Advertisement

Kesaksian Tetangga soal Nakes Asal Sleman yang Dibunuh Pacar

Sunartono
Sabtu, 19 Maret 2022 - 14:17 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Kesaksian Tetangga soal Nakes Asal Sleman yang Dibunuh Pacar Rumah nakes di Sleman bernama Sweetha yang dibunuh pacar dan jasadnya dibuang di bawah tol Semarang. - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN--Sejumlah tetangga memberikan kesaksian terkait tenaga kesehatan (nakes) asal Sleman bernama Sweetha yang dibunuh dan jasadnya dibuang di bawah jembatan Tol Semarang. Korban bersama anaknya, MF yang juga dibunuh pelaku, sehari-hari tinggal di Perumahan Manggal Asri 3, Tirtoadi, Mlati, Sleman.

Kasus itu diungkap oleh Jatanras Ditreskrium Polda Jateng setelah menemukan jasad keduanya di bawah jembatan tol Semarang-Bawen KM 426. Adapun pelaku pembunuhan adalah Donny Christiawan Eko Wahyudi, 31, warga Dusun Sumber Girang, Lasem, Rembang, Jawa Tengah.

Advertisement

Salah satu tetangga korban, Ayu mengatakan korban tinggal di perumahan itu sejak 2018 silam bersama anaknya, MF. Sedangkan salah satu anaknya lagi ikut bersama neneknya di Palembang. Ia bahkan sempat akrab dengan korban dan beberapa kali sempat menggendong MF saat masih bayi.

“Tetapi akhir-akhir ini sudah jarang bertemu lagi, mungkin karena sibuk bekerja dan saat sudah pulang rumah lalu istirahat,” kata wanita berusia 34 tahun ini kepada wartawan.

Tetangga lainnya, Sundari menambahkan terakhir ia melihat MF sekitar sebulan silam. Salah satunya pada pertengahan Februari 2022 lalu, di mana MF dibonceng oleh ibunya Sweetha. “Setelah itu tidak kelihatan lagi,” ujarnya.

Sundari melanjutkan, ia awalnya tidak mengetahui jika korban tewas dibunuh. Saat itu ada polisi yang datang ke rumah korban pada Selasa 15 Februari dan memperlihatkan foto korban.

Baca juga: Korban Trading Abal-Abal Fahrenheit di DIY Capai 20 Orang, Kerugian Rp30 Miliar  

Ia mengetahui korban meninggal dunia karena dibunuh setelah ada petugas kepolisian yang datang ke perumahan untuk menanyakan rumah korban. Petugas sempat memperlihatkan foto-foto pakaian korban dan dilihatnya memang sama dengan dipakai selama ini.

“Saya melihat kerudungnya memang mirip yang biasa dipakai Mbak Tata [Sweetha], saya merinding sembari berfikir semoga saja tidak waktu itu,” ucapnya.

Korban SK sehari-hari bekerja sebagai tenaga kesehatan di salah satu RS di Sleman. Profesi sesuai kompetensinya sebagai bidan. Akan tetapi sejak pandemi Covid-19 kemudian diperbantukan sebagai tenaga vaksinator. “Sepengetahuan orang-orang memang beliau itu tenaga kesehatan,” katanya.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng Kombespol Djuhandani Raharjo Puro menjelaskan tersangka ditangkap saat berusaha membuat alibi melaporkan kehilangan pacar dan anaknya di Mapolda Jateng. Setelah dilakukan pemeriksaan, penyidik menemukan bahwa tersangka membuang anak dari korban lebih dahulu yaitu MF setelah dibunuh.

“Setelah dilakukan pemeriksaan penyidik, didapatkan temuan baru bahwa yang dibuang dahulu adalah anak dari korban Sweeta. Ceritanya karena mempunyai anak ada kesibukan kerja, lalu dititipkan kepada tersangka yaitu mulai Februari 2022,” katanya.

Kemudian selama dalam penguasaan ikut tersangka, korban atas nama MF sering dianiaya tidak diberikan makan. Setelah itu tersangka mendapati korban meninggal, kemudian dibuang. Adapun cara pembuangan di tol dilakukan dengan lebih dahulu melihat situasi di lapangan melalui Google Map di seputaran km 426 jauh dari pemukiman.

“Dia [tersangka] memilih ke situ [membuangnya] itu terjadi pada 20 Februari 2022. Kemudian karena saudara Sweeta terus mendesak ingin melihat anaknya berjanji bertemu di Semarang pada 7 Maret mereka bertemu, korban diajak ke hotel, karena terus ditanya anaknya, tersangka menghabisi korban,” katanya.

Setelah korban dibunuh, korban Sweeta dimasukkan dalam sarung diikatkan kaki lalu dinaikkan mobil dibawa ke KM 426 untuk dibuang. “Tersangka memilih tempat itu karena korban pertama tidak diketahui, berharap kedua juga aman,” ujar Djuhandani.

Mantan Wadireskrimum Polda DIY ini menambahkan dari kejadian diketahui motif tersangka melakukan pembunuhan karena merasa cemburu, saat korban waktu ketemu di Semarang, korban sempat melambaikan tangan kepada seorang pria. “Tersangka sempat menanyakan siapa itu. Motifnya korban cemburu dibandingkan dengan laki-laki lain. Kemudian motif selanjutnya karena tersangka didesak ditanya keberadaan anaknya [yang sudah dibunuh],” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pembangunan Rusun ASN di IKN Capai 40 Persen

News
| Sabtu, 27 April 2024, 05:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement