Sampai Kapan TPST Piyungan Ditutup? Ini Jawaban Warga
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan ditutup lagi oleh warga Kalurahan Sitimulyo, Kapanewon Piyungan, Bantul. Penutupan itu akan berlangsung dalam beberapa hari.
Warga menganggap TPST tersebut sudah penuh dan tidak layak menjadi tempat pembuangan sampah.
Advertisement
BACA JUGA: Jalan ke TPST Piyungan Ditutup Lagi, Sampah di Jogja Terancam Menumpuk
Juru Bicara Warga Sekitar TPST Piyungan, Maryono, mengatakan penutupan akses masuk TPST Piyungan dilakukan mulai Kamis (20/1/2022) siang, sekitar pukul 11.00 WIB. Penutupan tersebut dilakukan sebagai buntut antrean truk pengangkut sampah sejak dua pekan lalu.
“Warga merasa terganggu sehingga jalan ditutup,” kata Maryono, Kamis (20/1/2022) sore.
Maryono tidak mengetahui sampai kapan penutupan itu dibuka kembali.
“Katanya pengelola mau menguruk sampah dengan tanah. Tapi enggak tahu, tapi kalau tidak ada perbaikan sama sekali sampai Jumat besok, mungkin penutupan dilakukan sampai Sabtu,” ujar Maryono.
Maryono mengatakan antrean truk pengangkut sampah sampai 1,5 kilometer karena dermaga pembuangan sampah sudah penuh. Bahkan ada truk membuang sampah di bahu jalan yang biasa menjadi lalu lalang warga sekitar sehingga menganggu warga.
Selain dermaga pembuangan sampah sudah penuh, jalur masuk TPST Piyungan dari timbangan sampai dermaga banyak berlubang dan belum diperbaiki.
Tidak hanya itu, air hujan dari lokasi pembuangan yang seharusnya masuk selokan tertutup sampah sehingga limbah air sampah masuk ke jalan sehingga jalan becek.
Menurutnya, persoalan tersebut sudah sering terjadi tetapi tidak pernah ada respons memuaskan dari pemerintah, kecuali hanya pemadatan tumpukan sampah dengan tanah.
“Ini persoalannya tempat pembuangan sampah sudah penuh, sudah tidak layak tapi dipaksakan,” beberapa waktu lalu, sampah menumpuk di sejumlah permukiman di Jogja, Sleman, dan Bantul, sebagai ekses penutupan TPST Piyungan.
Salah satu sopir truk sampah, Teguh mengungkapkan persoalan di TPST Piyungan sebenarnya hanya berkutat di dermaga.
“Masalahnya dermaga untuk bongkar muat sampah itu hanya satu, dalam kondisi hujan seperti ini pasti trouble,” ujarnya.
Ia berangkat pukul 11.00 WIB dan baru bisa membongkar sampah setelah Magrib.
BACA JUGA: Fantastis! Ini Jumlah Volume Sampah yang Dihasilkan Sleman Setiap Tahunnya
Sementara itu, pegawai TPST Piyungan, Sumarwan mengatakan antrean sampah sudah terjadi sejak awal pekan ini. Namun sejak Selasa lalu kondisinya makin parah karena mengular lebih 1 kilometer dari lokasi bongkar.
“Tidak bisa bongkar karena curah hujan tinggi, tanah timbunan di landasan juga ikut terdorong alat berat sehingga harus nimbun lagi. Sementara dermaga juga terlalu sempit,” ujarnya.
Namun, ia belum bisa menjelaskan terkait rencana detail yang akan dilakukan pemerintah untuk mengatasi persoalan yang selalu terulang tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tarik Uang Taruhan dari 10 Orang, Pemain Judi Online asal Bantul Ditangkap Polisi
- Awasi Masa Tenang, Bawaslu Siagakan Semua Petugas Pengawas
- Selamatkan Petani karena Harga Cabai Anjlok, Pemkab Kulonprogo Gelar Bazar dengan Harga Tinggi
- Kantor Imigrasi Yogyakarta Catat 26.632 Turis Asing Masuk Yogyakarta via YIA pada Agustus-Oktober 2024
- Bawaslu dan KPU Kulonprogo Bersiap Masuki Masa Tenang dan Pemilihan
Advertisement
Advertisement