Advertisement
Harga Cabai Merosot, Petani Sleman Merugi
Advertisement
Harianjogja.com, PAKEM--Harga cabai merosot tajam dalam beberapa waktu terakhir. Sejumlah petani mengaku rugi dengan harga jual yang jauh lebih rendah dibanding ongkos produksi. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diduga menjadi penyebabnya.
Ketua Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi Sleman, Inoki Azmi, menjelaskan harga cabai per kg di tingkat petani saat ini Rp8.000 untuk cabai keriting dan Rp10.000 untuk cabai rawit. Harga ini tergolong rendah karena jauh di bawah ongkos produksi.
Advertisement
Ia menjelaskan untuk mendapatkan hasil yang impas saja, petani setidaknya harus bisa menjual cabai seharga Rp16.000. “Dengan harga sekarang ini petani rugi. Ongkos produksinya lebih tinggi. Kalau impas itu di harga Rp16.000 untuk yang keriting,” ujarnya, Sabtu (28/8/2021).
Harga cabai merosot saat ini diperkirakan karena penyerapan yang kecil tidak sebanding dengan stok cabai yang banyak. Hal ini ditengarai disebabkan kebijakan PPKM yang membuat banyak usaha khususnya kuliner tidak bisa beroperasi maksimal.
Di samping itu, kebijakan pemerintah untuk mengimpor cabai juga dinilai merugikan petani karena berdampak pada menumpuknya produksi cabai lokal. “Dari informasi yang beredar juga karena ada impor cabai dari bulan Februari sampai Juni,” ungkapnya.
Dengan kondisi ini, Pemkab Sleman kata dia juga sudah cukup membantu dengan pemberian mulsa, pupuk dan bibit. Meski demikian, ia berharap pemerintah dapat pula membantu petani dalam pengeringan cabai sehingga dapat menunda penjualan.
“Kalau usulan kami, pengolahan untuk pengeringan yang perlu diprioritaskan. Pengeringan dalam skala pabrik. Artinya bisa menyerap dalam jumlah banyak. Pengeringan kan bisa untuk tunda jual. Kalau tunda jual, petani bisa dapat nilai lebih,” kata dia.
BACA JUGA : Harga Cabai Anjlok Rp2.500 Per Kg karena Imbas Penerapan PPKM
Plt Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman, Supramono, menuturkan harga hampir semua produk pertanian, peternakan maupun perikanan mengalami penurunan sebagai akibat tidak seimbangnya antara jumlah produksi dan jumlah permintaan pasar. “Permintaan menurun sebagai dampak kita semua sedang konsentrasi memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” katanya.
Saat ini kata dia, petani cabai sedang memasuki panen raya. Tidak saja di Sleman, tapi juga di sentra cabai Jawa Tengah dan Jawa Timur. Saat panen raya harga tertekan karena pasokan banyak dan permintaan sedikit.
“Sebagai tambahan informasi, beberapa hari ini produksi cabai Sleman mencapai 20 ton per hari. Ini salah satu penyebab mengapa harga cabai tertekan. Hal terjadi setiap tahun, sehingga saran saya, petani harus menggunakan 'ilmu titen' dalam ikut bertanam cabai,” kata dia.
Ia membenarkan adanya impor cabai oleh pemerintah pusat. “Terkait dengan impor, kita melihatnya sebagai kerja sama antar negara. Tidak ada negara yang mau membeli produk Indonesia tanpa Indonesia juga membeli produk mereka. Begitulah mekanisme kerja sama antar negara, diantaranya lewat ekspor impor produk-produk negara yang bersangkutan,” ujarnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Hari Warisan Dunia Tekankan Peran Anak Muda sebagai Pelestari Warisan Budaya Berkelanjutan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di Wilayah DIY Kamis 18 April 2024
- Pilkada 2024, KPU Jogja Gandeng Disdukcapil Memastikan Akurasi Data Pemilih
- Baznas Kota Jogja Luncrukan Madrasah Al-Quran bagi Difabel Tuna Netra
- Disnakertrans DIY Mengklaim Kepatuhan Perusahaan Bayar THR Meningkat
- Dinkes DIY Mewaspadai Sebaran Flu Singapura
Advertisement
Advertisement