Advertisement
RS di Sleman Was-Was Kehabisan Oksigen

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Lonjakan kasus Covid-19 dan tingginya tingkat keterisian tempat tidur di rumah-rumah sakit rujukan di Sleman membuat rumah sakit ketar-ketir memenuhi pasokan oksigen.
Direktur RSUD Prambanan Isa Dharmawidjaja saat dikonfirmasi Harianjogja.com, Selasa (13/7/2021) mengatakan antara ketersediaan oksigen dengan kebutuhan di lapangan ibarat berpacu dengan waktu. Ia tidak berani mengatakan jika ketersediaan dan pasokan oksigen saat ini aman.
Advertisement
"Kata-kata aman itu paling kami takutkan mas karena posisi [ketersediaan] oksigen memang tipis banget," jawab Isa melalui aplikasi WhatApps.
BACA JUGA: RS Rujukan Covid-19 di Kota Jogja Butuh Ribuan Liter Oksigen Setiap Hari
Menurut Isa, saat ini suplay oksigen diperkirakan bisa digunakan untuk 2 hari. Selama ini, pasokan oksigen di rumah sakit plat merah itu disupplai dari perusahaan rekanan. Setiap kebutuhan oksigen diminta, supplaier datang hanya saja waktunya belum bisa ditentukan.
Di lain sisi, kebutuhan oksigen berbeda setiap waktu. Tergantung kondisi pasien. Misalnya, kebutuhan oksigen liquid sebanyak 300 liter pada hari ini, untuk keesokan harinya bisa naik menjadi 600 liter. Begitu juga dengan kebutuhan untuk oksigen jenis tabung.
Sebelum lonjakan kasus, Isa pernah menyebut dalam seminggu kebutuhan oksigen cair sertidaknya 2.000 m3 dan yang tabung seminggu butuh 2000an tabung.
Apalagi kondisi BOR RSUD Prambanan saat ini sebesar 100%, di mana 25 bed bertekanan negative dan 11 bed tidak bertekanan negatif. Ia mengaku deg-degan meskipun pasokan oksigen datang pada malam harinya. "Iyo (kebutuhan oksigen) hitungannya bisa per jam, tapi kemungkinan nanti malam (kemarin) akan ada pasokan," jawab Isa.
Terpisah, Direktur RSUD Sleman, Cahya Purnama mengungkapkan, saat ini BOR untuk Covid-19 di RSUD Sleman mencapai 95-100%. Di mana setidaknya pihaknya membutuhkan oksigen central sebanyak 800 m3 dan oksigen tabung sebanyak 25-30 tabung per hari.
Untuk oksigen central, kata Cahya, rata-rata pemakaian perhari mengalami peningkatan. Yang semula 400 m3 saat ini menjadi 800 m3 seiring penambahan sambungan ke bangsal cendana. "Untuk pemakaian tabung gas rata-rata normal 6 m3. Saat ini juga melonjak dari semula 25-30 tabung menjadi 80-90 tabung per hari," ungkapnya.
Diakui Cahya, kebutuhan oksigen dalam kondisi saat ini tidak sedikit Di sisi lain pasokan dari supplaier masih tidak menentu. Bahkan, ia harus mencari pasokan oksigsn keluar daerah untuk mencukupi kebutuhan oksigen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Merespons Ancaman Tarif Trump, China: Ini Pemaksaan Ekonomi
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Klasemen Sementara Porda DIY 2025, Bantul Masih Posisi Kedua
- Harga Tiket Trans Jogja Diskon 10 Persen hingga 31 Desember 2025
- Dimas Diajeng Bantul 2025 Didorong Promosikan Pariwisata Potensial
- Pemkab Kulonprogo Open Bidding Kepala Dinkes dan Kepala Dinsos, Ini Jadwal dan Syaratnya
- Pelatih Persiba Balikpapan Waspadai Kekuatan Pemain PSS Sleman
Advertisement
Advertisement