Advertisement

Warga Sleman! Ini Permintaan Bupati soal Libur Akhir Tahun

Abdul Hamied Razak
Senin, 22 November 2021 - 22:27 WIB
Bhekti Suryani
Warga Sleman! Ini Permintaan Bupati soal Libur Akhir Tahun Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo meninjau pelaksanaan vaksinasi untuk pedagang Pasar Tempel, Selasa (29/6/2021). - Ist/dok

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN- Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo meminta warga tidak mudik saat libur Natal 2021 dan tahun baru 2022. Hal itu seiring dengan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 untuk seluruh wilayah Indonesia.

Pemkab, kata Kustini, mengeluarkan sejumlah kebijakan kepada warga termasuk larangan mudik dari dan ke Sleman untuk mencegah klaster penularan virus Covid-19 baru. "Untuk menjaga situasi pandemi Covid-19 di Sleman agar tetap kondusif, warga Sleman yang perantau maupun yang dirantau diimbau agar tidak mudik saat libur Natal dan Tahun Baru. Kegiatan silaturahmi masih bisa kita lakukan secara virtual. Mari jaga diri, lingkungan, saudara kita,” ungkap Kustini, Senin (22/11/2021).

Advertisement

Kustini juga meminta warga setempat tidak menggelar acara yang berpotensi menimbulkan kerumunan pada saat pergantian tahun baru. "Kami minta masyarakat tidak menggelar kegiatan yang berpotensi terjadi kerumunan dan penularan Covid-19. Jadi, akhir tahun tidak perlu ada pesta kembang api dan acara,” kata Kustini.

BACA JUGA: Korupsi Tanah Pelungguh Mantan Lurah di Bantul Rugikan Negara Rp174 Juta

Pemkab Sleman saat ini tengah berupaya maksimal menangani Covid-19 demi keamanan dan kenyamanan masyarakatnya. Upaya ini terlihat dari mulai turunnya angka kasus positif harian. "Sebelumnya memang sempat naik karena klaster takziah dan home industri tahu. Tapi hal itu sudah berhasil kita tekan, dan tentu kita jadikan evaluasi agar tidak terulang lagi. Intinya kita masih akan sangat berhati-hati," terang Kustini.

Kustini berharap, warga bisa terus menjaga kedisiplinan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. "Saat ini penting bagi kita menjaga kesadaran kolektif untuk mencegah terjadi penularan selama pandemi Covid-19. Lebih-lebih penularan terjadi karena adanya intensitas sering bertemu dan interaksi masyarakat dengan skala besar,” kata Kustini. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Gorontalo

News
| Kamis, 25 April 2024, 04:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement