasi
Advertisement
Advertisement