Advertisement
Begini Cara Milenial Jogja Kenalkan Museum..

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Sejumlah anak milenial memperkenalkan museum kepada remaja lainnya melalui Safari Duta Museum di SMKN 2 Kota Jogja, Kamis (27/1/2022). Dengan difasilitasi Dinas Kebudayaan DIY, milenial ini mengajak para pelajar untuk mengenal museum yang berada di DIY.
Kegiatan berlangsung di Aula sekolah tersebut berlangsung santai dihadiri puluhan pelajar dengan protokol kesehatan ketat. Salah satu Duta Museum DIY 2022 Ramdani Racmat mengatakan berbagai upaya dilakukan untuk menarik perhatian pelajar agar memiliki ketertarikan dengan museum. Remaja berusi 23 tahun ini memberikan motivasi kepada pelajar bahwa DIY memiliki banyak museum yang menarik dibandingkan daerah lain.
Advertisement
“Kami berusaha menjelaskan bahwa banyak musuem di Jogja ini menarik dan tematik. Misalnya mau memilih soal pahlawan TNI AU, ada, mau melihat soal budaya kraton ada, soal perang kemerdekaan ada. Tinggal memilih. Kami berharap teman-teman pelajar juga terbiasa nongkrong di Museum,” katanya di sela-sela Safari Duta Museum bertajuk Wajah Baru Museum.
Nadia Farah Safana Duta Museum 2022 untuk Museum Gunung Api Merapi mengatakan perlu adanya jalan tengah antara kebutuhan kaum milenial dengan kalangan tua. Sehingga kondisi museum bisa menyesuaikan dengan milenial.
Baca juga: 26 Warisan DIY Jadi Warisan Budaya Indonesia, Ini Daftar Lengkapnya: Lemper Hingga Wiwitan Pari
“Harapannya perbedaan pandangan ini mampu menjadi jalan tengah untuk menciptakan suasana museum yang ramah untuk semua kalangan,” katanya.
Guru SMKN 2 Jogja Ridho Saputro menambahkan siswanya sangat antusias dengan kegiatan Safari Duta Museum. Karena selama pandemi belum pernah menggelar kegiatan serupa atau tatap muka dalam event tertentu. “Kami berharap museum harus sudah berbasis IT, dikemas bisa menjadi tempat nongkrong bagi anak muda, ini akan menjadi strategi mendatangkan milenila ke museum. Nongkrongnya agar bermanfaat, salah satunya di museum,” katanya.
Staf Analisis Pemasaran Museum Taman Pintar Agus Budi dalam kesempatan itu sepakat bahwa museum saat ini harus berbasis teknologi. Misalnya suatu koleksi tidak bisa dipegang atau diraba, dengan teknologi sebenarnya bisa dikemas untuk dapat berinteraksi. “Karena tanpa ada interaksi, dia akan merasa kering,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kemensos: Anak Jalanan Jadi Target Utama Ikuti Sekolah Rakyat
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Tagihan Listrik Penerangan Kampung Membengkak hingga Ratusan Juta, Dishub Bantul Lakukan Penertiban
- Mas-mas Pelayaran Sempat Sembunyi di Mapolsek Godean Saat Digeruduk Driver Ojol
- KPU Bantul Jamin Akurasi Hasil Pemutakhiran Data Pemilih
- Kasus Mas-mas Pelayaran Godean Sleman: Massa Geram dan Merusak Mobil Polisi, Penyidik Kantongi Sejumlah Nama
- Mas-mas Pelayaran Terduga Pelaku Penganiayaan Rekan Driver Ojol Sudah Diperiksa Polisi, Ini Hasilnya
Advertisement
Advertisement