Advertisement
Terima 700 Ton Tiap Hari, TPST Piyungan Tak Mampu Tampung Sampah Tahun Depan

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan tak akan mampu menampung sampah pada tahun depan. Tempat tersebut tiap hari menampung 700 ton sampah dari Kota Jogja, Sleman, dan Bantul.
Pemkab Bantul terus menyiapkan berbagai strategi dan kebijakan untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPST Piyungan yang sudah overload sekaligus menyukseskan Program Bantul Bersih Sampah 2025.
Advertisement
BACA JUGA: Sampai Kapan TPST Piyungan Ditutup? Ini Jawaban Warga
Kepala Bappeda Bantul, Fenti Yusdayanti, mengatakan Pemkab Bantul terus berupaya menyelesaikan persoalan sampah secara mandiri dengan cara mengurangi sampah mulai dari rumah tangga. Pemkab, menurut Fenti, tidak bisa terus menerus mengandalkan TPST Piyungan yang sudah penuh. Terlebih, upaya Pemda DIY untuk mengelola sampah TPST Piyungan melalui kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) sampai sekarang belum terealisasi.
“Volume sampah yang dibuang ke TPST Piyungan tiap hari mencapai 700 ton. Kalau pengurangan sampah tidak segera dimulai, maka pada 2023 TPST Piyungan sudah tidak mampu menampung sampah lagi,” ujar Fenti saat ditemui seusai mengikuti Rapat Kooordinasi Antisipasi Darurat TPST Piyungan bersama Bupati Bantul Abdul Halim Muslih di Parasamya, kompleks Pemkab Bantul, Kamis (20/1/2022).
Fenti mengatakan Kota Jogja dan Sleman menjadi penyumbang volume sampah terbesar di TPST Piyungan. Volume sampah dari Bantul yang dikirim ke TPST Piyungan hanya sekitar 24% dari total 700 ton sampah per hari.
“Harapannya Sleman dan Kota Jogja juga bisa mengurangi kiriman sampah sehingga tidak terlalu membebani TPST Piyungan,” katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul, Ari Budi Nugroho menyatakan Pemkab Bantul segera mengurangi sampah mulai dari tingkat rumah tangga. Selain untuk mengurangi beban TPST Piyungan, upaya ini juga mendukung Program Bantul Bersih Sampah 2025.
“Tahun ini kami mulai mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah dari rumah yang melibatkan berbagai pihak. Kami juga menyiapkan modul cara pengelolaan sampah dari sumbernya, sekaligus mendorong pemerintah kalurahan memiliki badan usaha yang konsen dalam pengelolaan sampah. Dengan pemilahan, maka yang dibuang ke TPST Piyungan hanya residu,” kata Ari.
BACA JUGA: Jalan ke TPST Piyungan Ditutup Lagi, Sampah di Jogja Terancam Menumpuk
Pemerintah kalurahan diminta untuk menganggarkannya melalui pagu indikatif kapanewon sehingga dalam APBD perubahan nanti teranggarkan untuk semua kalurahan. Ari menambahkan Bupati Bantul juga meminta agar ada insentif bagi kelompok pengelola sampah agar masyarakat bersemangat dalam mengelola sampah mulai dari rumah tangga.
“Insentif akan diformulasikan dulu regulasinya,” ujar Ari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Ungkap Penyebab Pergerakan Jemaah Haji dari Muzdalifah ke Mina, Kemenag: Akibat Lalu Lintas yang Padat Proses Evakuasi Terlambat
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Layanan Perpanjangan SIM di Jogja dan Sekitarnya Kembali Dibuka pada 10 Juni
- Viral Video Sapi dan Kambing Berdiri Lagi Seusai Disembelih, Warga Berlarian
- Sudah Cair! Ini Cara Cek Penerima Bantuan Subsidi Upah BSU BPJS Ketenagakerjaan
- Lapas Wirogunan Sembelih 2 Sapi dan 7 Ekor Kambing untuk Warga Binaan
- Bisa Jadi Referensi SPMB 2025, Ini Daftar SMP Terbaik di Jogja Berdasarkan ASPD 2023 dan ASPD 2025
Advertisement
Advertisement