FKY 2021: Media Warga Mencatat dan Mencatat Warga
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Semangat pencatatan budaya hadir sebagai kerangka utama dalam penyusunan seluruh program FKY 2021
Mereka Rekam. FKY terus menjaga semangatnya untuk melibatkan dan menempatkan masyarakat sebagai subjek utama dalam mewujudkan visi ini.
Kebudayaan di Yogyakarta terus tumbuh dan berkembang. Nilai kearifan dan keanekaragaman di dalamnya perlu untuk terus dilestarikan dan dirawat. Dalam hal ini, pencatatan budaya dimaksudkan dalam rangka pemeliharaan kebudayaan. Peran dan partisipasi aktif warga dalam upaya pemeliharaan ini memberi sumbangsih penting bagi kebudayaan, terutama warisan bagi generasi mendatang.
Advertisement
Ruang keterlibatan warga dibingkai dalam lima kategori Catatan Warga, yakni Cipta Lagu Anak, Tembang Dolanan Anak, Podcast Situs Bersejarah, Vlog Kuliner Warisan, dan Perekaman Kegiatan Budaya. Catatan Warga disusun dengan strategi kompetisi agar kemeriahan FKY 2021 tetap hadir di tengah masyarakat, sekaligus sejalan dalam mempraktikkan semangat pencatatan budaya di sekitar yang acap kali luput dari perhatian. Lima kategori tersebut menyasar lapisan masyarakat mulai dari usia dewasa hingga anak-anak yang menjadi agen kebudayaan di masa depan.
Salah satu perwakilan dari panitia FKY 2021, Salsabila Daniswara mengatakan FKY 2021 Mereka Rekam juga melakukan pencatatan atas keberdayaan warga yang tumbuh dan mungkin tak pernah tersentuh atau diketahui, terutama dalam situasi krisis setahun belakangan. Dalam pencatatan kali ini, FKY mendokumentasikan keberdayaan melalui medium foto dan video. "Beberapa catatan yang muncul di antaranya adalah Para Penjaga di Muara. Catatan ini berupa foto yang berhasil memotret gerakan warga dalam mengelola hutan bakau di kawasan konservasi di Baros, Kretek, Bantul," kata dia dalam rilis yang diterima Harianjogja.com, Selasa (5/10/2021).
Baca juga: Wisata Pantai di Bantul Sudah Diajukan Dibuka, Ini Updatenya
Keluarga Pemuda Pemudi Baros (KP2B) tanpa disadari telah berjuang dalam beberapa tahun terakhir mempertahankan ekosistem kawasan pantai yang sering kali disepelekan. Keberadaan KP2B setidaknya mengingatkan warga tanggung jawab atas dunia yang terus ditinggali.
Pencatatan atas keberdayaan warga juga direkam melalui video berjudul Gotong Royong. Catatan ini melihat sebuah gerakan sosial yang lahir dari inisiatif warga di tengah krisis pandemi. Ini merupakan salah satu catatan besar dalam perjuangan masyarakat di kala bencana melanda.
Salsabila mengatakan melalui kemunculan Oksigen Sambung Nyawa dan Relawan Siaga Covid RT 54 Gedongkiwo, gotong royong muncul sebagai watak khas dari masyarakat dalam membantu sesama. Hasil pencatatan dipresentasikan dalam medium digital berupa foto, video, maupun rekaman audio.
Ini merupakan langkah adaptasi terhadap perkembangan teknologi digital hari ini untuk menyediakan ruang bagi keragaman dan interaksi budaya; melindungi dan mengembangkan nilai, ekspresi, dan praktik kebudayaan tradisi; serta memperkuat kedudukan Yogyakarta sebagai wilayah kebudayaan.
"Seluruh hasil pencatatan dari warga dan untuk warga ini dikumpulkan dan dipresentasikan ulang dalam web FKY agar menjadi sebuah pengetahuan bersama. Seluruh catatan dapat dipelajari secara bebas melalui situs web FKY 2021 Mereka Rekam di www.fky.id," tutup Salsabila. (ADV)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Viral Ratusan Burung Pipit Ditemukan Mati di Bandara Ngurah Rai, Ini Penjelasan BKSDA
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kampanye Terakhir Harda-Danang sapa Pendukungnya dengan Senam Sleman Sehat
- Masuk Masa Tenang, Satpol PP Gunungkidul Mulai Copoti APK Paslon
- BMKG DIY Prediksi Hujan Terjadi pada Hari Pemungutan Suara 27 November 2024
- Tersengat Listrik, Warga Nanggulan Kulonprogo Meninggal Dunia
- Anggaran Makan Bergizi Gratis di Gunungkidul Rp26 Miliar Masuk ke BTT APBD 2025
Advertisement
Advertisement