Advertisement

Satu Kalurahan di Gunungkidul Kewalahan Hadapi Serangan Monyet

David Kurniawan
Jum'at, 09 Juli 2021 - 19:47 WIB
Budi Cahyana
Satu Kalurahan di Gunungkidul Kewalahan Hadapi Serangan Monyet Ilustrasi monyet - Pixabay

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemerintah Kalurahan Purwodadi, Tepus, Gunungkidul, akan mengirim surat ke Balai Konservasi Sumer Daya Alam (BKSDA) untuk mengurangi jumlah populasi monyet ekor panjang. Pasalnya, serangan primata ini membuat lahan pertanian milik warga jadi rusak dan gagal panen.

Lurah Purwodadi Sagiyanto mengatakan petani di wilayahnya resah dengan serangan monyet ekor panjang.  “Semua tanaman yang di ladang dijarah monyet. Kalau terus dibiarkan para petani rugi karena gagal panen,” kata Sagiyanto, Jumat (9/7/2021).

Advertisement

BACA JUGA: Begini Penjelasan Lengkap Penggunaan Danais untuk Penanganan Covid di DIY

Menurut dia, radius serangan mencapai dua kilometer dari pantai di Kalurahan Purwodadi.

“Jadi sudah luas area serangannya,” ungkapnya.

Sagiyanto mengakui sudah ada upaya antisipasi menghalau serangan. Namun upaya tersebut tak membuahkan hasil karena lahan yang diserang semakin meluas. Oleh karena itu, ia berencana meminta bantuan ke BKSDA untuk mengurangi populasi kawanan monyet.

“Dalam waktu dekat kami akan berkirim surat ke BKSDA karena serangan sudah sangat meresahkan petani,” imbuh dia.

Jogoboyo Purwodadi, Suyanto, mengatakan serangan monyet ekor panjang harus segera dikendalikan agar lahan pertanian warga tidak semakin rusak. “Ya kalau terus dibiarkan maka petani tidak bisa menikmati hasil tanaman yang dipelihara karena dijarah kawanan monyet,” katanya.

BACA JUGA: Rp242 Miliar untuk Penanganan Covid-19 DIY Baru Dipakai Rp33,5 Miliar

Dia menjelaskan pengurangan populasi monyet lewat perburuan memang diperbolehkan. Meski demikian, cara ini harus mendapatkan izin dari BKSDA.

“Memang sudah ada pemberitahuan dari BKSD, tapi perburuan yang dilakukan harus ada izinnya. Jadi, pemerintah kalurahan akan meminta bantuan untuk mengurangi jumlah populasi monyet,” katanya.

Yanto menambahkan, di musim kemarau ancaman tidak hanya berasal dari kawanan monyet. Ternak warga yang dipelihara di ladang juga berpotensi diserang kawanan hewan liar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Lowongan Kerja: Kemensos Buka 40.800 Formasi ASN 2024, Cek di Sini!

News
| Sabtu, 20 April 2024, 16:27 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement