Advertisement
Petani Jangan Terkecoh, Hujan Turun Hanya Bersifat Sementara

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul meminta kepada petani untuk tidak terkecoh dengan turunnya hujan akhir-akhir ini. Pasalnya, hujan turun bersifat sementara sehingga penanaman tidak disarankan di musim tanam ketiga ini.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan, sudah ada penjelasan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika berkaitan dengan hujan yang turun pada akhir-akhir ini. Fenomena itu terjadi akibat adanya daerah tekanan rendah di sebelah barat Sumatera, hal tersebut memicu terjadinya pertemuan arus angin di barat laut dan timur laut di wilayah Pulau Jawa.
Advertisement
Di samping itu, hujan juga disebabkan karena suhu permukaan air laut di perairan Jawa masih hangat dan menyebabkan kelembaban udara di atas 80%. Dampaknya ada pemadatan awan-awan hingga turun hujan.
“Informasi dari BMKG, fenomena ini akan terjadi selama Juni dan kalau diistilahkan terjadi fenomena kemarau basah,” kata Raaharjo kepada wartawan, Jumat (18/6/2021)
Menurut dia, kemarau basah hanya bersifat sementara sehingga petani harus mewaspadainya. Oleh karenanya, di masa tanam ketiga petani diimbau tidak menanam padi, meski ada hujan yang turun akhir-akhir ini. “Kalau ada sumber air yang cukup, bisa menanam padi. Kalau tidak, lebih baik menanam yang lain seperti kedelai atau kacang hijau,” katanya.
Raharjo mengungkapkan, penanaman padi dengan hanya mengandalkan air hujan tidak bisa diharapkan dan malah bisa merugikan petani. “Jangan karena ada hujan terus tanam padi lagi. Ini sangat berisiko karena sekarang sudah masuk musim kemarau,” katanya.
Ia menambahkan, bagi petani yang sudah menanam komoditas selain padi, seperti palawija juga diminta melakukan antisipasi adanya fenomena kemarau basah ini. Salah satunya dengan membuat saluran drainanse agar tanaman palawija aman dari genangan.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto. Menurut dia, sejak beberapa tahun terakhir ada kerja sama dengan BMKG untuk pelaksanaan sekolah iklim kepada petani.
Kegiatan tersebut bertujuan memberikan pemahaman kepada petani berkaitan dengan iklim, khusunya menyangkut masalah anomaly cuaca. Diharapkan adanya pengetahuan ini petani bisa melakukan antisipasi sehingga lahan pertanian yang digarap tidak mengalami kerugian akibat dari masalah iklim. “Kami terus berupaya memberikan pendampingan kepada para petani,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Seorang Anggota Polisi di Pacitan Diduga Perkosa Tahanan Wanita
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Tinjau Lokasi Banjir di Bantul, Menteri Lingkungan Hidup Sebut Dugaan Penyebabnya
- Menteri Lingkungan Hidup Sebut Masalah Sampah di DIY Bukan Hal Sederhana
- Jadwal KA Bandara YIA Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja Hari Ini 21 April 2025
- Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo Keberangkatan dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan, Senin 21 April 2025
- Jadwal KA Prameks Hari Ini 21 April 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu hingga Kutoarjo
Advertisement