Advertisement

Ini Tiga Masalah Air di Jogja yang Butuh Solusi

Daffa Firdaus Najati/ST20
Selasa, 22 Maret 2022 - 17:52 WIB
Budi Cahyana
Ini Tiga Masalah Air di Jogja yang Butuh Solusi Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Yogyakarta Halik Sandera (kiri) dalam webinar dengan tema Menjaga Air Tanah agar Bumi Tetap Berkah pada Selasa (22/3/2022). - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Ada tiga persoalan air bersih di Jogja yang butuh penanganan karena persediaan air bersih berkurang dari tahun ke tahun.

BACA JUGA: Sirkuit Balap Motor Gunungkidul Akan Dibangun di Kawasan Sport Center

Advertisement

Tiga persoalan tersebut adalah berkurangnya sumber air di sekitar Gunung Merapi, karst di Gunungkidul yang tidak berfungsi maksimal, dan ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan yang tidak memadai.

Tiga masalah itu diungkapkan dalam webinar dengan tema Menjaga Air Tanah agar Bumi Tetap Berkah pada Selasa (22/3/2022). Webinar digelar Harian Jogja pada Hari Air Sedunia yang diperingati tiap 22 Maret.

Webinar menghadirkan pembicara General Manager Royal Ambarrukmo Yogyakarta (RAY) Herman Courbois, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Yogyakarta Halik Sandera, dan Ketua Komunitas Sekolah Air Hujan Banyu Bening Sri Wahyuningsih.

Hari Air Sedunia diperingati sebagai bentuk kesadaran dan upaya mencegah krisis air global di masa depan.

Halik Sandera mengatakan terdapat tiga masalah besar dalam penyediaan air di Jogja. Pertama adalah vegetasi Gunung Merapi yang secara alami terdampak erupsi sehingga berkurang. Selain itu, marak penambangan pasir di kawasan hulu. Kedua hal tersebut menyebabkan terganggunya pengisian air tanah.

BACA JUGA: Pria Asal Kota Jogja Ditangkap Saat Curi Hijab & Bra di Bantul

Persoalan kedua adalah terganggunya kawasan karst di Gunungkidul yang berfungsi sebagai serapan. Karst yang terus ditambang mengakibatkan sungai bawah tanah di Gunungkidul terganggu dan debit airnya terus menurun. Persoalan ketiga adalah ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan yang tidak sampai 20%. Kurangnya ketersediaan ruang terbuka hijau bisa menyebabkan banjir saat hujan.

“Tiga persoalan tersebut membuat masa depan air tanah dan muncul potensi banjir di mana-mana” ucap Halik.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

ASN Akan Dipindah ke Ibu Kota Nusantara Secara Bertahap hingga 2029, Ini Prioritasnya

News
| Jum'at, 19 April 2024, 19:17 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement