Advertisement

Promo November

Mahasiswa UNY Campur Limbah Lele dan Kotoran Ayam agar Baik untuk Tabulampot

Lajeng Padmaratri
Selasa, 22 Maret 2022 - 20:17 WIB
Budi Cahyana
Mahasiswa UNY Campur Limbah Lele dan Kotoran Ayam agar Baik untuk Tabulampot Ilustrasi lele - Dok.

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Tren tanaman buah dalam pot atau tabulampot terus meningkat. Mahasiswa UNY membuat pupuk yang terbuat dari bahan alami, sehingga lebih ramah lingkungan dan tidak menimbulkan efek negatif jangka panjang bagi tabulampot.

BACA JUGA: Begini Kronologi Pria Jogja Curi Pakaian Dalam Wanita untuk Diciumi Baunya

Advertisement

Inovasi ini dilakukan tiga mahasiswa UNY, yaitu Irfan Aldi Fitrian, Annisa Kusumawati, Ahmad Sauki Al Zamani, dan Shibghotulloh Umar Rosyadi. Karya ini berhasil meraih dana Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan.

Para mahasiswa melirik potensi pupuk alami dari budidaya lele dan kotoran ayam. Mereka kemudian membuat pupuk bernama Mbah Eka yang berasal dari limbah budidaya lele dan limbah kotoran ayam kering.

“Air limbah budidaya lele sistem bioflok dapat diolah menjadi pupuk organik, khususnya pupuk organik cair,” kata Irfan pada Selasa (22/3/2022).

Menurutnya, air limbah budi daya lele sistem bioflok mengandung akumulasi residu organik yang berasal dari sisa pakan, kotoran lele, partikel-partikel pakan serta bakteri dan alga.

Sayangnya, potensi air limbah budi daya lele tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Bahkan pembudi daya lele masih sering membuang begitu saja air limbah tersebut di sekitar permukiman. Air hasil budi daya sistem bioflok mengandung banyak bahan organik khususnya kandungan nitrogen yang tinggi, yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk pada tanaman.

Annisa mengatakan kotoran ayam juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik bagi tanaman karena mengandung unsur nitrogen yang cukup tinggi, diikuti dengan kalium, serta fosfor.

“Jika dibandingkan dengan pupuk kandang lainnya, pupuk kompos dari kotoran ayam mempunyai kandungan hara yang tertinggi,” kata Annisa.

Hal tersebut karena bagian cair dan bagian padat dari feses ayam tercampur jadi satu sehingga unsur nitrogennya tiga kali lipat lebih banyak dari jenis pupuk lain.

BACA JUGA: Terbongkar! 6 Asrama Mahasiswa di DIY Menjadi Klaster Narkoba

Dua bahan tersebut kemudian diolah menjadi pupuk. Limbah lele dapat dapat diambil dari kolam sedangkan kotoran ayam bisa diambil dari penduduk.

“Pupuk yang kami kembangkan dari air limbah lele dan kotoran ayam, ditambahkan EM4 pertanian dan tetes tebu secukupnya. Campuran ini difermentasi selama 2-3 minggu dan siap dipasarkan untuk pupuk tabulampot,” imbuh Ahmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement