Lewat Sketsa, Indonesia's Sketchers Jogja Menampilkan Ulang Dunia
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Sebagai Kota Seni, tak heran banyak perkumpulan bagi penggemar seni di Jogja. Salah satunya adalah Indonesia's Sketchers Jogja yang menjadi wadah bagi siapapun yang gemar menggambar sketsa.
Didirikan sejak 2010, Indonesia's Sketchers (IS) Jogja menjadi ruang berproses para penggemar karya sketsa di Jogja. Puluhan anggotanya sering menggambar sketsa secara langsung atau live sketching bersama-sama.
Advertisement
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sketsa bisa diartikan sebagai lukisan cepat atau gambar rancangan. Namun, pada prinsipnya, anggota IS Jogja tidak begitu mempermasalahkan definisi khusus dari sketsa.
"Kami enggak terlalu mempermasalahkan definisi sketsa. Ada banyak tafsir, apalagi latar belakang teman-teman yang bergabung itu berbeda-beda. Jadi di IS Jogja, kami memandang sketsa sebagai gambar langsung, jadi disketsa di lokasi dan ada spontanitas, apa adanya," ujar Heru Aji Jaladara, Koordinator IS Jogja kepada Harianjogja.com, Jumat (25/2/2022).
Dia mengungkapkan, definisi sketsa di beberapa kalangan masih menjadi perdebatan. Apalagi, di Komunitas IS Jogja terdiri dari anggota yang berasal dari berbagai latar belakang. Ada yang merupakan pelukis, arsitek, hingga ibu rumah tangga yang hobi membuat sketsa.
Keragaman ini membuat IS Jogja mengesampingkan perdebatan mengenai definisi sketsa. Mereka cukup berpegang pada konsep live sketching atau urban sketching. Para penggemar sketsa diajak membuat karya sketsa secara langsung di lokasi dan mendokumentasikan apa yang menarik perhatiannya ke dalam gambar.
Kini, IS Jogja, kata Heru, memiliki tiga agenda utama yang dijalankan dalam periode tertentu. Kegiatan pertama ialah sketching & sharing (SS). Para anggota akan menentukan waktu dan tempat yang digunakan untuk menggambar sketsa bersama dalam satu kali satu bulan.
Setelah membuat sketsa bersama, biasanya ada sesi sharing. Mereka berkumpul membahas soal sketsa yang dihasilkan. Bisa juga sharing soal teknik menggambar berikut media yang digunakan.
Kegiatan IS Jogja yang kedua ialah SNSD atau Suka Nian Sketsa Dadakan. Para anggota bisa mengajak anggota lain untuk membuat agenda berkarya sketsa dadakan di luar agenda rutin. Selain itu ada juga kegiatan belajar melalui Sisan atau Sinau Sesarengan yang memungkinkan anggota mengikuti lokakarya gratis dengan topik yang berbagai rupa.
"Kalau menggambar sketsanya biasanya di perkotaan Jogja saja, bisa ke pasar atau museum. Tapi yang dadakan itu pernah sampai Solo, membuat sketsa di Kraton Solo dan sekitarnya," ujarnya.
Dokumentasi
Alaik menjelaskan bahwa sejarah urban sketching berawal dari salah satu ilustrator asal Spanyol yaitu Gabriel Campanario yang merantau ke Seattle, Amerika Serikat.
Sebagai pendatang, Gabriel mencoba mengenal kota barunya lewat menggambar sketsa yang ia beri keterangan mengenai lokasi itu. Kala itu, hasil sketsanya ia unggah ke Blogspot. Rupanya, budaya urban sketching itu menular ke orang lain. Lama-kelamaan, budaya ini pun meluas hingga diikuti di Indonesia dan memunculkan berbagai komunitas sketsa.
"Jadi awalnya ini semacam sketsa jurnalistik. Ada yang mengartikan sebagai graphic diary atau travel diary, seperti dokumentasi. Sketsa yang digambar juga personal, ada cerita di balik sketsa yang dibuat," kata dia.
Sebagai media dokumentasi, media yang digunakan anggota IS Jogja dalam menggambar sketsa terbilang sederhana. Ada yang merasa cukup membawa buku sketsa kecil dan pena, ada pula yang melengkapinya dengan cat air saku.
Meski demikian, ada juga yang membawa peralatan lengkap dengan berbagai pilihan pena untuk menggambar sketsa. "Tetapi ada juga yang unik. Bawa kertas aja, nanti media sketsanya pakai ranting dicelup ke tinta. Bahkan ada juga yang pakai kertas bekas, seperti karcis parkir atau nota belanja," ucap Heru.
Selain menggambar sketsa bersama, IS Jogja juga beberapa kali pernah membuat pameran sketsa. Objeknya tak hanya gambar sketsa yang dibuat, tetapi justru buku sketsa yang menyimpan beragam karya dari anggota.
"Yang lebih menarik justru buku sketsanya. Makanya ada beberapa buku sketsa yang dikumpulkan untuk kami pamerkan," kata dia.
Meski pameran terakhir telah terlaksana pada 2016 lalu, tetapi IS Jogja berharap bisa kembali menggelar pameran. Pasalnya, dari pameran ke pameran, kemajuan anggota dalam menggambar sketsa bisa tampak semakin baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Puncak Arus Mudik Liburan Natal Diprediksi Terjadi pada 24 Desember
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KPU Bantul Mulai Mendistribusikan Undangan Nyoblos di Pilkada
- KPU Bantul Pastikan Pemilih Tidak Memenuhi Syarat Telah Dicoret dari DPT
- KPU Sleman Memprediksi Pemungutan dan Perhitungan Suara di TPS Rampung Maksimal Jam 5 Sore
- Indeks Masih Jomplang, Penguatan Literasi Keuangan Sasar Mahasiswa UGM
- Undangan Memilih Pilkada Gunungkidul Didistribusikan ke 612.421 Warga
Advertisement
Advertisement