Advertisement
Melewati Masa Pagebluk Bersama Semar Boyong

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA–Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) #6 hadir dengan tema Semar Boyong. Kisah ini menjadi pilihan lantaran memiliki konteks yang sama dengan masa pandemi Covid-19 saat ini. Tim Kreatif WJNC, Ali Nur Sotya Nugraha mengatakan apabila Semar Boyong merupakan transisi dari dua epos besar yaitu Mahabarata dan Ramayana. Hal ini disampaikan dalam diskusi daring WJNC Puncak HUT ke-265 Kota Jogja. Diskusi ini hadir dari kerja sama Harian Jogja dan Pemerintah Kota Jogja.
Kisah Semar Boyong bermula saat Semar berhasil membuat negara Pancawati damai dan sejahtera. Setelah keberhasilan itu, Semar mendapat tugas baru dari Dewata untuk menaungi sebuah era baru, era yang kemudian akan masuk ke cerita Mahabarata.
Advertisement
“Dari sana Pancawati ditinggal oleh Semar, [lalu] terjadi pagebluk. Kami logikakan pagebluk di sana sama dengan kondisi pandemi saat ini. Terjadi kaos, kekacauan, dan tragedi karena Semar sudah meninggalkan Pancawati,” kata Ali, Rabu (6/10).
“Sedangkan Negeri Indraprasta merupakan sebuah negera di masa transisi. Nanti Semar akan diboyong ke Indraprasta. Di sini Pancawati seolah-seolah tidak ingin kehilangan Semar.”
Selain Pancawati dan Indraprasta, Negara Hastinapura juga menginginkan sosok Semar untuk menaungi negaranya. Terjadilah perebutan sosok Semar untuk menjadi penaung negara masing-masing. Kemudian Semar meminta syarat untuk memilih. Dia akan menaungi negara yang bisa memberinya Bunga Pandan Tunjung Biru. Bunga tersebut berada di kayangan.
“Makanya Semar diperebutkan. Akhirnya dengan penjelasan, [Semar berpesan bahwa] kalian tidak perlu khawatir. Dalam sebuah kehidupan ada hidup dan mati dan kehidupan selanjutnya. Seperti halnya di atas langit masih ada langit,” kata Ali.
Segala persiapan dan pelaksanaan WJNC menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kota Jogja, Wahyu Hendratmoko, seluruh pengisi acara wajib memakai masker selama proses latihan dan puncak acara.
Selain itu, seluruh komponen yang terlibat harus sudah divaksin minimal dosis pertama. Sehari sebelum acara puncak, wajib tes swab antigen dengan hasil negatif.
“[Yang sudah vaksin] ditandai dengan gelang kuning dan hijau yang bisa masuk. Kuning artinya sudah vaksin dosis pertama, hijau sudah vaksin dosis pertama dan kedua. Yang tidak punya gelang tidak bisa masuk. Ini ide orisinal dari Wali Kota Jogja dalam rangka menyukseskan vaksinasi,” kata Wahyu.
“Dalam pelaksanaan latihan, saya minta [seluruh pengisi acara] menggunakan masker. Apabila saat swab antigen ada yang positif, berarti harus diganti, apapun perannya.”
Nantinya WJNC akan menjadi pilot project kegiatan luar ruangan yang mengundang banyak orang. WJNC merupakan ruang penghargaan bagi seniman dan budayawan yang ada di Jogja.
“Selama dua tahun ini tidak ada kegiatan sebagai wadah seni dan budaya. Diharapkan bisa menjadi percontohan gelaran seni budaya dengan prokes ketat, sehingga tidak menciptakan klaster baru. Ini merupakan sinergi penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi,” kata Wahyu. (ADV)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Ekspor Batu Bara Indonesia Terendah Selama 3 tahun Terakhir, Ini Penyebabnya
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Tarif dan Jalur Trans Jogja ke Lokasi Wisata di Jogja dan Sekitarnya, Cek di Sini
- Pasar Terban Jogja Disulap Jadi Rumah Pemotongan Hewan yang Modern dan Higienis
- BNPB Catat Dampak Cuaca Ekstrem Picu Bencana di DIY dan Bogor
- Syarat dan Lokasi Perpanjangan SIM di Jogja Selama Mei 2025
- Selain Sebut Bukan Mafia Tanah, Menteri ATR/BPN RI Klaim Tak Ada Aparatnya yang Terlibat dalam Kasus Mbah Tupon
Advertisement