Advertisement

Tak Bisa Diintegrasikan, Ini Beda PeduliLindungi & Visitingjogja, 2 Aplikasi yang Wajib Dimiliki

Ujang Hasanudin
Jum'at, 03 September 2021 - 15:37 WIB
Budi Cahyana
Tak Bisa Diintegrasikan, Ini Beda PeduliLindungi & Visitingjogja, 2 Aplikasi yang Wajib Dimiliki Para narasumber saat berbincang dalam talk show online PeduliLindungi dan Visitingjogja Penyelamat Wisata DIY yang digelar Harian Jogja, Jumat (3/9/2021). - Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Masyarakat DIY wajib mengunduh dua aplikasi untuk masuk ke sejumlah fasilitas umum termasuk destinasi wisata, yakni aplikasi PeduliLIndungi dan Visitingjogja. Kedua aplikasi tersebut tidak bisa diintegrasikan karena berbeda tujuan, namun keduanya sama-sama untuk menekan penularan Covid-19.  

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY, Rony Primanto Hari menjelaskan aplikasi PeduliLindungi adalah platform yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan yang akan digunakan sebagai platform untuk membantu mengatasi penyebaran Covid-19.

Advertisement

“Platform itu semacam super app seperti aplikasi lainnya Gojek atau Grab. Ada berbagai macam gabungan aplikasi,” papar Rony dalam talkshow online PeduliLindungi dan Visitingjogja Penyelamat Wisata DIY yang digelar Harian Jogja, Jumat (3/9/2021).

Karena aplikasi PeduliLindungi dikelola Pemerintah Pusat, maka Pemda DIY tidak bisa memantau sudah berapa warga DIY yang mengunduh aplikasi tersebut. Namun dia memperkirakan sudah ada puluhan juta secara nasional mengunduh aplikasi itu sesuai dengan warga yang sudah menjalani vaksinasi dan yang memiliki gadget.

Aplikasi itu juga digunakan secara nasional. Sementara aplikasi Visitingjogja merupakan sebuah platform yang dikelola Dinas Pariwisata DIY untuk membantu menginformasikan objek wisata di Jogja, seperti potensi wisata, kegiatan wisatanya seperti apa. Aplikasi itu juga bisa digunakan untuk memesan tiket dan tempat ketika akan mengunjungi destinasi wisata, misalnya ke Candi Prambanan atau objek wisata di Kaliurang dan sebagainya.

Menurut dia, memang ada keinginan dari Dinas Pariwisata DIY untuk bisa memanfaatkan data dalam aplikasi PeduliLindungi supaya masyarakat tidak perlu mengunduh dua-duanya.

“Saya lihat tidak mungkin karena berbeda. PeduliLindungi akunnya bersifat pribadi, satu akun mendata satu orang. Kalau Visitingjogja bisa pesan untuk satu rombongan tidak hanya satu orang. Sebagai salah satu untuk membantu bisa, tapi diintegrasikan secara sistem sesuatu yang sulit karena beda platform beda tujuan tapi bisa saling bantu,” ujar Rony.

Kondisi tersebut sama halnya dengan aplikasi lainnya seperi tiket.com atau Traveloka. Jadi masyarakat bisa memesan tiket atau memesan tempat di destinasi wisata, hotel, restoran, mal, atau kafe, atau mau naik pesawat terbang dan naik kereta api dan sebagainya. Namun ketika akan naik atau masuk ke fasilitas umum tersebut tetap harus memiliki aplikasi PeduliLindungi yang saat ini sedang digencarkan oleh Pemerintah Pusat untuk mengendalikan penyebaran Covid-19.

“Begitu juga ketika akan memesan tiket bisa lewat Visitingjogja, tapi masuknya harus menggunakan PeduliLindungi,” ujar Rony.

Kepala Dinas Pariwisata Sleman Suparmono mengatakan aplikasi PeduliLindungi merupakan syarat perjalanan naik kendaraan dan masuk fasilitas umum yang sudah digemborkan oleh Pemerintah Pusat. Jawatannya sudah melakukan uji coba di mal sejak beberapa waktu lalu semua pengunjung harus men-scan barcode aplikasi PeduliLindungi dan selama ini belum ada yang komplain, atau berjalan lancar.

Menurut dia, sebagai upaya untuk nenekan penyebaran virus Corona aplikasi PeduliLindungi sangat bagus. Saat ini pihaknya masih dalam proses sosialisasi dan diskusi ketika aplikasi tersebut akan digunakan untuk masuk destinasi wisata karena sampai saat ini destinasi wisata masih tutup.

Namun yang perlu dipikirkan juga, kata Suparmono, adalah ketika destinasi wisata tidak ada jaringan internet atau blankspot. Dia mencontohkan kesulitan jaringan seperti di Candiijo Prambanan atau Kaliadem Pakem. Sebab, masing-masing provider berbeda sehingga harus dipikirkan ketika destinasi wisata kesulitan jaringan.

Selain itu juga aplikasi PeduliLindungi sifatnya pribadi. Sementara yang masuk destinasi wisata biasanya rombongan ada yang sampai 2-3 bus dan sebagainya, sehingga ketika wisatawan masuk harus men-scan barcode akan terjadi kerumunan.

Suparmono mengatakan untuk jangka panjang aplikasi PeduliLindungi sangat bagus. Dia berharap dalam waktu dekat ini kartu vaksin masih dibolehkan sebagai syarat untuk masuk destinasi wsiata.

Ketua Koperasi Notowono atau wadah pengelola sejumlah objek wisata di Mangunan Bantul, Purwo Harsono meminta perlu ada kebijakan ketika di objek wisata terjadi blankspot. "Saya kira perlu kebijakan tertentu. Bisa tidak kartu vaksin boleh masuk karena tak cukup alat kelengkapan mungkin itu jadi kebijakan,” kata dia.

Purwo mengatakan pengelola wisata tertama di Mangunan sangat setuju dengan kebijakan Pemerintah Pusat termasuk penerapan aplikasi PeduliLindungi untuk menekan angka kasus Covid-19, karena kesehatan baginya merupakan hal yang utama. Namun pemerintah juga perlu memikirkan agar kebijakan tersebut tidak menimbulkan problem baru di destinasi wisata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pembangunan Rusun ASN di IKN Capai 40 Persen

News
| Sabtu, 27 April 2024, 05:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement