Advertisement

Gelar Seni Sepanjang Tahun Dihelat Live Streaming  

Media Digital
Selasa, 26 Oktober 2021 - 07:07 WIB
Maya Herawati
Gelar Seni Sepanjang Tahun Dihelat Live Streaming    Salah satu kelompok seni kerakyatan saat tampil di Concert Hall TBY, kemudian disiarkan langsung melalui kanal Youtube TBY pada Sabtu (23 - 10). (ist)

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Setelah sempat terhenti beberapa waktu karena adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan PPKM Level 4 dan Level 3, kini kegiatan Gelaran Seni Tradisi Sepanjang Tahun atau lebih dikenal Gelar Seni Sepanjang Tahun kembali digelar.

Hal ini menyusul turunnya level PPKM DIY dari Level 3 menjadi Level 2. Meski kembali digelar, namun gelaran seni tahunan yang diadakan Taman Budaya Yogyakarta (TBY) itu dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat untuk menghindari penularan Covid-19.

Advertisement

Gelar Seni Sepanjang Tahun pada Oktober ini dilaksanakan secara daring atau tanpa penonton. Pelaksanaan pengambilan gambar pentas dilakukan pada Senin (18/10) dan Selasa (19/10) pekan lalu di Gedung Concert Hall TBY, namun disiarkan langsung melalui kanal Youtube TBY pada 23-24 Oktober lalu.  

Ada delapan kelompok seni yang pentas dalam Gelar Seni Sepanjang Tahun selama dua hari tersebut, yakni lima kelompok seni kerakyatan, dua kelompok seni wayang, dan satu kelomok seni ketoprak.

Untuk seni kerakyatan, yakni Musik Etnik Nadhaskara dari Rendeng Kulon, Sewon, Bantul; Chakil Squad ART Community, dari Bokoharjo, Prambanan, Sleman serta Balai Budaya dari Minormatani, Sleman.

Kemudian Musik Kreatif Sendrariya dari Bangunjiwo, Kasihan, Bantul; Jatilan Respati Jenar dari Padokan Kidul, Kasihan, Bantul. Sementara dua wayang adalah Dalang Fari Aldaffa dari Pajimatan, Girirejo, Imogiri, Bantul; dan Dalang Bima Aris Purwandaka dari Sabdodadi, Bantul. Adapun satu kelompok ketoprak adalah Sanggar Seni Gita Gilang dari Blunyah Gede, Sinduadi, Mlati, Sleman.

Kepala Seksi Penyajian dan Pengembangan Seni Budaya TBY, Budi Supardi mengatakan Gelar Seni Sepanjang Tahun kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang digelar di panggung terbuka di halaman TBY yang bisa diakses penonton sebanyak-banyaknya.

Namun dengan situasi masih pandemi ini penonton dibatasi maksimal 25%, dari total kapasitas ruang Concert Hall TBY yang berkapasitas 800 orang, bahkan nyaris tidak ada penonton kecuali sesama kelompok yang pentas.

“Akan tetapi masyarakat masih bisa menyaksikannya melalui kanal Youtube TBY. Memang dalam situasi pandemi seperti sekarang ini kami belum bisa menggelar seni tradisi secara terbuka namun tetap bisa disaksikan live lewat kanal Youtube,” kata kata Budi, saat ditemui di TBY, Senin (25/10).

Ruang untuk Seniman

Budi mengatakan Gelar Seni Sepanjang Tahun ini merupakan kesekian kalinya setelah digelar secara terbatas juga, beberapa waktu lalu. Sebenarnya total grup kesenian yang harus tampil pada tahun ini dalam Gelar Seni Sepanjang Tahun ada 40 kelompok yang terdiri dari 30 kelompok seni kerakyatan dan 10 seni tradisi.

Dari 10 seni tradisi terdiri dari lima grup ketoprak dan lima wayang kulit. Sementara dari 30 seni kerakyatan di antaranya terdiri dari jatilan, musik kreatif, wayang orang, dan tari klasik.

Budi mengatakan konsepnya Gelar Seni Sepanjang Tahun masih sama seperti sebelumnya karena situasi dan kondisi seperti saat ini tidak boleh menghalangi kegiatan seni untuk tetap berkarya dan berekpresi, namun harus tetap mengedepankan protokol kesehatan.

“Kami ingin memberikan ruang bagi para seniman untuk tetap berkaya meski di tengah pandemi sehingga seniman juga tetap sejahtera. Kami berupaya memfasilitasinya meski di tengah keterbatasan,” ujar Budi.

Lebih lanjut Budi mengatakan pelaksanaan Gelar Seni Sepanjang Tahun mengunakan konsep tanpa penonton.

Berbagai sarana pendukung protokol kesehatan dikedepankan, yakni seniman yang masuk harus sudah menjalani vaksinasi Covid-19, pembatasan jumlah seniman, pembatasan jam pentas, pengukuran suhu tubuh, dan penyemprotan disinfektan di area pentas serta peralatan musik.

“Semua kelompok harus sudah merias di sanggarnya-masing masing, sehingga saat datang ke TBY tinggal tampil sesuai dengan jam dan waktu yang sudah disediakan. Setiap kelompok yang tampil juga dibatasi 20 menit atau maksimal satu jam jika mendesak,” ujar Budi.

Budi menyadari pandemi Covid-19 ini belum bisa diprediksi kapan berakhir. Sementara kelompok seni juga perlu diberi ruang untuk berekspresi agar tetap eksis.

TBY memiliki tugas melestarikan seni dan budaya yang tumbuh dan berkembang di DIY dan juga memberikan ruang ekpresi para seniman, para penata, para pelaku seni dan juga memublikasikan potensi seni budaya DIY tersebut. Meski terbatas namun tetap semarak. (ADV)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Kasus Korupsi Timah, Bos Maskapai Penerbangan Terlibat

News
| Sabtu, 27 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement