Advertisement

Ternak dan Pakan dari Gunungkidul Ditolak Daerah Lain karena Antraks

Taufik Sidik Prakoso
Selasa, 08 Februari 2022 - 23:47 WIB
Budi Cahyana
Ternak dan Pakan dari Gunungkidul Ditolak Daerah Lain karena Antraks Petugas menyuntikkan vitamin ke sapi bunting milik peternak di Desa Gentan, Kecamatan Gantiwarno, Selasa (8/2/2022). - JIBI/Solopos/Taufiq Sidik Prakoso

Advertisement

Harianjogja.com, KLATEN—Para peternak dan pedagang diminta tidak membeli ternak dari Gunungkidul, menyusul merebaknya antraks di kabupaten tersebut. Peternak diminta tak mencari pakan di Gunungkidul.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Klaten, Widiyanti, menjelaskan hingga kini tak ada temuan kasus antraks di Klaten. Namun, demi mencegah penularan antraks ke wilayah Klaten setelah ditemukan kasus tersebut di Gunungkidul, DIY, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Klaten melakukan sejumlah langkah antisipasi.

Advertisement

BACA JUGA: 15 Ternak di Gunungkidul Mati karena Antraks, 23 Warga Diduga Tertular

Antisipasi tersebut diantaranya dengan vaksinasi antraks kepada ternak di wilayah yang berbatasan dengan Gunungkidul.

“Kami melakukan vaksinasi di lokasi terdekat dengan ring satu maksimal 10 km. Jadi, kami harus memulainya dengan wilayah terdekat dengan Gunungkidul. Kemudian kalau sudah mencukupi baru mengarah ke wilayah yang ringnya agak jauh,” kata Widiyanti saat ditemui di sela vaksinasi antraks di Desa Gentan, Kecamatan Gantiwarno, Selasa (8/2/2022).

Selain vaksinasi antraks, petugas memperketat pemeriksaan kesehatan hewan di pasar-pasar hewan yang ada di Klaten. “Kami melakukan disinfektan di pasar kemudian kami sosialisasi ke peternak,” jelas dia.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Klaten juga menyebar nomor telepon petugas kesehatan hewan. Dinas meminta peternak maupun warga bisa segera melaporkan ke petugas jika mengetahui ternak yang menunjukkan gejala sakit.

“Kalau ada kejadian ternak yang sakit, segera saja melaporkan ke kami. kepada siapapun yang di lapangan mengetahui kalau ada gejala sakit apapun. Karena kondisi seperti ini harus negatif thinking dulu sehingga apapun penyakit yang dialami ternak bisa dicegah sedini mungkin,” kata dia.

Untuk sementara, peternak maupun pedagang tak membeli ternak dari wilayah Gunungkidul yang saat ini sudah ditemukan kasus antraks. Selain itu, para peternak diimbau tak membeli atau mencari pakan dari daerah yang ditemukan kasus ternak terjangkit antraks.

Widiyanti juga mengimbau untuk sementara tak membeli kotoran ternak untuk kompos dari wilayah terjangkit. Hal itu dimaksudkan guna mencegah spora bakteri yang ada di kotoran ternak tersebut menyebar di Klaten. “Ini yang harus membutuhkan perhatian semuanya tidak hanya para peternak,” kata dia.

Antraks disebabkan oleh bakteri. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari ditjenpkh.pertanian.go.id, antraks adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakter Bacillus anthracis. Penyakit antraks bisa menyerang hewan ternak seperti sapi, domba, kambing, kuda, dan babi. Infeksi bisa terjadi ketika spora bakteri yang ada di tanah, tanaman, atau air yang telah terkontaminasi oleh bakteri antraks masuk ke dalam tubuh hewan.

Widiyanti menjelaskan antraks bersifat zoonosis, bisa menular dari hewan ke manusia dengan tipe gejala yang dialami manusia beragam mulai dari kulit, pencernaan, pernapasan, serta syaraf.

“Ketika ada ternak yang disinyalir sakit [antraks] kemudian disembelih dan dagingnya dikonsumsi oleh manusia, mungkin bakteri di dalam tubuh ternak itu karena masih dalam kondisi vegetatif bisa mati ketika dimasak. Tetapi, kalau dalam proses penyembelihan itu kemudian di sana kotoran atau darah keluar dari tubuh ternak [terserang antraks] dan bakteri membentuk spora di dalam tanah, itu bisa bertahan lama hingga puluhan tahun serta tahan terhadap cuaca dan lainnya. Yang rawan itu penyebaran bakteri tersebut,” kata Widiyanti.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian sudah melakukan sejumlah skenario untuk antisipasi persebaran antraks di Klaten. Selain vaksinasi antraks ke ternak di wilayah perbatasan dengan Gunungkidul, petugas juga melakukan pengecekan daging yang dijual di pasar maupun ke hewan di rumah pemotogan hewan.

BACA JUGA: Gunungkidul Darurat Antraks, Butuh Penanganan Serius

Mulyani juga menjelaskan jual-beli sapi dari wilayah terpapar antraks di wilayah Gunungkidul untuk sementara ditutup. Penutupan jual-beli ternak dari wilayah terpapar antraks itu dilakukan hingga kasus antraks di wilayah terpapar itu bisa terkendali.

“Pengendalian jual-beli sapi kami stop dulu dari daerah yang ditemukan terpapar antraks. Kami sudah siapkan skenario untuk antisipasi antraks. Kami melihat perkembangan seperti apa dulu, apakah semakin baik atau semakin serius. Kami setop jual-beli sapi dari daerah yang tentunya terjangkit saja, kami lebih khususkan,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bus Terjun dari Jembatan kemudian Terbakar, 45 Orang Dilaporkan Tewas

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 18:57 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement